Berita Nasional
Goliath Tabuni Mengaku Siap Diadili jika Bersalah: Panglima KKB Papua Itu Sempat Menyerah
Goliath kembali ke Puncak Jaya tahun 2004. Goliath dikabarkan turut campur tangan dalam pemilihan setempat.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM), Goliath Tabuni, membuat pernyataan mengejutkan.
Ia mengaku siap diadili di pengadilan internasional jika terbukti bersalah.
Goliath bahkan mengaku bertanggung jawab atas konflik bersenjata yang tak berkesudahan melawan aparat keamanan Indonesia.
Klaim kontroversial ini disampaikan melalui siaran pers yang dirilis oleh Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB, melalui juru bicaranya, Sebby Sambom, pada Kamis (29/5/2025).
Goliath menyebut aksi TPNPB sebagai pembelaan diri atas apa yang mereka tuding sebagai penjajahan dan perampasan wilayah oleh pihak asing.
Lalu, dia juga menyatakan bertanggung jawab atas seluruh korban sipil dan militer akibat konflik bersenjata itu.
"Tapi kami hanya menjalankan hak atas pembelaan diri untuk mempertahankan tanah dan bangsa kami dari pemusnahan," ujar Goliath, dikutip dari Tribun Papua.
Sementara itu, Panglima TPNPB Kodap Ilaga, Peny Murib, dan Komandan Lapangan, Kelambua Waker, mengatakan konflik Puncak Ilaga yang meletus sejak 21 Mei 2025, merenggut banyak nyawa dari kalangan sipil.
Untuk menanggapi situasi ini, Goliath meminta Presiden Prabowo Subianto dan komunitas internasional untuk membuka dialog dan perundingan internasional yang dimediasi oleh PBB guna menyelesaikan akar persoalan politik dan pelanggaran hukum internasional terkait status Papua.
Baca juga: 8 Remaja Geng Motor di Pekanbaru Beraksi Bawa Double Stick Hingga Alat Setrum, Ada yang Masih SMP
Baca juga: Tak Ada Uang, Tak Ada Operasi: Namun Pasien di Jambi Meninggal Tanpa Tindakan
Sosok dan sepak terjang Goliath
Menurut laporan Understandingconlict.org tahun 2015, Goliath berasal dari daerah Gurage di Puncak Jaya.
Goliath disebut bergabung dengan OPM pada 1980-an, setelah dipukuli oleh tentara atas dugaan yang tidak benar tentang rudapaksa.
Pada 1990-an, dia tinggal di Kali Kopi di dekat tambang Freeport. Lalu, dia kembali ke Puncak Jaya tahun 2004. Goliath dikabarkan turut campur tangan dalam pemilihan setempat.
Segera setelah kembali ke Puncak Jaya, dia dan pengikutnya mulai bentrok dengan aparat kepolisian dan militer di Tingginambut. Bentrokan berlanjut hingga menjelang pilkada yang awalnya direncanakan digelar tahun 2006.
Tiga tahun berselang, Tabuni mendukung Partai Golkar dengan syarat sepupunya yang bernama Deerd Tabuni akan dipilih sebagai anggota DPRD Provinsi.
| Utang Kereta Cepat Whoosh Era Jokowi Jadi Polemik, Prabowo Perintahkan Bawahannya Cari Solusi |
|
|---|
| Curhat Uya Kuya Usai Dua Bulan Nonaktif sebagai Anggota DPR: Soal Gaji hingga Tunjangan |
|
|---|
| Tunda Kenaikan Cukai Rokok, Menkeu Purbaya Ungkap Alasannya |
|
|---|
| Nasib Sudewo Diputuskan Hari Ini: Apakah Bupati Pati Bakal Dimazulkan? |
|
|---|
| Setuju Soeharto Jadi Pahlawan, PSI Sindir Penolakan PDI-P yang Dinilai Belum Mau Berdamai |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.