Ngobrol Pintar AI dan Pendidikan
Mengajar Lebih Cerdas di Era Digital, Penggunaan AI di Sekolah Harus Adil, Aman & Bertanggung Jawab
Guru perlu memastikan bahwa data yang digunakan atau disimpan oleh aplikasi berbasis AI tidak disalahgunakan.
Penulis: Alex | Editor: Theo Rizky
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan harus mengikuti prinsip-prinsip yang menjamin kebermanfaatan secara etis, manusiawi, dan berkelanjutan.
Guru dan tenaga pendidik dituntut tidak hanya sekadar ‘menggunakan’, tapi juga memahami dasar etika dan nilai yang menyertainya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dr Arden Simeru MKom menyampaikan bahwa prinsip pertama dalam pemanfaatan AI adalah tetap berpusat pada manusia.
"AI harus menjadi alat bantu yang memperkuat peran guru, bukan menggantikannya. Pendidikan tetap harus menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya dalam kegiatan 'Ngobrol Pintar: AI & Pendidikan,' Jumat (25/7/2025).
Prinsip berikutnya adalah menjaga privasi dan keamanan data siswa.
Guru perlu memastikan bahwa data yang digunakan atau disimpan oleh aplikasi berbasis AI tidak disalahgunakan.
Baca juga: Disdik Riau: AI Hanya Alat, Pendidikan Perlu Sentuhan Manusia
Selain itu, teknologi yang digunakan harus transparan dan dapat dijelaskan secara logis.
Aspek keadilan dan kesetaraan juga penting.
"Teknologi tidak boleh menciptakan diskriminasi atau memperlebar kesenjangan. AI harus dapat diakses dan memberi manfaat bagi semua kalangan, tidak hanya yang punya fasilitas bagus," jelas Arden.
Prinsip akuntabilitas berarti guru dan pengelola sistem harus bertanggung jawab atas dampak penggunaan teknologi.
Baca juga: Ngobrol Pintar AI dan Pendidikan, GM Telkom Witel Riau: Pendidik Harus Lihai Gunakan AI
AI juga harus digunakan untuk meningkatkan proses belajar, bukan menggantikan interaksi manusia secara utuh.
Keandalan sistem (robustness) juga perlu dipastikan agar tidak menimbulkan kerusakan atau kerugian akibat kesalahan teknis.
Arden juga memperkenalkan metode SAMR sebagai kerangka yang dapat membantu guru mengevaluasi sejauh mana teknologi, termasuk AI, mengubah proses pembelajaran.
SAMR terdiri dari empat tahap, yakni, Substitusi (mengganti cara manual ke digital), Augmentasi (menambah fitur), Modifikasi (mengubah cara belajar), dan Redefinisi (menciptakan pengalaman belajar baru yang tak bisa dilakukan tanpa teknologi).
Baca juga: Buka Ngobrol Pintar AI dan Pendidikan, Pt Kadisdik Riau: Tidak Boleh Ketinggalan Teknologi
Ia mengaitkan penggunaan AI dengan beberapa teori pembelajaran seperti konstruktivisme, di mana siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman.
PT Telkom Indonesia
tenaga pendidik
Artificial Intelligence (AI)
Dinas Pendidikan Riau
Tribun Network
Tribun Pekanbaru
Di Hadapan Ratusan Guru, Guru Besar Unri Praktikkan Ngobrol dengan AI |
![]() |
---|
AI Generatif Ubah Cara Guru Bekerja, 92 Persen Pekerja Intelektual Indonesia Gunakan Teknologi Ini |
![]() |
---|
AI Dipakai Judi Online hingga Pendidikan Disabilitas, Telkom Ingatkan Pentingnya Literasi Digital |
![]() |
---|
Di Hadapan Ratusan Guru, Sekretaris Disdik Riau: Jangan Bertuhan pada AI |
![]() |
---|
Plt Kadisdik Riau: Transformasi Digital Butuh Perubahan Mental |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.