Berita Viral
UPDATE Pemerkosaan dan Pembunuhan Siswi di Banyuwangi: 11 Saksi Diperiksa, Tim Khusus Diterjunkan
Namun, yang mengejutkan, korban tidak mengenakan celana, serta beberapa kancing bajunya ditemukan tercecer di sekitar lokasi kejadian.
"Korban langsung dibawa ke klinik usai ditemukan, namun dinyatakan meninggal dunia," katanya.
Menurut Iptu Yaman Adinata, hasil pemeriksaan luar menunjukkan, kuat dugaan korban mengalami kekerasan seksual dan penganiayaan.
"Tapi kami belum bisa memastikan. Masih menunggu hasil autopsi," ujarnya.
Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke RSUD Genteng Banyuwangi untuk diautopsi.
Proses autopsi akan dilakukan oleh dokter dari Jember.
Iptu Yaman Adinata menjelaskan, kasus ini tengah ditangani oleh Polresta Banyuwangi.
Siswi kelas I SD di Banyuwangi tewas usai ditemukan bersimbah darah di kebun, perhiasannya hilang, dan diduga sempat diperkosa pelaku.
Dikenal Anak Berprestasi
CNA, anak berusia 7 tahun yang tewas diduga dirudapaksa dan dianiaya di Kabupaten Banyuwangi, dikenal sebagai sosok yang rajin dan berprestasi.
"Korban ini dikenal anak yang ceria, cerdas, dan hadirnya di sekolah selalu paling awal, paling tertib," kata Kepala MI Babur Rohman Heru Prayitno, Kamis (14/11/2024).
CNA masuk ke sekolah tersebut awal tahun ajaran baru lalu, tepatnya pada Juli 2024.
Selama sekitar lima bulan bersekolah, korban dikenal baik dan tak pernah memiliki masalah dengan siapapun.
Di kelas, CNA berteman dengan 13 siswa lain.
Dibanding kebanyakan teman sekelasnya, kata Heru, CNA tergolong memiliki kemampuan akademik yang baik.
Heru mengaku tak menyangka tragedi memilukan ini terjadi pada salah satu siswanya.
Ia turut berduka cita dan berharap polisi mampu mengungkap secara tuntas kasus tersebut.
Sebagai ungkapan bela sungkawa, pihak sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar selama sehari pada Kamis (14/11/2024).
Para guru dan staff sekolah diminta ke rumah duka untuk membantu memulihkan trauma yang dialami keluarga korban.
Meninggalnya DCN Siswi kelas 1 MI jadi duka mendalam bagi orang tua dan keluarganya.
Melansir dari Tribunjatim.com, Kamis (14/11/2024), kakek DCNA, Sutrisno, mengenang cucunya sebagai anak yang sopan dan mandiri.
Meski baru berusia 7 tahun, bocah itu sudah terbiasa mencuci baju sendiri.
Bahkan sering membantu sang ibu memasang jemuran di teras rumah.
Selain itu, DCNA juga anak penyayang keluarga.
Sehari sebelum tewas, ia menuliskan nama anggota keluarganya di dinding rumah bagian depan dengan menggunakan spedol.
"Saya juga sering dibikinkan kopi. Anak itu tidak pernah nakal. Tidak pernah aneh-aneh. Tiap hari dia main di rumah bersama kakaknya. Kalau sudah waktunya pulang sekolah, ya pulang. Tidak pernah mampir-mampir," terang Sutrisno, di rumah duka, Kamis (14/11/2024).
Oleh karena itu, ibu dan ayah DCNA gelisah saat anaknya tak kunjung ke rumah meski waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, Rabu lalu.
Jam pulang sekolah untuk kelas I, yakni pukul 10.00 WIB. Biasanya paling lambat, bocah itu akan tiba di rumah sekitar setengah jam kemudian.
Ia menaiki sepeda menempuh jarak sekitar 1 kilometer (km) melewati jalan perkebunan.
Tak kunjung pulangnya DCNA membuat sang ibu, Siti Aningsih, langsung mengontak wali kelas.
Wali kelas yang menyebut bahwa DCNA telah pulang pada jam seperti biasanya membuat sang ibu terkejut.
Ia langsung mengajak suaminya, Ahmad Doni Nur, untuk mencari keberadaan anak.
"Saya di kebun di dihubungi juga. Langung saya ke sekolahnya. Karena tidak ada, saya langsung mencari ke jalan utama," terang Sutrisno.
Sementara sang ibu dan beberapa guru menyusuri jalur pulang DCNA.
Tanpa di sangka, mereka melihat sepedanya di sungai kecil yang jaraknya sekitar 150 meter dari rumah mereka.
Setelah menyusuri area sekitar, DCNA ditemukan dalam kondisi terlentang dengan kepala belakang berlumur darah. Ia tergeletak di tepian tanah.
Meski berpakaian lengkap, celana dalamnya melorot dan acak-acakan.
Tubuh korban langsung dilarikan ke klinik terdekat. Namun, kondisinya tak tertolong. Ia dinyatakan telah tewas. Jenazah bocah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Genteng untuk otopsi pada Kamis ini.
Kematian DCNA yang tragis membuat keluarga nelangsa. Sehari setelah kejadian, kedua orang tuanya masih amat nelangsa.
Mereka belum bisa diajak komunikasi dan memilih untuk berdiam dari kamar.
"Saya merasa, kok bisa begitu sadisnya (pembunuhnya)," kata Sutrisno.
Pihak keluarga berharap, pelaku pembunuhan bisa segera terungkap dan tertangkap.
Sutrisno menyadari, dalam hukum yang berlaku, nyawa tak selalu bisa dibalas dengan nyawa.
"Tapi setidaknya pelaku diproses hukum. Kami mengharap kebijaksanaan bapak aparat, supaya kami bisa mendapat sedikit keadilan," katanya.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)
Penyebab Wanita di Bireuen Gugat Pemkab Rp 1 Miliar, Gagal Nikah Gegara Puskesmas Nyatakan Hamil |
![]() |
---|
Kakek di Sukabumi Nekat Duel Lawan King Kobra, Sempat Tancapkan Ular Itu ke Kayu Sebelum Meninggal |
![]() |
---|
FAKTA-FAKTA Pria Tembak Pesepeda Motor di Sumsel: Pelaku Teman Korban, Perkara Hutang Rp 100 Ribu |
![]() |
---|
Polisi Salah Tangkap? Muncul Ancaman Baru Hacker Ngaku Bjorka Asli, Ancam Retas BGN |
![]() |
---|
Pria di Sulsel Nikahi 2 Wanita Sekaligus, Terbongkar Kisah Cinta Rusli, Warni, dan Kasma |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.