Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siswa SD di Inhu Korban Bully

Polisi Autopsi Jenazah Siswa SD di Inhu Diduga Korban Bully Kakak Kelas, Keluarga Minta Keadilan

Humas Polres Inhu, Aiptu Misran mengungkapkan untuk penyelidikan tersebut tim forensik Polda Riau juga sudah melakukan autopsi

Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit
RUMAH DUKA - Keluarga dan kerabat mengunjungi rumah duka siswa kelas 2 SD di Inhu yang meninggal usai diduga dirundung kakak kelas. Semasa hidupnya korban berinisial C dikenal sebagai sosok yang cerdas bahkan semenjak TK. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, INHU - Polisi masih menyelidiki kasus meninggalnya seorang siswa SD di Inhu yang diduga menjadi korban perundungan kakak kelasnya.

Humas Polres Inhu, Aiptu Misran mengungkapkan untuk penyelidikan tersebut tim forensik Polda Riau juga sudah melakukan autopsi terhadap jenazah korban. 

Proses pengujian sampel diperkirakan memakan waktu selama beberapa hari ke depan.

Diketahui korban berinisial C meninggal dunia pada Senin (26/5/2025) dini hari setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat.

Keluarga berharap keadilan untuk apa yang sudah dialami oleh anak mereka.

"Saya berharap pihak Kepolisian bisa tegas terhadap para pelaku, saya meminta keadilan ditegakan untuk anak saya," ujar ayah korban G.

Ayah korban sempat histeris dan berteriak di samping peti jenazah anaknya.

Baca juga: Ayah Siswa SD di Inhu Histeris Disamping Peti Mati Anaknya yang Meninggal Usai Dibully Kakak Kelas

Baca juga: Siswa SD di Inhu Diduga Jadi Korban Bully, Psikolog Sebut Faktor-faktor Ini Bisa Jadi Penyebab

"Ini tidak adil, ini tidak adil," teriak G histeris sambil mengetuk peti jenazah anaknya sambil menangis, Selasa (27/5/2025).

Tangisan dan teriakan G membuat kesedihan semakin dirasakan para pelayat.

 Para pelayat sampai meneteskan air mata mendengar teriakan histeris G.

Tidak sampai di situ, usai pemakaman G pun seperti enggan meninggalkan makam anaknya di tempat pemakaman umum Desa Buluh Rampai.

Ia memegang gundukan tanah makan tersebut.

Sementara para pelayat yang turut mengantarkan meninggalkan G seorang diri di malam tersebut.

Upaya Mediasi

Ayah korban, Gimson Butar-butar mengungkapkan kejadian perundungan tersebut terjadi pada Senin (19/5/2025).

"Kejadian itu hari Senin, tapi saya baru tahunya hari Selasa," ujar Gimson.

 

Gimson mengaku sejumlah luka lebam terlihat di bagian tubuh korban berinisial C.

Luka lebam tersebut diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh kakak kelas korban. 

"Selain luka lebam, anak saya juga sering mengeluh sakit," ungkap Gimson.

Karena itu, Gimson menemui pihak sekolah dan melaporkan soal kejadian perundungan yang dialami anaknya.

Mediasi kemudian dilakukan pada Rabu (21/5/2025) malam.

Saat mediasi, empat orang siswa kelas 5 di SD tersebut yang diduga terlibat perundungan turut dihadirkan.

"Mereka mengaku bahwa mereka yang memukul anak saya," ujar Gimson.

Usai mediasi, Gimson mengatakan semenjak kejadian tersebut, kondisinya anaknya semakin memburuk.

"Kondisi anak saya semakin memburuk bahkan sampai muntah darah, makanya hari Minggu kemarin saya bawa ke klinik," ujar Gimson.

Namun malang tidak dapat terelekan, korban meninggal dunia pada Senin (26/5/2025) dini hari setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat.

( Tribunpekanbaru.com / Bynton Simanungkalit)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved