Mutilasi di Padang Pariaman
DIJEMPUT Satu per Satu, Siska Diduga Dirudapaksa lalu Dibunuh dan Dicor dalam Sumur
Siska dan dedek sengaja dijemput oleh Wanda. Kemudian keduanya diperkosa lebih dulu, dibunuh dan dimasukkan ke dalam sumur lalu dicor
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ngeri, satu per satu dijemput hanya untuk di perkosa kemudian dihabisi dan jasadnya dimasukkan ke dalam sumur.
Itulah yang diduga dilakukan oleh Wanda alias SJ. Pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan dan mutilasi itu ternyata telah melakukan kejahatan yang sungguh mengerikan.
SJ sengaja menjemput korbannya kemudian di bawa ke rumahnya. Di dalam rumah selanjutnya terjadi dugaan pemerkosaan.
Selanjutnya korban dihabisi dan jasadnya dimasukkan ke dalam sumur. Dan yang lebih mengerikan , kedua jasad itu ditibun dnegan semen cor .
Baca juga: Dokter Tifa ungkap Benda Sangat Penting yang Tersembunyi di Balik Baju Jokowi, Ini Fungsinya
Dari proses evakuasai jasad, diketahui jika bentuk tubuh sudha terpotong-potong. SJ diduga juga melakukan mutilasi pada kedua korban.
Ya, sosok SJ yang kini menjadi sorotan publik usai kejahatan mengerikannya. Kejadiannya di Padang Pariaman, Sumatera Barat
Dijemput, Diperkosa lalu Dibunuh
Fakta baru terungkap dalam kasus mutilasi di Padang Pariaman, Sumbar.
Dua korban SJ ternyata dirudapaksa sebelum dibunuh lalu dibuang jasadnya ke sumur tua.
Mereka adalah Siska Oktavia dan Adek Gustina
Kuasa hukum keluarga korban Alfi Syukri, menyampaikan hal tersebut.
Ia menuturkan, korban dimasukkan ke dalam sumur lalu ditutup kain dan dicor dengan tiga sak semen.
Alfi mengatakan, ia menduga jasad korban juga dimutilasi, seperti korban ketiga.
"Secara pasti kami belum bisa memastikan, namun dari yang kami lihat setelah sumur itu dibongkar, kerangka jasad kedua korban dalam kondisi terpisah-pisah. Kuat dugaan, korban juga dimutilasi," kata Alfi Syukri, dikutip dari TribunPadang.com, Minggu (22/6/2025).
Ia menuturkan, sebelum Siska Oktavia dibunuh, tersangka memperkosa kekasihnya tersebut.
"Iya, kami mendapatkan informasi bahwa Siska sempat diperkosa pelaku. Informasi itu kami terima setelah pelaku ditangkap pada Kamis kemarin," ujarnya.
Alif menuturkan, informasi tersebut diterimanya saat polisi melakukan reka adegan.
"Pelaku sempat diminta melakukan reka adegan, dan di situ dia menyampaikan bahwa ia memperkosa korban terlebih dahulu sebelum membunuhnya," jelas Alfi.
Baca juga: TERUNGKAP, Viral Pengantin Wanita Minta Cerai usai Ijab Kabul, Pihak KUA Beberkan Fakta Mengejutkan
Setelah membunuh Siska, tersangka menjemput korban kedua, Adek Gustiana dan melakukan hal serupa, yakni merudapaksa korban sebelum terjadi pembunuhan.
"Usai melakukan itu kepada Siska, pelaku menjemput Adek dan menghabisi nyawanya juga," tambahnya.
Alfi menyebut, jasad Adek juga dibuang ke sumur lalu ditutupi pakaian.
"Pelaku memasukkan kedua korban ke dalam sumur, lalu menimbunnya dengan pakaian," katanya.
Tersangka juga melakukan pengecoran untuk menghilangkan jejak.
"Setelah korban dimasukkan dan ditimbun dengan pakaian, pelaku mencor sumur itu dengan tiga sak semen," ungkapnya.
Diketahui, SJ sendiri membunuh tiga orang perempuan dan korban terakhirnya berinisial SA.
Korban terakhir tersebut dibunuh lalu dimutilasi menjadi 10 bagian dan potongan tubuh korban dibuang di sungai di dua titik.
Terancam Hukuman Mati
Kasat Reskrim Porles Padang Pariaman, Iptu AA Reggy menuturkan, SJ kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Sudah tersangka,"ujarnya, Minggu (22/6/2025).
Atas perbuatannya tersebut, SJ dijerat pasal 340 juncto 65 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman penjara seumur hidup atau hukuman mati.
Diketahui, tersangka melakukan pembunuhan dalam rentang waktu 1,5 tahun.
Tiga orang pelaku tersebut memiliki hubungan dengan tersangka.
Satu orang kekasihnya dan dua lainnya merupakan sahabat pacarnya.
Ketiganya juga menempuh pendidikan di kampus yang sama.
Tindakan yang dilakukan oleh SJ ini merupakan kejahatan yang diperbuat oleh psikopat.
Demikian yang disampaikan oleh Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni.
"Dua ciri yang melekat pada kejahatan oleh psikopat ini terindikasi pula dimiliki oleh SJ, dengan latar belakang pembunuhannya, mengubur dan memutilasi korban," ujar erianjoni, dalam Podcast Tamu Kita TribunPadang.com.
Ia menuturkan, biasanya perilaku serupa ini dilandasi oleh latar belakang sosial.
"Biasanya perilaku serupa ini dilandasi oleh latar belakang sosial dan tontonan, baik film maupun media sosial," tuturnya.
Selain itu, psikopat juga biasanya akan menjalani hidup normal setelah melakukan tindakannya, bahkan merasa tak bersalah.
"Psikopat ini biasanya juga akan menjalani hidup normal setelah melakukan tindakannya, bahkan ia merasa tidak bersalah. Korbanlah yang bersalah," ujarnya.
Ada Kejahatan Lain dari Wanda
Penangkapan Wanda atas dugaan pembunuhan berantai, termasuk Septia Adinda, membawa sedikit kelegaan bagi keluarga Dasrizal dan Weni.
Namun, pengakuan Wanda soal utang Rp3,5 juta sebagai motif utama, tak sepenuhnya diterima keluarga.
Bagi mereka, cerita ini terasa ganjil, menyisakan pertanyaan yang menggantung di udara.
Ayah Dinda, Dasrizal menuturkan putrinya tak punya riwayat utang besar.
"Dia itu bahkan cuti kuliah karena kesulitan ekonomi," ujarnya pilu, seolah ingin meluruskan narasi.
Dinda, katanya, hanya pernah minta uang Rp800 ribu karena ditipu kerja.
Donal, paman Dinda, melihat Wanda bukan sekadar pembunuh.
"Melihat Wanda ini juga diduga membunuh dua orang lainnya, Cika dan Adek, kami jadi berpikir apakah Adinda ini tahu sesuatu? Apakah Adinda ini jadi korban karena dia tahu kejahatan Wanda yang lain,” tanyanya, merangkai kemungkinan Adinda dibungkam karena mengetahui rahasia kelam pelaku.
Warga sekitar pun turut berspekulasi, menyoroti hubungan Wanda dengan Cika, teman dekat Dinda.
"Wanda itu pacar Cika, teman dekatnya Dinda. Apakah ada masalah cinta segitiga? Atau cemburu,”ujar seorang warga, mengisyaratkan dimensi lain di balik tragedi ini.
Meski Wanda sudah di tangan Polisi, keluarga dan masyarakat menuntut penyelidikan yang lebih mendalam.
Mereka berharap motif sebenarnya, yang mungkin lebih gelap dari sekadar utang, dapat terungkap.
"Kami ingin keadilan seadil-adilnya. Jangan hanya berhenti di utang, tolong usut tuntas semua kemungkinan," pinta Dasrizal, mewakili suara duka dan harap akan kebenaran yang sesungguhnya.
Percakapan Terakhir Korban Mutilasi dengan Ibunya
Keluarga kenang detik-detik Septia Adinda meninggalkan rumah sebelum ditemukan meninggal dunia akibat menjadi korban pembunuhan mutilasi di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025).
“Pakai lah baju ama lu, awak sabantanyo (Pasang saja pakaian mama dulu, saya pergi sebentar),” ujar Septia Adinda, sebelum meninggalkan rumah di pagi hari Minggu (15/6/2025).
Pagi itu ia diajak oleh ibunya (Wenni) pergi ke Kota Pariaman tempat saudaranya, saat itu Dinda (sapaan akrabnya) sudah mengiyakan ajakan tersebut.
Namun saat ibunya bersiap-siap, Dinda menerima telepon dan meminta izin untuk mendahulukan ajakan dari penelpon.
Paman Dinda, Donal, mengatakan, ajakan dari balik telepon itu datang dari temannya, dengan jarak tidak begitu jauh dari rumah.
“Itulah percakapan terakhir Dinda di rumah. Saat itu saya juga berada di sana,” ujarnya, mengenang hari terakhir bertemu kemenakan perempuannya.
Anak bontot dari pasangan Dasrizal dan Wenni itu, pergi menggunakan motor sendiri, seperti biasanya.
Kepergian Dinda pagi itu, merupakan kepergian selama-lamanya meninggalkan kedua orang tua dan saudara laki-lakinya.
Telepon Mati, Ayah Datangi Rumah Teman Dinda
Sudah malam, Ayah Dinda, Dasrizal mulai tidak tenang, anaknya belum pulang, padahal bilang pergi sebentar.
Pihak keluarga beberapa kali sempat menghubungi Dinda, namun sejak pukul 22.00 WIB, nada tunggu sudah tidak ada lagi, telepon dinda mati.
“Sejak mengetahui itu, saya langsung mendatangi sejumlah rumah teman Dinda, namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan,” ujarnya.
Pihak keluarga tahu Dinda anak yang mandiri, jadi selama dua hari pertama keluarga masih yakin Dinda tidak kenapa-kenapa.
Hanya saja saat informasi penemuan potongan tubuh viral di pemberitaan, pihak keluarga mulai merasa tidak enak hati, Selasa (17/6/2025).
“Kami kembali mencarinya dengan mendatangi rumah temannya, namun hasilnya sama. Tidak ada yang tahu,” tuturnya.
Barulah di hari rabu, pihak keluarga mendapat informasi bahwa proses identifikasi merujuk pada anaknya, sesuai dengan pengakuan sejumlah teman Dinda yang menunggu di RS Bhayangkara.
Informasi itu didapat dari pihak kepolisian yang menjemput pihak keluarga ke rumah dan membawa langsung ke RS Bhayangkara.
“Di sana saya langsung yakin itu adalah anak saya. Melihat kumpulan potongan anggota tubuh tersebut,” ujarnya.
Anak ku Sayang, Dinda yang Malang
Pagi ini tangis ibu korban pecah, di bawah tenda biru penanda kemalangan di halaman rumah.
Sejak pagi Wenni sudah kedatangan tamu dari pendampingan psikologis Polda Sumbar, untuk menguatkannya dan meredam emosional yang menyelimutinya.
Bagaimana tidak, sejak hari terakhir meninggalkan rumah, Wenni kembali bertemu anak perempuan satu-satunya dalam keadaan terpotong-potong.
“Dinda itu anak yang baik periang dan mandiri, belum bisa rasanya saya melihat kepergian anak saya seperti pemberitaan di tv selama ini,” ujarnya.
Berurai air mata dan terbata, Wenni mengaku sangat menyayangi anaknya tersebut, bahkan lebih memanjakannya dari saudara laki-lakinya.
“Abangnya bilang, kalau anak yang terlalu disayang itu cepat pula diambil tuhan,” ujar Wenni menghapus air mata dengan jilbab hitam yang ia gunakan.(*)
Kasus Mutilasi di Padang Pariaman
Penemuan Mayat di Padang Pariaman
pembunuhan di Pariaman
berita viral
Tribunpekanbaru.com
Hari ke Tujuh, 4 Potongan Tubuh Septia Belum Ditemukan, Polisi Sebut Korban Dimutilasi di Pabrik |
![]() |
---|
Fakta Baru, Ternyata Koyek Mutilasi Dinda di Sebuah Pabrik di Padang Pariaman, Dugaan Keluarga Benar |
![]() |
---|
SJ Alias Wanda Renggut Kehormatan dan Nyawa Siska, Terungkap Saat Reka Adegan, Sosiolog: Psikopat |
![]() |
---|
Firasat Pilu Ayah Dengar Kabar Penemuan Potongan Tubuh di Batang Anai: Saya Yakin itu Anak Saya |
![]() |
---|
Terkuak Saat Reka Adegan, Wanda Rudapaksa Chika, Lalu Tubuh Dimutilasi Menjadi 10 Bagian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.