Pelantikan Gubernur Riau

Profil Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Abdul Wahid - SF Hariyanto, Sama-sama Mulai Karir dari Bawah

Pada Kamis 20 Februari 2025, Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Abdul Wahid dan SF Hariyanto akan dilantik oleh Presiden Prabowo.

Editor: Ariestia
Foto/Tim Bermarwah/Tribunpekanbaru.com
PELANTIKAN - Pada Kamis 20 Februari 2025, Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Abdul Wahid dan SF Hariyanto akan dilantik oleh Presiden Prabowo. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pada Kamis 20 Februari 2025, Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Abdul Wahid dan SF Hariyanto akan dilantik oleh Presiden Prabowo.

Keduanya berhasil memenangkan pemilihan gubernur atau Pilgub Riau 2024.

Hasil pleno KPU mengumumkan bahwa pasangan Abdul Wahid - SF Hariyanto berhasil mendapatkan 1.224.193 suara.

Disusul pasangan M. Nasir - HM Wardan yang memperoleh 877.511 suara.

Sedangkan paslon nomor urut 3 Syamsuar-Mawardi Muhammad Saleh hanya memperoleh 661.297 suara. 

Saat ini, Abdul Wahid dan SF Hariyanto telah berada di Jakarta untuk mengikuti rangkaian kegiatan jelang pelantikan tersebut.

Sebagai pemimpin Riau lima tahun ke depan, profil Abdul Wahid dan SF hariyanto menjadi sorotan.

Ternyata keduanya bukanlah ujug-ujug menjadi tokoh politik ternama di Bumi Lancang Kuning.

Baca juga: 12 Kepala Daerah di Riau Bakal Retret di Akademi Militer Setelah Dilantik Prabowo, Kecuali Siak

Ada proses dan perjuangan yang dilalui, hingga menang di pemilihan gubernur atau Pilgub Riau 2024.

Bahkan keduanya memulai karir dari bawah.

Abdul Wahid sang Gubernur Riau Terpilih ternyata pernah menjadi kuli bangunan.

Sedangkan SF Hariyanto, Wakil Gubernur Riau Terpilih, pernah menjadi honorer.

Lantas bagaimana perjalan karirnya hingga menjadi orang nomor satu dan nomor dua di Riau?

Abdul Wahid

Kisah hidup dan profil Abdul Wahid bak roller coaster. Siapa yang menyangka dulu ia pernah jadi kuli bangunan.

Setelah jatuh bangun dalam meniti kerasnya kehidupan, kini Abdul Wahid bakal menjabat Gubernur Riau setelah dilantik Presiden Prabowo.

Belum lepas dari ingatan Wahid, sekitar 34 tahun yang lalu, ayahnya berwasiat sebelum wafat.

Kala itu usia Wahid belum genap 10 tahun, ia sudah menjadi yatim. 

Pesan almarhum ayahnya, bagaimana pun kehidupan selanjutnya, Wahid harus tetap sekolah.

Bersama ibunya, Wahid berjuang bertahan hidup dan memenuhi wasiat ayahandanya di Kampung Simbar, daerah pelosok Indragiri Hilir, Riau.

"Jangan pernah berhenti berjuang, itu disampaikan ayah kepada ibu dihadapan kami semua menjelang beliau pergi. Ayah juga berwasiat, agar anak-anak jangan sampai tidak bersekolah, itu menjadi pesan utama beliau. Pesan ayah tersebut, menjadi motivasi bagi ibu, begitu semangat bekerja tanpa kenal lelah demi kami," kata Wahid, saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru Syarief Dayan di Pekanbaru, Selasa (10/12/2024).

Diceritakan Wahid, bagi ibunya, biar kebun, ladang dan tanah yang dipunya, diganti menjadi investasi pendidikan, karena ibunya sadar, pendidikan adalah hal yang sangat penting.

"Bagi ibu kami, jika ada kebun, tapi anak-anak tidak lanjut sekolah, adalah hal yang sia-sia, maka dari itu, ibu rela mengganti investasi yg ada dengan pendidikan, karena pendidikan bagi ibu adalah investasi yang tak kalah pentingnya. Ketika anak-anak sekolah, mereka berhasil, akan jauh lebih banyak keuntungan yang didapatkan," ujar pria kelahiran 21 November 1980 ini.

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Sei Simbar tahun 1994, Wahid kemudian melanjutkan di MTs Sei Simbar dan tamat tahun 1997.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Ashhabul Yamin, Agam, Sumbar hingga 2000.

Ia juga sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Canduang, Kabupaten Agam, sebelum kemudian melanjutkan ke Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim dan tamat tahun 2004.

Saat kuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Wahid sejak awal semester sudah berupaya hidup mandiri.

Walau ibunya terus berjuang di kampung dan mengiriminya uang, namun Wahid sadar, di bawahnya masih ada 3 adiknya yang juga bersekolah.

"Kesulitan itu sering memunculkan kreativitas. Saya tidak mau berpangku tangan menunggu kiriman, sementara ibu saya susah di kampung, apalagi dibawah saya masih ada 3 adik saya. Saya melakukan berbagai pekerjaan, termasuk kuli bangunan," ujar Wahid. 

Saat itu Wahid selesai ujian semester 2 dan menjelang masuk ke semester 3. Karena tidak pulang kampung, ia mencari peluang untuk mendapatkan uang di Pekanbaru. Apalagi liburnya cukup panjang.

"Justru trigger saya jadi pengusaha itu adalah ketika sempat menjadi kuli bangunan. Saat itu ada pengerjaan pembangunan ruko di Panam Pekanbaru, tahun 2001. Di sana saya diajarkan mengaduk semen, merangkai besi, membuat mal gambar, dan saya dibayar Rp 50 ribu sehari. Hingga kemudian dari situ juga saya jadi paham memborong," imbuhnya.

Suami dari Henny Sasmita juga mengenang dulunya Ia juga sempat kepikiran untuk melanjutkan pendidikan di Yogyakarta.

Namun saat itu ibunya khawatir, jika nantinya pendidikannya di perguruan tinggi di sana terbengkalai karena ketidak cukupan keuangan.

Kemudian Wahid mengurungkan niatnya, namun ia tetap meyakini hal tersebut yang terbaik.

"Awalnya sempat punya keinginan melanjutkan kuliah di Yogyakarta, tapi ibu khawatir nanti tidak mampu. Akhirnya melanjutkan di Pekanbaru. Saya orangnya penurut terhadap ibu, apapun kata ibu saya pasti saya ikuti, karena saya yakin akan ada hikmah dibalik itu," tuturnya. 

Menurut Wahid, asal ada kemauan, maka tidak ada hal yang tidak mungkin, dan semuanya bisa diupayakan, yang terpenting adalah menjaga semangat dan fokus pada tujuan dan perlahan akan bisa meraih asa tersebut.

Pasangan calon gubernur Riau dan wakil gubernur Riau Abdul Wahid - SF Hariyanto berhasil menang dalam Pilgub Riau 2024, berdasarkan hasil rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi oleh KPU Riau.

Paslon nomor urut 1 Abdul Wahid - SF Hariyanto yang diusung PKB, PDIP, Nasdem dan PBB berhasil meraih suara terbanyak yakni 1.224.193 suara.

Kini putra dari Kampung Simbar, Indragiri Hilir tersebut selangkah lagi akan menjabat Gubernur Riau dalam usia yang masih muda, 44 tahun. 

SF Hariyanto

SF Hariyanto memiliki nama panjang Sofyan Franyata Hariyanto, namanya semakin menggema sebagai Calon Wakil Gubernur Riau terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, berpasangan dengan Calon Gubernur Riau terpilih, Abdul Wahid.

Pria kelahiran Pekanbaru 30 April 1965 memang bukan sosok yang asing lagi bagi masyarakat Riau.

Apalagi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

Ia menempuh pendidikan di SDN Teladan Pekanbaru tahun 1976, SMPN 5 Pekanbaru tahun 1982, SMAN 1 Pekanbaru tahun 1983, D3 APDN tahun 1988, S1 Teknik Sipil Universitas Islam Riau (UIR) tahun 1992, dan S2 Magister Teknik Sipil di Universitas Islam Indonesia tahun 2006.

SF Hariyanto merupakan seorang birokrat sejati yang mengawali karirnya dari paling bawah hingga pucuk pimpinan tertinggi di Riau.

SF Hariyanto memulai karirnya sebagai pegawai honorer sejak 1983-1987 lalu.

Selama 4 tahun SF Hariyanto meniti karir jadi honorer Dinas PU.

Setelah empat tahun mengabdi, SF Hariyanto lalu diangkat pegawai negeri sipil (PNS) pada 01 November 1987.

Saat itu ia diangkat dengan pangkat II/A atau Pengatur Muda.

Sejak diangkat menjadi PNS, karis SF Hariyanto di pemerintahan kian melejit. 

Ia menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi di Dinas PU pada 28 Februari 2005.

Tiga tahun kemudian SF naik jabatan dari Kepala Seksi Prasarana menjadi Kepala Sub di dinas yang sama.

Selanjutnya SF promosi menduduki jabatan sebagai Kepala Balai Laboratorium di Dinas PU.

Tidak butuh waktu lama, SF bergeser lagi menjadi Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU sejak 2008.

Dua tahun kemudian SF mengikuti assesment dan menjabat jadi Kepala Dinas PUPR Riau sejak 2010-2014.

Kemudian pada April 2014-April 2015 jabatan kepala dinas ditinggalkan dan SF menjadi Staf Ahli Gubernur di Bidang Infrastruktur.

Lalu, April 2015-September 2016 kembali menduduki Kadis Pendapatan Daerah Riau.

Setelah 1,5 tahun menjabat Kepala Dinas Pendapatan SF bergeser ke Kementerian PUPR menjadi Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri.

Sejak saat itu SF mulai berkarir di Kementerian hingga pangkat Pembina Utama Madya atau IV/d.

Di Kementerian Pekerjaan Umum pada Inspektur VI, Bidang Investigasi.

SF kemudian mengikuti seleksi untuk mengisi posisi sebagai Sekretaris Daerah Riau.

SF pun menduduki jabatan Sekda sejak 18 Agustus 2021 dan naik pangkat jadi Pembina Utama atau IV/e.

Selama 2,5 tahun menjabat Sekda, SF kini dilantik sebagai Pj Gubernur Riau.

Pelantikan SF dilakukan di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. SF Hariyanto tercatat sebagai Penjabat Gubernur Riau sejak 29 Februari 2024 hingga 14 Agustus 2024.

"Jadi saya ini mulai dari bawah, dari honorer, sampai menjadi Pj Gubernur, coba bayangkan, semua saya lewati dengan sabar dan penuh tanggungjawab," kata SF Hariyanto, Rabu (11/12/2024) lalu.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander).

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved