Berita Viral

CERITA LENGKAP , Clairmont Laporkan Codeblue ke Polisi, Ungkap soal Permintaan Uang Rp 600 Juta

Beginilah cerita lengkap Clairmont yang akhirnya melaporkan Codeblue ke polisi. Sempat mengungkap permintaan uang Rp 600 juta

Editor: Budi Rahmat
(Kompas.com/Cynthia Lova)
Kuasa hukum Clairmont, Dedi Sutanto (kiri) dan Erdia Christina (kanan), serta owner Clairmont, Susana Darmawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Perangai Codeblu (CB) benar-benar telah meresahkan. Seorang konten kreator yang biasa melakukan penilaian pada satu produk makanan.

CB kini tersangkut masalah dengan Clairmont yang tak lain toko roti yang sudah cukup ternama.

Tak tanggung-tanggung, kini giliran Clairmont melaporkan CB ke pihak yang berwajib . Clairmont juga menyebutkan angka Rp 5 miliar sebagai bentuk kerugian yang dialami.

Baca juga: SATU KELUARGA Nyebur ke Sungai, Rem Blong usai Lewat Sitinjau Lauik, Ibu Tewas, Ayah dan Anak Luka

Begini Cerita Lengkapnya

CEO sekaligus pendiri Clairmont, Susana Darmawan, akhirnya angkat bicara terkait polemik nastar berjamur yang sempat diangkat oleh kreator konten Codeblu (CB) pada akhir 2024 lalu.

Melalui kanal YouTube Grace Tahir, Susana menjelaskan kronologi kejadian secara rinci hingga alasan membawa kasus ini ke jalur hukum.

Video Codeblu: Tuduhan Nastar Busuk untuk Panti Asuhan

Kasus ini mencuat setelah Codeblu mengunggah sebuah video pada November 2024. Dalam kontennya, CB menyebut ada sebuah toko roti terkenal yang memberikan nastar tidak layak konsumsi kepada panti asuhan.

Meski tidak menyebutkan nama toko secara langsung, Susana menyebut bahwa Codeblu memberikan “like” pada komentar warganet yang menuliskan nama Clairmont.

“Kita memang ada CSR, bukan panti asuhan tersebut,” ujar Susana, dikutip dari YouTube Grace Tahir, Jumat (4/4/2025).

Ia menegaskan bahwa program corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan pihaknya tidak melibatkan panti asuhan yang dimaksud dalam video CB.

“Kita hubungi panti asuhan tersebut, apakah mereka menerima (nastar busuk), mereka bilang tidak,” lanjut Susana.

Clairmont Mencari Klarifikasi ke Codeblu

Baca juga: Ridwan Kamil Baru Berencana Melapor, Lisa Mariana Sudah Siap Buka-bukaan ke Media Tanggal 10 April

Merasa bingung dengan tudingan yang muncul, tim Clairmont kemudian mencoba menghubungi Codeblu untuk klarifikasi.

“Beliau (CB) menyampaikan bahwa beliau sudah verifikasi dengan yayasan tersebut,” kata Susana.

Namun, hasil investigasi internal Clairmont menunjukkan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Clairmont memastikan bahwa tidak ada nastar busuk yang dikirim ke yayasan mana pun.

Setelah disodori temuan itu, Codeblu disebut merasa bersalah dan bahkan sempat menawarkan bantuan untuk memperbaiki reputasi Clairmont.

“Influencer tersebut merasa bersalah, ‘dan untuk koreksi situasi ini nanti saya kasih bantuan memulihkan nama baik Clairmont’. Kita happy dong,” tutur Susana.

Tawaran Pemulihan Nama Baik Berujung Biaya Ratusan Juta

Namun, langkah pemulihan nama baik tersebut justru berubah menjadi urusan komersial.

Susana mengungkapkan bahwa timnya menerima penawaran berupa biaya konsultasi sebesar Rp 600 juta, yang kemudian didiskon menjadi Rp 350 juta.

“Kami dapat penawaran untuk consultant fee Rp 600 juta, dengan diskon Rp 350 juta,” ujarnya.

Merasa tawaran itu tidak masuk akal, pihak Clairmont melanjutkan investigasi dan mendapati bahwa pengantar nastar busuk yang dimaksud adalah R, seorang mantan karyawan vendor mereka.

“R ini adalah karyawan vendor Clairmont, vendor maintenance,” jelas Susana.

Ia menambahkan bahwa R telah diberhentikan karena melakukan kecurangan (fraud) dan Susana turut memberikan bukti dalam proses tersebut.

Tidak Ada Bukti Kuat Soal Siapa yang Memberi Nastar Busuk

Terkait dari mana Codeblu mendapatkan informasi dan bukti soal pengiriman nastar busuk, Susana menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin menuduh siapa pun.

“Kita enggak bisa tuding-tuding tanpa bukti, jadi kita enggak tahu CB dapat dari mana,” katanya.

Susana juga membantah tuduhan bahwa dirinya berusaha memeras CB sebesar Rp 5 miliar.

Menurutnya, angka tersebut hanya mencerminkan kerugian yang dialami Clairmont dan sebagai bentuk tanggung jawab.

“Kami tidak mengatakan harus Rp 5 M. Tapi bagaimana responsnya. Kalau hanya permohonan maaf kan konyol juga,” tegasnya.

Saat mengetahui dirinya akan dilaporkan, CB justru memberikan respons yang mengejutkan.

“CB mengatakan ‘kalau saya dilapor LP sudah sering, tapi tidak pernah ada yang menunjukkan kerugian’,” ujar Susana menirukan perkataan CB.

Dampak dari video Codeblu disebut cukup besar terhadap bisnis Clairmont. Susana menyebut penjualan toko rotinya turun hingga 30 persen dan berdampak langsung pada reputasi perusahaan.

“Kerugian ini bukan hanya sales, tapi nama baik kami rusak,” ucapnya.

Siapa Susana Darmawan, Pendiri Clairmont?

Susana Darmawan bukan sosok asing dalam dunia bisnis. Ia adalah anak ketiga dari pendiri Matahari Department Store.

“Papa saya founder Matahari,” kata Susana.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Singapura, Susana melanjutkan ke Culinary Institute of America di AS, lalu menempuh pendidikan jurusan perhotelan di Universitas Cornell, mengikuti pesan sang ibu.

Awal mula Clairmont sendiri berasal dari toko roti asal Jepang bernama Sun Merry, milik rekan sang ayah. Usaha itu kemudian diambil alih dan diganti nama menjadi Clairmont.

“Kami ambil alih, tapi karena merek itu sudah teregistrasi, kami ganti nama. Saya cari yang berbau-bau Perancis supaya lebih internasional,” jelasnya.

Namun, brand yang ia bangun sejak 1998 itu kini tengah menghadapi ujian berat akibat ulasan viral seorang food vlogger.

“Permohonan maafnya sudah kami terima, namun dalam perdamaian ini kita harus menunjukkan mengalami kerugian luar biasa,” tegas Susana.

Tentu saja publik akan menantikan bagaimana penyelesaian kasus ini. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved