Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Pekanbaru

Pekanbaru Dihantui Tingginya Angka Perceraian Pasangan Muda, Ada Apa?

Fenomena perceraian di usia produktif, antara 31 hingga 41 tahun di Pekanbaru terus melonjak

|
Penulis: Alex | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Alexander
BP4 PEKANBARU - Pelantikan pengurus Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kota Pekanbaru periode 2025-2030, di Aula DPMPTSP Pemko Pekanbaru, Senin (21/7/2025). Fenomena perceraian di usia produktif, antara 31 hingga 41 tahun di Pekanbaru terus melonjak dan menjadi sinyal rapuhnya pondasi keluarga muda di tengah tekanan zaman. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Banyak pasangan muda menikah dengan harapan membangun hidup bersama, untuk masa depan.

Tapi hanya dalam hitungan tahun, bahkan bulan, janji sehidup semati itu kandas. 

Di Pekanbaru, kisah pasangan muda yang memilih berpisah kini bukan lagi cerita langka.

Fenomena perceraian di usia produktif, antara 31 hingga 41 tahun, terus melonjak dan menjadi sinyal rapuhnya pondasi keluarga muda di tengah tekanan zaman.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru, H Syahrul Mauludi, MA, menyebut lonjakan angka perceraian sebagai kegelisahan bersama.

Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan dalam acara pelantikan pengurus Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kota Pekanbaru periode 2025-2030, di Aula DPMPTSP Pemko Pekanbaru, Senin (21/7/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Drs H Marzai resmi dilantik sebagai Ketua BP4 Kota Pekanbaru, didampingi oleh H Suhardi Hasan sebagai Sekretaris dan Haryati sebagai Bendahara.

Puluhan pengurus lainnya juga dikukuhkan untuk menjalankan misi penting membina ketahanan keluarga di kota bertuah ini.

Menurut Syahrul, semakin banyak pasangan muda yang tidak mampu bertahan dalam pernikahan.

Baca juga: Rangkaian Ibadah Haji 1446 H Tuntas, Kanwil Kemenag Riau Bersyukur Pelaksanaan Sukses

"Ini bukan hanya soal konflik pribadi, tapi soal masa depan bangsa. Jika keluarga hancur, masyarakat ikut rapuh," ujarnya.

Kemenag Pekanbaru, dikatakannya, memandang isu ini sebagai masalah strategis yang harus ditangani dari hulu hingga hilir.

BP4 diharapkan tidak lagi bersikap reaktif, melainkan mengambil peran aktif sejak awal, termasuk membina remaja usia sekolah agar memiliki pemahaman yang benar tentang pernikahan, tanggung jawab, dan makna membangun rumah tangga.

Syahrul menekankan, tekanan sosial dan ekonomi di wilayah perkotaan telah menciptakan kerentanan luar biasa pada pasangan muda.

Dari sulitnya pengelolaan emosi, krisis komunikasi, hingga beban ekonomi yang tak jarang memicu pertengkaran.

"Kita hidup di era penuh distraksi. Banyak yang belum siap menikah, tapi sudah memaksakan," ucapnya prihatin.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved