Tanoto Foundation Perkuat Pengasuhan Dini dan Literasi untuk Masa Depan Indonesia

Tanoto Foundation terus berupaya mendorong perbaikan sistem pendidikan melalui program-program yang berbasis data dan kolaborasi.

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
Foto/Tanoto Foundation
BUKA BERSAMA - Tanoto Foundation menggelar buka bersama bersama media di Hotel Swissbell SKA Pekanbaru, Rabu (12/3/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARUĀ -- Pendidikan berkualitas menjadi fondasi utama dalam mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Namun, berbagai tantangan masih dihadapi, terutama dalam pengasuhan anak usia dini dan peningkatan literasi serta numerasi. Untuk menjawab tantangan ini, Tanoto Foundation terus berupaya mendorong perbaikan sistem pendidikan melalui program-program yang berbasis data dan kolaborasi.


Dalam acara buka puasa bersama media di Hotel Swissbell SKA Pekanbaru pada Rabu (12/3), Tanoto Foundation menegaskan komitmennya dalam mendukung pendidikan di Indonesia. Salah satu fokus utama adalah peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini dengan memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya stimulasi sejak dini.


Dwi Wahyu Alfajar selaku Education System Assistance Facilitator Tanoto Foundation, menjelaskan bahwa usia 0-3 tahun merupakan periode emas dalam perkembangan anak. Pada masa ini, otak berkembang pesat, sehingga pengalaman yang diterima akan berdampak sepanjang hidup. "Kami mendorong pengasuhan positif dan responsif agar anak-anak mendapat stimulasi optimal dalam aspek psikomotorik, kognitif, linguistik, serta sosial-emosional," kata Fajar.


Sejalan dengan upaya tersebut, pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA) pada tahun 2024. Regulasi ini mengatur hak-hak ibu dan anak, termasuk dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Tanoto Foundation pun siap mengadvokasi kebijakan daerah agar UU KIA dapat diimplementasikan dengan maksimal, terutama dalam hal pengasuhan dan stimulasi dini.


Selain pengasuhan anak usia dini, Tanoto Foundation juga berfokus pada peningkatan literasi dan numerasi di Provinsi Riau. Edwin Yohannes selaku Education System Assistance Tanoto Foundation, menuturkan bahwa pendekatan berbasis data dan kolaborasi pemangku kepentingan menjadi kunci dalam meningkatkan hasil belajar siswa. "Kami berharap pendekatan ini dapat membantu sekolah-sekolah mitra untuk meningkatkan literasi dan numerasi secara signifikan," imbuhnya.


Pada tahun 2025, program peningkatan literasi dan numerasi akan dilakukan dalam dua bentuk intervensi. Pertama, pendampingan langsung kepada guru dan tenaga kependidikan melalui pelatihan berbasis proyek. Kedua, pendampingan teknis kepada pemerintah daerah dalam menyusun program peningkatan literasi numerasi berdasarkan analisis rapor pendidikan yang dirilis Kementerian Pendidikan.


Edwin menambahkan, pendampingan teknis juga mencakup pengembangan sistem monitoring bagi pengawas sekolah serta penyebarluasan program PINTAR di satuan pendidikan yang membutuhkan. "Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa peningkatan literasi dan numerasi dapat berjalan secara sistematis dan berkelanjutan," jelasnya.


Di Riau, Tanoto Foundation telah bermitra dengan pemerintah daerah di Pekanbaru, Dumai, Siak, Bengkalis, dan Kampar. Kerja sama ini mencakup penguatan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga perguruan tinggi. Selain di Riau, program serupa juga berjalan di Sumatra Utara, Jawa Tengah, dan Kalimantan.


Hingga tahun 2023, inisiatif Tanoto Foundation telah memberi manfaat bagi lebih dari 133 ribu orang tua dan 73 ribu anak usia dini, serta menjangkau lebih dari satu juta siswa sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia. Dengan berbagai program yang terus dikembangkan, Tanoto Foundation optimis bahwa pendidikan berkualitas dapat menjadi pilar utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved