Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

FAKTA-FAKTA Jalur Pendakian Gunung Cartenz Papua yang Tewaskan Dua Pendaki: Medan Berat, Biaya Mahal

Namun bagi pendaki yang ingin menapakkan kakinya di Atap Indonesia, maka hal itu tidak bisa dilakukan sembarangan.

Dok.MAPALA UPN Veteran Yogyakarta
JALUR CARTENZ: Anggota Mapala UPN yang tergabung dalam tim Cartensz Journey 2015 dalam Pendakian Puncak Carstensz Pyramid (4.884 m dpl) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Puncak Jaya, yang dikenal juga sebagai Cartenz Pyramid di Papua, menjulang setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut.

Gunung yang ikonik ini menyandang berbagai gelar prestisius, termasuk titik tertinggi di Indonesia, puncak pulau tertinggi di dunia, dan salah satu dari Seven Summits.

Keistimewaan ini menjadikan Puncak Jaya sebagai daya tarik utama bagi para pendaki dari berbagai penjuru dunia.

 Namun, menaklukkan 'Atap Indonesia' ini bukanlah perkara mudah.

Setidaknya, ada dua faktor utama yang membuat pendakian ke gunung ini menjadi tantangan tersendiri: biaya yang sangat tinggi dan tingkat kesulitan yang ekstrem.

Biaya pendakian Cartensz Pyramid yang mahal

Biaya pendakian ke Cartensz Pyramid bahkan mencapai puluhan juta, tepatnya Rp 55 juta sampai Rp 65 juta per orang.

Alasan biaya pendakian ke sana mahal yang pertama adalah transportasi menuju Papua, lalu sewa pesawat ke Desa Sugapa, Kecamatan Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Alasan kedua adalah untuk biaya sewa porter. Satu orang rata-rata membutuhkan dua porter dengan tarif Rp 7-8 juta per porter untuk sekali jalan.

Baca juga: Dua Pendaki Perempuan Tewas di Puncak Gunung Cartenz Papua Tengah: Korban Alami Penyakit Ketinggian

Baca juga: Menguak Jumlah Utang Sritex hingga 10 Ribuan Karyawannya Kena PHK

Jalur pendakian yang sulit

Andai sudah mempunyai cukup uang, pendaki juga harus bersiap menghadapi jalur pendakian yang sulit.

Menurut Fandhi Achmad, pemilik sekaligus pemandu dari Patagonia Adventure Travel, tidak semua orang bisa mendaki Carstensz Pyramid. 

Ia menegaskan bahwa rute yang ditempuh tidak cocok bagi pemula karena membutuhkan teknik memanjat gunung yang baik. 

Bahkan, beberapa pendaki yang telah menaklukkan puncak Everest mengakui bahwa mendaki Carstensz bisa lebih sulit dibandingkan Everest sendiri.

Hal ini disebabkan oleh medan yang harus dilalui, termasuk tebing-tebing curam dan kondisi cuaca yang sering kali ekstrem.

Pendakian menuju Puncak Carstensz dimulai dari Lembah Kuning dan membutuhkan kemampuan memanjat untuk mencapai puncak.

Salah satu jalur yang sering digunakan adalah Jalur Sugapa, yang terkenal berat dan penuh tantangan. Curah hujan yang tinggi hampir setiap hari juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki.

Medan yang berat dan menguras mental

Sepanjang perjalanan, pendaki harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari hujan yang hampir selalu turun hingga jalur yang licin dan berbahaya.

Beberapa titik pendakian bahkan harus ditempuh dengan menyeberangi sungai tanpa menggunakan tali pengaman, yang tentu saja menguras mental dan fisik.

Leny Surya Martina, seorang pendaki dari Adventure & Rescue Team, Surveyor Indonesia, pernah mengalami sendiri betapa sulitnya pendakian ini.

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar adalah melewati tanah longsor yang baru saja terjadi, karena ada risiko longsor susulan yang dapat membahayakan nyawa pendaki.

Selain itu, jalur menuju New Zealand Pass yang memiliki kemiringan hingga 80 derajat juga menjadi tantangan tersendiri.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved