Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kematian Siswa SMP di Deli Serdang

'Anak Saya Bukan Pembunuh', Ibu dari Guru yang Hukum Siswa Squat Jump Sebut Selly Dijerumuskan

Silalahi, ibu Selli Winda Hutapea, guru yang menghukum Rindu Syahputra Sinaga membantah anaknya seorang pembunuh.

Editor: Muhammad Ridho
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Suasana ekshumasi makam Rindu Syahputra Sinaga, 14 tahun, siswa SMP Negeri I STM Hilir, Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara di Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Selasa (1/10/2024). Opung perempuan korban dan ibunya nampak sedih melihat makam Rindu dibongkar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Guru yang menghukum siswa SMP di Deli Serdang squat jump 100 kali kini terpojokkan setelah Rindu Syahputra Sinaga meninggal dunia.

Diketahui Rindu Syahputra Sinaga dipaksa melakukan squat jump sebanyak 100 kali oleh oknum guru honor agama Kristen pada Kamis (19/9/24).

Siswa SMP Negeri I STM Hilir, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, meninggal dunia setelah diduga dihukum squat jump oleh gurunya bernama Selli Winda Hutapea

Rindu Sinaga (14) meninggal dunia pada Kamis (26/9/2024), setelah menjalani perawatan selama seminggu atas sakit yang dirasakan usai dihukum squat jump 100 kali di sekolah oleh gurunya Selli Winda Hutapea.

Silalahi, ibu Selli Winda Hutapea, guru yang menghukum Rindu Syahputra Sinaga membantah anaknya seorang pembunuh.

 "Anakku terus bertahan. Katanya bahwa dia tidak melakukan, dia (anak saya) tidak membunuh!" kata Silalahi saat ditemui di kediamannya di Desa Negara Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (1/10/2024).

Silalahi menyebut Selly dijerumuskan sebagai dalang di balik meninggalnya Rindu.

"Saya bertahan terus (di sini). Kalau enggak dah ku bikinnya ntah ke mana anakku," ucapnya.

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci ini menyampaikan, Selly merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

Sudah 10 tahun, Silalahi menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya telah pergi meninggalkan keluarga Silalahi dan anak-anaknya. 

Adapun Selly yang kini bekerja sebagai guru honorer, membantu keuangan keluarga meski gajinya tak terlalu besar.

"Gajinya honorer Rp 500.000, dibayar empat bulan sekali. Iya, (sekarang Selly) berhenti udah (dari) sekolah, gara-gara gini. Sakit kurasa," ungkapnya.

"Tolong jangan ganggu keluarga saya. Tak ada kasihan lihat kami. Jangan ganggu anak saya bikin kek gitu. Kalau tidak mau dididik anaknya, enggak usah sekolah kan," tutupnya.

Silalahi mengatakan, hari ini Selly sedang tidak di rumah karena sejak pagi pergi bersama pihak sekolah.

Sebelumnya diberitakan, Selly menghukum Rindu dan beberapa siswa lainnya 100 kali squat jump karena tidak mengerjakan tugas.

Saat pulang, Rindu merasakan sakit di kakinya.

Beberapa hari sakit dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit, Rindu meninggal pada 26 September 2024.

Adapun Selly telah dinonaktifkan dari proses mengajar.

Sakit Tifus

Kepala Polresta Deli Serdang Kombes Raphael Sandhy Cahya Priambodo mengatakan Rindu ternyata menderita tipus sebelum meninggal dunia setelah dihukum squat jump.

 Hal ini terungkap dari resume medis yang diterbitkan oleh dokter di Rumah Sakit Umum (RSU) Sembiring.

"Dari dokter rumah sakit mengatakan dia (Rindu) tipus makanya sampai akhirnya meninggal," kata dia saat diwawancarai di Desa Negara Beringin, Deli Serdang, pada Selasa (1/10/2024).

Ia mengatakan riwayat medis dari rumah sakit adalah bentuk dari visum luar.

Selain polisi juga memanggil Guru SW untuk diminta keterangan. 

Hingga saat ini, sudah ada sembilan saksi yang diperiksa untuk mengungkap penyebab kematian Rindu, termasuk pihak sekolah, keluarga korban, dan lainnya.

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved