Menggali Jejak Sejarah Orang Kaya Raja Negara, Gelar Kepercayaan dari Kesultanan Melayu

Rumah Orang Kaya Raja Negara berada Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Bengkalis menyimpan banyak peninggalan sejarah di masa Kesultanan Melayu.

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: M Iqbal
istimewa
Rumah Orang Kaya Raja Negara di Desa Bukit Batu, Bengkalis, Riau. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Rumah Orang Kaya Raja Negara berada Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Bengkalis menyimpan banyak peninggalan sejarah di masa Kesultanan Melayu. Tentunya ini menjadi potensi wisata budaya dan sejarah yang bisa digembangkan di Bengkalis.


Untuk mengenal siapa orang kaya raja negara ini masih perlu penelusuran lebih serius lagi dilakukan, bagaimana perannya dimasa kerajaan Melayu hingga sampai di Desa Bukit Batu Bengkalis. 


Jejak jejak ini masih ditelusuri oleh peneliti sejarah termasuk lembaga Hosihalan Science Explorer (HSE) yang sudah melakukan penelusuran beberapa tahun belakangan.


Ketua Tim Peneliti dari HSE di Bukit Batu Sarwani berhasil mengali jejak sejarah orang kaya raja negara. Penelusuran mereka orang kaya raja negara bukanlah sosok satu orang. Melainkan jabatan kepercayaan yang diberikan Kesultanan Melayu yang sempat berjaya di pesisir Selat Melaka. 


Menurut dia, Orang Kaya Raja Negara sebenarnya jabatan pemimpin dari beberapa suku laut yang mendiami Kepulauan Riau dan Singapur. Mereka memiliki peran penting dan setia kepada Kesultanan Melayu sejak zaman Kesultanan Melaka, Johor hingga Kesultanan Siak Sri Indrapura. 


"Kita masih lakukan kajian orang kaya raja negara ini,dari data dan informasi kita dapat orang kaya raja negara ini merupakan pendukung setia dari Raja Siak Sri Indrapura. Mereka merupakan pemimpin dari sembilan suku laut yang ada di Kepulauan Riau dan Singapur," cerita Sarwani.


Jabatan Orang Kaya Raja Negara ini dijabat tidak satu orang, tetapi diwarisi sejarah turun temurun pada masa kesultanan Melayu saat itu," ungkapnya. 


Kekuasaanya jauh lebih besar dari Datuk Laksmana Raja Dilaut, karena keberadaannya juga sebelum Datuk Laksmana ada sudah dipercaya perannya oleh Kerajaan Melaka, Johor dan Siak Sri Indrapura. 


Namun sampai saat ini yang baru terdeteksi secara detail oleh peneliti HSE baru tiga turunan ke atas. Yakni turunan terakhir Muhammad Zein, sebelumnya Muhammad Husien dan Muhammad Amin. 


Tiga sosok ini diketahui saat sudah berkuasa dan bertempat di Desa Bukit Batu. Sementara generasi sebelumnya bertempat di Singapur dan Kepulauan Riau. 


"Dari kajian kami Orang Kaya Raja Negara ini yang sudah terdeteksi jelas, yakni tiga keturunan terakhir ini, kalau yang diatasnya lagi, saat mereka masih tinggal di Singapura dan Kepulauan Riau masih kita telusuri. Sebenarnya hasil penelusuran kita di Kepulauan Riau sudah nampak garisnya namun belum bisa kita publis," terangnya.


Tiga generasi Orang Kaya Raja Negara yang sudah terdeteksi oleh pihak HSE diantaranya Muhammad Amin yang memimpin sembilan suku laut Kepri dan Singapur perkiraan memerintah hingga pada tahun 1890an. Kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Husen terakhir memerintah hingga tahun 1930an dan dilanjutkan Muhammad Zein yang memerintah sembilan suku laut hingga Indonesia Merdeka. 


"Jadi yang masih kita telusuri keturunan di atas Muhammad Amin yaitu ayah dari Muhammad Amin yang juga bergelar orang kaya Raja Negara, kita masih menelusuri dimana lokasi pemerintahan sebelum di Bukit Batu dan dimana Makamnya, hingga saat Orang Kaya Raja Negara ini tinggal di wilayah Singapur," terang Sarwani


Satu diantara peran penting orang kaya negara ini dalam kesultanan Melayu yakni peranannya menyelamatkan keturunan Sultan Johor yakni Raja Kecik yang sempat dilarikan ke kerajaan Pagaruyung Sumatera Barat. Kemudian saat Raja Kecik ingin mengambil kembali tahta kesultanan Johor, orang kaya raja negara inilah satu diantara pendukung Raja Kecik. 


"Gerbang pertahanan kesultanan Johor saat itu berada tepat di depan Singapur, perang kunci untuk membuka akses Raja Kecik masuk ke kesultanan Johor saat itu dipimpin langsung orang kaya negara bersama dengan pengikutnya. Sehingga Raja Kecik bisa masuk ke Sungai Johor untuk melakukan penyerangan, kalau tidak ada mereka belum tentu Raja Kecik bisa masuk ke sana dan mengambil alih tahtanya" terang Sarwani.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved