Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Bonus Tak Kunjung Cair, Atlet Menangis: Sebut Ucapan Gubernur Riau Menyakitkan

Ia juga menyoroti bahwa pertemuan tersebut hanya berlangsung selama 30 menit, meski para atlet dan pelatih sudah menunggu lama.

KOMPAS.COM/Dok. Atlet M. Fajri.
Atlet Riau yang berjuang pada PON Aceh-Sumut pada 2024 lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Para atlet kebanggaan Provinsi Riau kini tak bisa menyembunyikan kekecewaan berat mereka.

Pasalnya, bonus yang seharusnya menjadi hak mereka setelah berjuang di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024, belum juga dicairkan oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid.

Penantian panjang ini memicu rasa frustrasi di kalangan para pahlawan olahraga Bumi Lancang Kuning.

"Sudah setahun bonus kami belum cair," ungkap Muhammad Fajri (27), salah satu atlet anggar Riau, saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (11/7/2025).

Fajri meraih satu medali emas di kategori beregu dan satu medali perak di kategori perorangan, dengan total bonus yang seharusnya ia terima sekitar Rp 300 juta.

Fajri menambahkan, jumlah atlet yang belum mendapatkan bonus diperkirakan sekitar 50 orang.

Sebulan lalu, para atlet dan pelatih melakukan audiensi dengan Gubernur Riau dan jajarannya.

Namun, dalam pertemuan tersebut, pernyataan gubernur justru menyakitkan hati mereka.

"Bonus yang mau diberikan kepada kami dipotong jadi 45 persen. Kami maunya 100 persen. Tapi, saat audiensi itu, Gubernur Riau bilang dia lepas tangan. Kalau tidak mau terima, ya sudah," kata Fajri.

Baca juga: INILAH 10 Sekolah Kedinasan yang Sepi Peminat Padahal Uang Kuliah Gratis, Tamat Jadi CPNS

Baca juga: Ingat Tentara Bayaran asal Indonesia di Ukraina? Arta Kumbara Dikabarkan Gugur, Ternyata

Ia juga menyoroti bahwa pertemuan tersebut hanya berlangsung selama 30 menit, meski para atlet dan pelatih sudah menunggu lama.

Bagi Fajri, ia tidak keberatan jika pemerintah mencairkan terlebih dahulu 45 persen dari bonus yang dijanjikan.

Namun, ia menegaskan bahwa sisa 55 persen harus dicairkan dengan perjanjian tertulis.

"Kami maunya dicairkan 100 persen, karena itu hak kami. Tapi kalau mau dicairkan 45 persen dulu, tidak apa-apa. Sisa 55 persen bisa diberikan pada APBD Perubahan. Namun, pemerintah tidak mau menerima tawaran kami. Kami akan menunggu APBD murni 2026, asalkan pembayarannya penuh," jelasnya.

Fajri juga menyoroti kurangnya transparansi dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, Erisman Yahya, terkait bonus ini.

"Kadisporanya tidak memberitahu, tidak transparan kepada Gubernur. Bonus atlet PON, Peparnas, dan Paralimpik seharusnya disamakan dengan yang normal. Makanya, gubernur terkejut saat audiensi itu. Gubernur Riau waktu itu tahunya cuma PON saja," sebut Fajri.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved