Kebakaran di Siak
Rumahnya Hangus dalam Kebakaran di Perawang Siak, Sartinah Tetap Optimistik Mereka Tidak Sendirian
Kebakaran di Jalan Hang Jebat, Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, pada Jumat (1/8/2025) siang, api melalap tiga unit rumah petak
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
“Kami akan mulai lagi dari awal. Tapi sekarang, kami tahu kami tidak ditinggalkan,” ujarnya, masih berdiri di antara sisa puing.
Wakil Bupati Siak Syamsurizal datang bersama rombongan Jumat (1/8/2025).
Ia menyapa para korban satu per satu, menepuk pundak Heru, memegang tangan Sartinah, dan mendengarkan kisah Zolni.
“Kami hadir untuk memastikan bahwa warga tidak dibiarkan berjuang sendiri. Pemerintah kabupaten hadir memberi dukungan, baik moril maupun bantuan kebutuhan harian,” ujar Syamsurizal.
Ia menjelaskan, bantuan yang disalurkan bersumber dari tiga jalur.
Dari APBD Siak, para korban menerima 17 item bahan kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, minyak goreng, susu, kopi, teh, sereal, dan perlengkapan kebersihan.
Dari APBN, bantuan berupa kasur lipat, selimut, makanan siap saji, dan tenda gulung juga diberikan.
Sementara itu, Baznas Kabupaten Siak menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp 5 juta untuk masing-masing keluarga korban.
“Kami berharap ini bisa meringankan beban dan membantu proses pemulihan. Tentu saja, kami akan terus pantau kebutuhan selanjutnya,” tambahnya.
Penyerahan bantuan turut disaksikan oleh Kepala Dinas Sosial, Plt Kalaksa BPBD Siak, Ketua Baznas, Camat Tualang, Lurah Perawang, dan sejumlah tokoh masyarakat.
Mengungsi Hanya dengan Baju di Badan
Diberitakan sebelumnya, kebakaran membuat tiga unit rumah petak di Jalan Hang Jebat, Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak ludes.
Ketiga kepala keluarga yang tinggal di bangunan kontrakan tersebut kini hanya bisa menyelamatkan diri dan beberapa dokumen penting.
Sementara seluruh harta benda mereka hangus tak bersisa.
“Tak ada lagi yang bisa kami selamatkan. Api terlalu cepat menyambar. Saya cuma sempat lari keluar sama anak,” ujar Sartinah (53), salah satu penghuni rumah petak itu, dengan mata sembab dan napas berat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.