Kecelakaan Laut di Inhil

Lara Umi Kalsum Kehilangan Tulang Punggung Keluarga, Minta Keadilan Soal Laka Laut di Inhil Riau

Tidak ada lagi tulang punggung keluarga yang menghidupi Umi Kalsum dan empat orang anaknya setelah sang suami Bastian meninggal dunia.

|
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/T Muhammad Fadhli
MINTA KEADILAN - Keluarga korban laka laut di Seberang Tembilahan, Inhil, Riau. Umi Kalsum (kir) pada Kamis (30/1/2025) meminta keadilan pada pihak berwajib untuk mengungkap misteri penyebab Laka laut di Seberang Tembilahan yang terjadi pada Minggu (26/1/2025) pagi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Tidak ada lagi tulang punggung keluarga yang menghidupi Umi Kalsum dan empat orang anaknya setelah sang suami Bastian meninggal dunia.

Insiden kecelakaan laut (laka laut) di Sungai Indragiri Tembilahan telah merenggut nyawa Bastian (penambang pompong) dan seorang penumpang bernama Topo pada Minggu (26/1/2025) dini hari.

Umi Kalsum seperti masih belum bisa menerima begitu cepatnya sang suami pergi untuk selama-lamanya dengan cara yang begitu tragis.

Bastian dan Topo ditemukan warga mengapung di Perairan Sungai Indragiri Tembilahan dengan kondisi sudah meninggal dunia.

Pompong yang sehari-hari digunakan keduanya untuk mengangkut penumpang ditemukan hancur berkeping – keping, setelah di tabrak sesuatu yang sampai saat ini belum diketahui apa dan penyebabnya.

Baca juga: 2 Orang Meninggal dalam Kecelakaan Laut di Perairan Sungai Indragiri Tembilahan

Baca juga: 2 Tewas Lakalaut di Perairan Sungai Indragiri Riau, Diduga Pompong Ditabrak Speedboat Siluman

Umi Kalsum pun sangat terpukul dengan kejadian tersebut, apalagi sang suami meninggal dunia saat mencari nafkah untuk keluarganya.

“Almarhum bekerja sebagai penambang pompong untuk menghidupi keluarga. Saat ini kami masih dalam kebingungan dan kesedihan yang mendalam. Sementara bantuan yang diberikan, selain pihak kepolisian tidak ada lagi,” ujar Umi Kalsum saat ditemui awak media di rumahnya di Tembilahan Seberang.

Umi Kalsum semakin tidak bisa menahan kesedihannya saat mengenang sang suami, hari ini Kamis (30/1/2025) tepat 7 hari kepergian sang suami.

Namun hingga saat ini tidak ada kejelasan penyebab dari peristiwa ini, apa dan siapa pelaku yang menghantam pompong hingga hancur dan 2 korban meninggal dunia di tempat.

“Pompong hancur dan identitas pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut masih belum diketahui. Kami mohon agar pihak berwajib segera menyelidiki dan menemukan pelakunya,” pungkas Umi Kalsum berlinang air mata belum bisa menerima kenyataan ini.

Sementara itu korban lainnya yaitu Topo juga merupakan tulang punggung keluarga yang dikenal sebagai sosok anak berbakti yang menghidupi ibunya yang sudah lanjut usia, adik-adik dan para keponakannya.

Keluarga Topo juga menuntut agar pihak berwenang yaitu kepolisisn segera mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini demi memberikan keadilan bagi para korban.

“Kami keluarga korban yang sangat bergantung pada mereka. Kami sangat kehilangan, semoga penyebab kecelakaan dan pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini cepat bisa terungkap,” ujar Rika salah satu keluarga Topo dengan penuh haru mendalam.

Penyebab pasti laka laut terjadi di perairan wilayah seberang Tembilahan ini masih menjadi misteri dan belum diketahui apa yang menyebabkan pompong korban hancur.

Bastian (31) yang saat itu dalam perjalanan menyeberangi perairan menuju seberang Tembilahan bersama Topo (37) ditemukan meninggal dunia di tempat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved