Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak

Peternak di Desa Kijang Rejo Kampar Panik, Banyak Sapi Terinfeksi PMK, Kondisinya Kurus dan Lemas

Sejak beberapa hari belakangan ini sapi ternak di Desa Kijang Rejo, Kabupaten Kampar banyak yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Theo Rizky
Istimewa
Sapi ternak di Desa Kijang Rejo, Kabupaten Kampar banyak yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Warga Desa Kijang Rejo, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar mulai khawatir akan keselamatan hewan ternaknya. 

Sebab sejak beberapa hari belakangan ini sapi mereka banyak yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Suharsono, Warga Desa Kijang Rejo, Kecamatan Tapung, Kampar mengungkapkan, kondisi sapinya sejak beberapa hari terakhir ini terlihat mulai lemas dan mengalami demam tinggi.

Selain itu pada bagian mulut dan kukunya juga terlihat luka.

"Mulutnya berair dan di sela-sela kuku itu luka-luka semua, seperti mau copot kukunya," katanya, Selasa (28/1/2025).

Akibat luka di bagian mulutnya tersebut. kata Sono, menyebabkan sapinya menjadi kesulitan makan dan minum.

Sehingga nafsu makan menjadi berkurang dan kondisi sapinya terlihat kurus.

"Air liurnya keluar terus, karena luka di mulut jadi sulit menelan," ujarnya.

Tidak hanya itu, akibat luka yang ada di bagian sela kukunya, juga menyebabkan sapinya kesulitan berjalan atau pincang.

Kondisi ini jelas mengganggu gerakan kaki.

"Kasian lihatnya, berat badannya turun, sapi nya lemas dan tidak aktif. Biasanya lincah, sekarang lemas aja bawaanya," ujarnya.

Sono mengungkapkan, sapinya memang selama ini dilepas liarkan di perkebunan sawit.

Ada ratusan ekor sapi yang dilepas liarkan di wilayah tersebut.

Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan penyebaran PMK menjadi lebih cepat.

Sebab penyakit ini sangat mudah menular.

"Kami berharap dinas terkait bisa membantu kami, minimal sapi-sapi kami ini divaksin," katanya.

Baca juga: Waspada! Wabah PMK di Riau Merebak di 5 Kabupaten, Kasus Terbanyak di Wilayah Ini

Baca juga: Riau Dapat Bantuan 30 Ribu Dosis Vaksin PMK dari Pemerintah Pusat, Dikirim Bulan Depan

Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau mengaku sudah mendapatkan laporan.

Pihaknya sudah melaporkan temuan tersebut ke iSIKHNAS, salah satu sistem pengumpulan informasi elektronik kesehatan hewan di lapangan.

"Benar (laporan kasus PMK), itu di wilayah Tapung dan sudah kita laporkan ke iSIKHNAS," ujar Kabid Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, drh Faralinda Sari, Selasa (28/1/2025).

Hingga akhir Januari 2025 ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau mencatat kasus PMK di Riau sudah menyebar di lima daerah.

Di antaranya adalah Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kampar, Kuansing dan Bengkalis.

"Hingga saat ini total kasus PMK di Riau sudah mencapai 59 kasus yang tersebar di lima kabupaten dan Indragiri Hulu menjadi daerah dengan kasus paling banyak," kata drh Fara.

Fara mengungkapkan, kasus PMK di Riau paling banyak ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu dengan jumlah kasus PMK mencapai 26 kasus.

Kemudian di Indragiri Hilir ada 18 kasus. Sedangkan di Kampar, Kuansing dan Bengkalis masing-masing ditemukan ada 5 kasus PMK.

Pihaknya mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang rentan menyerang hewan ternak.

Sebab musim hujan yang disertai banjir yang terjadi di Riau saat ini membawa ancaman serius bagi peternakan. cuaca ekstrem seperti hujan dan banjir meningkatkan risiko penyebaran PMK.

Selain PMK, penyakit lain seperti Septicaemia Epizootica atau yang dikenal sebagai sapi ngorok, serta penyakit Jembrana juga menjadi ancaman serius. Ketiga penyakit ini berpotensi meluas akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

Pihaknya saat ini tengah menggalakkan berbagai langkah preventif.

Salah satunya adalah vaksinasi hewan ternak, termasuk pemberian ring vaksinasi dalam radius 3 kilometer dari titik kasus.

Proses vaksinasi ini dimulai dari desa yang masih bebas dari kasus, dengan prioritas pada sapi dan kerbau.

Hingga saat ini Dinas PKH Riau sudah mendistribusikan vaksin PMK sebanyak 4.100 dosis kelima kabupaten/kota di Riau.

"Vaksin tahap 1 yang sudah kami diterima sebanyak 4.600 dosis dan itu sudah selesai kami distribusikan," kata Fara.

Selain itu, pemerintah pusat juga akan mengirimkan bantuan vaksin PMK ke Riau .

Jika tidak ada aral melintang, bantuan vaksin PMK dari pemerintah pusat tersebut akan dikirim ke Riau pada Februari mendatang.

"Iya, informasi nya bulan depan, ada 13 ribuan dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat akan dikirim ke Riau," ujarnya.

Tahun ini Riau mendapat alokasi vaksin PMK sebanyak 53.600 dosis.

Namun, jadwal pengirimannya akan dilaksanakan bertahan. Untuk yang pertama ini, pemerintah pusat akan mengirimkan 30 ribu dosis lebih vaksin PMK.

Diharapkan bantuan vaksin ini bisa dikirim ke Riau sesuai jadwal.

Sebab saat ini pihaknya memang sangat membutuhkan vaksin untuk menanggulangi penyebaran penyakit mulut dan kuku yang saat ini tengah merebak di Riau.

Selain itu, vaksinasi juga direncanakan berlangsung dalam dua gelombang Januari-Maret dan Juli-September 2025, sejalan dengan program Bulan Vaksinasi PMK.

"Dinas juga memperketat pengawasan lalu lintas hewan, produk hewan, serta media pembawa penyakit lainnya di pos pemeriksaan. Kami melibatkan kepolisian, TNI, Badan Karantina Indonesia, Dinas Perhubungan, dan asosiasi peternak untuk memperkuat langkah ini," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved