Berita Viral

Detik-detik Prada Lucky Tewas, Ada 24 Oknum Prajurit yang Diperiksa, Apa yang Mereka Lakukan?

Apa yang mereka lakukan pada Prada Lucky. Ada 24 oknum prajurit yang diperiksa. Inilah detik-detik kematian Prada Lucky yang tragis

Editor: Budi Rahmat
Pos Kupang/ist
JENAZAH PRADA LUCKY - Anggota keluarga meratapi jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM) saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Apa yang terjadi pada Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) jelang kematiannya. Pasalnya setidaknya ada 24 onkum perosnel prajutit TNI yang dperiksa terkiat dugaan kuat terlibat penganiayaan.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo tewas mengenaskan. Banyak luka dan sejumlah sakit di tubuhnya. Bahkan ia sampai tak kuasa lagi menahan sakit dan ekhirnya meninggal dunia.

Segera kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo viral dan membuat geger. Keluarga juga tak bisa terima kematian korban.

Baca juga: MISTERI Hilangnya Pemred Media Online Terjawab, Jasadnya Ditemukan dalam Sumur Mobilnya Dibawa Kabur

Sang ayah yang juga tentara begitu sakit dan bergetar ia mengungkap kejahatan para pelaku yang menganiaya anaknya hingga tewas.

Ada 24 yang diperiksa. $ orang hanya Diamankan Saja

Sebanyak 24 orang telah diperiksa terkait kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23).

Dari 24 orang tersebut ada para terduga pelaku penganiayaan.

Dikutip dari TribunnewsMaker.com, dari 24 orang ini, empat orang diantarnya diamankan.

Hal ini dikatakan Wakapendam IX/Udayana Letkol (Inf) Amir Syarifudin.

Namun dia sementara masih belum menyimpulkan bahwa ini merupakan sebuah penganiayaan.

"Untuk menjawab itu kita masih dalam tahap awal, baru dugaan," kata Amir dikutip dari Kompas TV, Jumat (8/8/2025).

Dia menjelaskan bahwa untuk empat orang yang diamankan ini sementara bukan karena sudah ditemukan unsur pidana, melainkan diamankan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: ISMANTO jadi Korban, Ada Oknum yang Berkeliaran Pakai NIK Warga untuk Transaksi Kain Rp 2,8 Miliar

"Empat orang itu kita masih dalami, karena untuk tahap awal, empat orang ini bukan ditahan, tapi diamankan," katanya.

"Statusnya kita mintai keterangan, kita amankan saja, karena kita antisipasi hal yang tidak kita inginkan," sambung Amir.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana juga telah mengkonfirmasi terkait 24 orang yang diperiksa termasuk para terduga pelaku.

"Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi," kata Wahyu di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (8/8/2025).

Wahyu mengungkapkan, kasus tersebut tengah ditangani oleh Polisi Militer Kodam IX/Udayana.

Hasil pemeriksaan akan menentukan sejauh mana para pelaku akan dihukum.

"Sanksi terberat akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan. Semua sudah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Militer," ungkapnya.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo merupakan seorang prajurit muda TNI AD berusia 23 tahun yang bertugas di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah dirawat selama empat hari di RSUD Aeramo, Nagekeo.

Kematian Prada Lucky diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh para seniornya.

Keluarga korban menemukan luka lebam, sayatan, dan memar di sekujur tubuhnya, yang memicu tuntutan keadilan dari ayah korban, yang juga merupakan anggota TNI aktif.

Kronologi Prada Lucky Namo Dianiaya Senior hingga Tewas

Baca juga: Tentara di NTT Dianiaya : Ibu Prada Lucky : Kalau Tewas di Medan Perang saya Terima, Ini oleh Senior

Berikut ini kronologi penganiayaan terhadap Prada Lucky Namo, anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/ Wakanga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Prada Lucky Namo menjadi korban penganiayaan oleh senior, ia menghembuskan napas terakhirnya pada (6/8/2025) pukul 11.23 Wita.

Sebelum meninggal dunia, Prada Lucky Namo sempat menjalani perawatan di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.

Kini beredar informasi terkait kronologi penganiayaan Prada Lucky Namo berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang ramai beredar di media sosial.

Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat yang dikonfirmasi TribunFlores.com, Jumat (6/8/2025) pagi soal laporan tersebut kini ramai beredar di media sosial menyebut saat ini Sub Denpom Ende masih melakukan pendalaman kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky Namo.

"Untuk itu masih didalami," kata Lettu Inf Rahmat singkat.

Ia juga menyebut belum bisa memberikan penjelasan lebih lengkap karena saat ini dirinya masih berada di Markas Sub Denpom Ende untuk penyelidikan terkait kematian korban. 

Kronologi kasus dugaan penganiayaan tersebut berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang kini ramai beredar di media sosial bermula pada saat  Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT) pada Minggu 27 Juli 2025 pukul 21.45 WITA.

Sayangya, dalam laporan tersebut tidak secara gamblang dijelaskan perilaku penyimpangan seksual (LGBT) yang dilakukan almarhum Prada Lucky Namo

Keesokan harinya, Senin, 28 Juli 2025 sekira pukul 06.20 WITA, Prada Lucky Chepril Saputra Namo kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar.

Hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel, Serda Lalu Parisi Ramdani saat mengecek kamar mandi.

Mengetahui juniornya kabur, Serda Lalu Parisi Ramdani kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Sertu Thomas Desambris Awi.

Sekira pukul 09.25 WITA dihari yang sama, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo kepada Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal, kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky. 

Sekira pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga yang bernama Ibu Iren yang merupakan ibu asuh dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Setelah ditemukan keberadaannya, Prada Lucky dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir. 

Sekira pukul 11.05 WITA, Prada Lucky kembali diperiksa di kantor Staf-1/Intel. Saat itu tiba-tiba datanglah beberapa senior Prada Lucky dengan membawa selang dan memukulnya secara bergantian.

Sekira pukul 23.30 WITA, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel agar memerintahkan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior. 

Prada Lucky bersama rekannya Prada Ricard Junimton Bulan akhirnya menjalani hukuman di sel tahanan di kesatuan tersebut tepatnya di rumah jaga kesatrian. 

Dua hari kemudian tepatnya Rabu, 30 Juli 2025 sekira pukul 01.30 WITA, sebanyak empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo diantaranya Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo dan Pratu Aprianto Rede Raja mendatangi rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky dan Prada Ricard Junimton disel dan melakukan pemukulan terhadap keduanya menggunakan tangan kosong. 

Tiga hari kemudian, tepatnya Sabtu, 02 Agustus 2025 sekira pukul 09.10 WITA, Prada Ricard Junimton Bulan mengalami demam sedangkan Prada Lucky Chepril Saputra Namo mengalami muntah-muntah hingga keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk menjalani pemeriksaan. 

Usai pemeriksaan tersebut, Prada Ricard Junimton diijinkan pulang, sedangkan Prada Lucky Namo harus dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah.

Setelah mendapat perawatan, keesokan harinya tepatnya Minggu, 03 Agustus 2025 kondisi Prada Lucky Namo sudah dikabarkan mulai membaik setelah ditangani dokter di rumah sakit tersebut. 

Prada Lucky bahkan sempat tertawa dan bercengkrama dengan Ibu Iren yang diketahui sebagai ibu asuhnya yang datang menjenguk Prada Lucky di RSUD Aeramo pada Senin, 04 Agustus 2025 sekira pukul 19.00 WITA hingga pukul 21.30 WITA. 

Ibu Iren bahkan sempat memberikan semangat kepada anak asuhnya tersebut dan sempat menyuapi makan Prada Lucky Namo.

Sayangnya, sekira pukul 23.30 WITA, kondisi Prada Lucky Namo menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU.

Bahkan, dilakukan pemasangan ventilator guna menunjang pernapasan Prada Lucky pada Selasa, 05 Agustus 2025 sekira pukul 04.47 WITA. 

Adapun personil yang terlibat dalam pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo diantaranya:

a. Letda Inf Thariq Singajuru

b. Sertu Rivaldo Kase

c. Sertu Andre Manoklory

d. Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie

e. Serda Mario Gomang

f. Pratu Vian Ili

g. Pratu Rivaldi

h. Pratu Rofinus Sale

i. Pratu Piter

j. Pratu Jamal

k. Pratu Ariyanto

l. Pratu Emanuel

m. Pratu Abner Yetersen

n. Pratu Petrus Nong Brian semi

o. Pratu Emanuel Nibrot Laubura

p. Pratu Firdaus


a. Pratu Petris Nong Brian Semi

b. Pratu Ahmad Adha

c. Pratu Emiliano De Araojo

d. Pratu Aprianto Rede Raja

Kasus ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kekerasan fisik hanya akan mendatangkan keburukan. Selesaikan masalah dengan kepala dingin dan redam emosi. (*)

Sumber : Bangkapos.com/TribunSumsel.com/TribunnesMaker.com/TribunFlores.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved