Api Dalam Sekam di Lahan Sengketa, Petani dan Perusahaan Ricuh di Kantor Bupati Kuansing

Konflik yang tak berujung antara PT Barito Riau Jaya (BRJ) dengan sejumlah Kelompok Tani Maju Sejahtera merembet ke Kantor Bupati Kuansing

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: M Iqbal
Foto/Istimewa
GERUDUK RUANG RAPAT - Warga menggeruduk ruang rapat Kantor Bupati Kuansing saat negoisasi konflik berlangsung, Selasa (6/5/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM,KUANSING - Konflik yang tak berujung antara PT Barito Riau Jaya (BRJ) dengan sejumlah Kelompok Tani Maju Sejahtera merembet ke Kantor Bupati Kuansing, Selasa (6/5/2025) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Kericuhan bermula ketika sejumlah warga tidak diizinkan masuk dalam negoisasi yang difasilitasi Pemkab Kuansing.

Negoisasi yang dipimpin oleh Wabup Muhklisin tersebut hanya menghadirkan perwakilan dari sejumlah pihak yang bersengketa di lahan seluas 500 hektare tersebut.

Terjadi adu mulut antara kedua belah pihak. Petugas keamanan pun berusaha menenangkan massa yang mencapai puluhan orang tersebut.

Terakhir kedua belah pihak ricuh di lahan yang dipersengketakan di Desa Sako Margasari, Kecamatan Sentajo Raya pada Jumat (2/5/2025) kemarin.

Kericuhan dipicu ketika PT BRJ membangun kanal di lahan yang dipersengketakan.

Kelompok Tani mengklaim 180 hektare lahannya dikuasai PT BRJ sehingga mereka tidak bisa memanen sawit yang telah menjadi sumber pendapatan mereka sehari-hari.

"Pihak perusahan membayar centeng untuk menjaga lahan itu. Warga pun sering dintimidasi oleh mereka," ujar kuasa hukum kelompok tani Suriani Siboro.

Menurut Suriani, warga yang kerap diintimidasi akhirnya tersulut emosi ketika PT BRJ membangun kanal.

"Warga yang awalnya takut malah jadi emosi. Apalagi ini adalah hak mereka," ujarnya.


Warga yang tergabung dalam kelompok tani pun menghentikan aktititas pihak PT BRJ dengan menduduki alat berat.

Saling ancam dan kejar-kejaran pun terjadi. Namun Kapolsek Benai IPDA Hainur Rasyid mengatakan tidak ada korban luka-luka yang terjadi saat konflik terbuka terjadi.

"Kami bersama TNI dan tokoh masyarakat berhasil menenangkan situasi. Mereka pun bersedia permasalahan tersebut diselesaikan dengan cara negoisasi di Pemkab Kuansing," ujar Ipda Hainur.

Pada  2022 lalu, konflik berujung pada pembacokan yang melukai 6 orang.

Keenam korban berasal dari Kelompok Tani Maju Sejahtera sebanyak dua orang dan security PT BRJ sebanyak 4 orang.

Selain luka bacok, ada juga korban mengalami luka tembakan senapan angin.

Ternyata ada tiga kubu yang bersengketa di lahan tersebut, kelompok tani, PT BRJ dan satu perusahaan lainnya.

Hingga saat ini, proses mediasi masih berlangsung di Kantor Bupati Kuansing.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved