Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Golkar Riau Tumbang di Pilkada

Syamsuar Legowo Diserang Pasca Gagal di Pilgub Riau dan Pilkada, Kader Golkar Turun Tangan Membela

Ketua DPD Golkar Riau Syamsuar banyak menerima serangan pasca kekalahan di Pilgub Riau dan Pilkada 2024. Kader turun tangan membela.

|
Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com
Ketua DPD Golkar Riau Syamsuar banyak menerima serangan pasca kekalahan di Pilgub Riau dan Pilkada 2024. 

Menurutnya tidak bisa kegagalan Pilkada dijadikan sebagai tolak ukur kegagalan Syamsuar.

"Di seluruh Indonesia hanya ada 4 Provinsi yang dimenangkan Golkar di Pilkada Gubernur. Hanya di 1 Provinsi kader murni menang Pilkada Gubernur (Kepri)," ujar Ridwan Gindo.

Kalau hanya alasan kekalahan Pilkada menurut Ridwan Gindo, yang jadi tolak ukur maka menurutnya tidak usah dibahas lagi, karena ini berlaku se-Indonesia.

"Catatan lain adalah Golkar terakhir majukan kadernya untuk Presiden adalah Wiranto pada tahun 2004. Setelah itu jangankan untuk jadi Presiden/Wapres,untuk menjadi ‘capres/cawapres’ saja Golkar gagal total," ujar Ridwan Gindo.

Menurut Ridwan perlu faktor lain selain gagal di Pilkada untuk menyatakan Syamsuar gagal sebagai ketua Partai Golkar.

"Perolehan suara Golkar di Pileg DPRD Provinsi adalah tertinggi, jauh diatas PDI P. Namun kalah di pembagian kursi," ujar Ridwan.

Berikutnya di Pileg DPR RI, sukses besar dengan suara tertinggi dan dapat 3 kursi, naik dari sebelumnya.

Baca juga: Beredar Nama-nama Calon Pengganti Syamsuar Jadi Ketua DPD Golkar Riau

Baca juga: Bapaknya Kalah di Pilkada, Posisi Ketua Fraksi Termuda Golkar Nalladia Ayu di DPRD Riau Ikut Goyang?

"Partai Golkar Riau di rangking 7 (22,7 persen) jauh diatas rata-rata nasional yang hanya 15,3 persen, sementara di 2019, hanya rangking 22 dan hanya meraih 12 persen sama dengan rata-rata nasional," ujar Ridwan.

Sementara itu, kekalahan di Pilkada Kabupaten kota juga lanjut Ridwan, harus dicermati dengan teliti. Karena sebagian Cakada adalah bukan rekomendasi dari DPD I.

"Para Cakada punya jalur sendiri di DPP Partai Golkar hingga bisa dapat rekomendasi. Ada rumor para Cakada memanfaatkan (memainkan) hasil survey elektabilitas, sehingga jadi tinggi untuk dapat rekomendasi," jelasnya. 

Pilkada serentak juga menurut Ridwan membuat koordinasi dengan DPD II tidak dapat sepenuhnya karena berbeda parpol pendukung. Sehingga mesin partai nyaris mati. 

"Belum lagi perolehan suara Pileg tidak tercermin di Pilgub. Mari cerdas dan melihat secara luas bahwa Pilkada tahun ini ada peristiwa anomali, se-Indonesia. Apakah Syamsuar ada kelemahan dalam jalankan roda kepengurusan Golkar Riau ? Ada, tapi beda kamar untuk bahas itu," tegas Ridwan.

(Tribunpekanbaru.com)
 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved