Pabrik Pupuk STU, Tonggak Kebangkitan Ekonomi di Desa Bukit Meranti Inhu yang Kini Meredup

Pabrik pupuk Sarana Tani Usaha (STU) di Desa Bukit Meranti, Indragiri Hulu, menjadi saksi kebangkitan ekonomi dan pertanian di daerah tersebut

Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: FebriHendra
Foto/DLH Inhu
PABRIK PUPUK - Tim DLH Inhu mengunjungi pabrik pupuk Sarana Tani Usaha (STU) di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Desa Bukit Meranti, salah satu desa di Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang disentuh program transmigrasi pada tahun 1986 lalu.

Pertanian dan perkebunan di Desa Bukit Meranti pada awalnya, tidak sepesat seperti saat ini.

Fakta nyata yang terlihat adalah ketika awal program transmigrasi, masyarakat mendapat jatah kebun karet.

Berbeda dengan kondisi saat ini, di mana sebagian besar lahan perkebunan karet di desa tersebut sudah berganti menjadi sawit.

Namun ada satu yang tidak berubah dari dulu, yaitu pabrik pupuk Sarana Tani Usaha (STU).

Baca juga: Pacu Sampan Inhu, 2 Pemenang Akan Dikirim ke Event Nasional Festival Pacu Jalur di Kuansing Riau

Baca juga: Siremon, Sapi dari Presiden Prabowo untuk Kabupaten Inhu Beratnya Capai 900 Kilogram

Pabrik ini menjadi saksi sejarah sekaligus tonggak awal kebangkitan ekonomi dan pertanian di Desa Bukit Meranti.

Meski kondisinya saat ini, pabrik tersebut mulai jarang berproduksi karena minimnya permintaan.

Pabrik pupuk STU dibangun oleh Mufid salah satu tokoh di Desa Bukit Meranti. Hal ini diungkapkan oleh Helmi, anak dari Mufid.

Helmi mengungkapkan jauh sebelum pembangunan pabrik pupuk organik, bapaknya sudah memproduksi pupuk organik sendiri dengan berbekal ilmu pengolahan kompos dari kampungnya, Wonosobo, Jawa Tengah.

Pengolahan kompos saat itu sangat diperlukan oleh warga untuk pertanian palawija, sambil menunggu pohon karet yang belum menghasilkan.

Dengan menggunakan kompos, hasil pertanian palawija warga menjadi maksimal. Selain itu, tanah juga menjadi lebih subur. Sehingga bisa ditanami berulang kali dengan berbagai jenis tanaman pertanian.

Awal tahun 2000an pertanian di Desa Bukit Meranti kian berkembang pesat. Kompos yang diciptakan oleh Mufid juga dikembangkan hingga menjadi pupuk organik STU.

Pada tahun 2008, pupuk organik STU mulai dipasarkan. Setahun kemudian, pupuk organik STU semakin dikenal dan permintaan akan pupuk tersebut semakin tinggi hingga menembus pasar di luar Provinsi Riau.

Selama puluhan tahun berdiri, pabrik pupuk STU sudah berulang kali mendapat penghargaan dari pemerintah.

Hal itu tentu berdampak kepada pengembangan pabrik, dimana pabrik pupuk STU menerima sejumlah bantuan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Penghargaan yang diberikan tentu bukan tanpa alasan. Keberadaan pabrik pupuk STU tidak hanya berdampak kepada petani namun juga berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Hal ini sesuai dengan cita-cita besar Mufid, agar pabrik tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Selain menyediakan lapangan pekerjaan, Helmi mengungkapkan bahwa sebagian pendapatan dari pabrik pupuk STU juga dikembalikan ke masyarakat lewat program sosial, program keagamaan, dan program kepemudaan serta olahraga.

Untuk kegiatan sosial, setiap bulannya pabrik pupuk STU memberikan bantuan berupa sembako kepada anak yatim piatu.

Kemudian untuk program bidang keagamaan, pabrik pupuk STU memberikan bantuan baik berupa uang maupun barang untuk pembangunan masjid dan mushola di Desa Bukit Meranti dan desa sekitarnya.

Selain itu, pabrik pupuk STU juga memberikan kontribusi pada kegiatan 17 Agustus di desa tersebut.

Tidak hanya dirasakan masyarakat Desa Bukit Meranti, bantuan dari pabrik pupuk organik STU juga dirasakan oleh masyarakat desa tetangga, seperti Desa Payarumbai Kampung. Hal ini dibenarkan oleh Bambang, warga Desa Payarumbai Kampung.

"Selama ini kita kalau minta bantuan pasti dikasih, seperti pembangunan Masjid di Desa Payarumbai ini kami pernah terima bahan bangunan senilai Rp 150 juta," ujar Bambang.

Bantuan serupa juga dirasakan Pondok Pesantren Mamba'ul Mubtadi'in. KH M Mujahidin, pengurus Ponpes yang berlokasi di Desa Payarumbai tersebut mengungkapkan pabrik pupuk STU masih memberikan bantuan kepada Ponpes Mamba'ul Mubtadi'in sampai saat ini.

"Dulu pernah kita menerima bantuan 150 juta rupiah untuk pembangunan asrama putra dan Mushala," ujar Mujahidin.

Pupuk organik STU dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan. Tidak hanya karena terbuat dari bahan-bahan organik, namun proses produksinya juga memperhatikan kebersihan lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Inhu, Ori Hanang mengungkapkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh tim. Ori mengatakan baru-baru ini tim DLH Inhu melakukan kunjungan ke pabrik pupuk STU.

"Saat kunjungan tidak ada bau kurang sedap dari bahan dan pupuk yang sudah dikemas. Tidak ada limbah gas dan cair dari produksi pupuk, air hujan dari atap pabrik dialihkan ke kolam yang berisi ikan gurami," ungkap Ori.

Selain itu limbah padat berupa sisa kayu-kayuan dan batuan kecil digunakan untuk menimbun jalan.

Niko, salah sseorang pengurus pabrik pupuk STU mengungkapkan bahwa selama dirinya bekerja di pabrik pupuk STU tidak pernah ada komplain dari masyarakat.

"Kemarin sempat pemberitaan yang tidak-tidak soal pabrik pupuk ini, ya saya mau bilang kalau itu tidak benar," ungkap Niko.

Terkait operasional pabrik yang saat ini jarang berjalan, Niko mengungkapkan hal ini disebabkan minimnya permintaan.

Meski begitu, pabrik pupuk tersebut tetap bertahan untuk melanjutkan cita-cita Mufid, yakni guna memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. (Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved