Semarak HUT ke 80 RI di Riau
Kisah Fitra Tiap Tahun Peringati HUT RI di Lokasi Karhutla Kampar, Ini Doanya Saat Hening Cipta
Sejumlah anggota TRC Pusdalops-PB Kampar terpaksa harus mengikuti peringatan detik-detik proklamasi HUT RI di lokasi Karhutla di Kampar.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Kebanyakan orang mengikuti Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di lapangan.
Tetapi tidak bagi Personil Tim Reaksi Cepat Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana Daerah (TRC Pusdalops-PB) Kampar, Minggu (17/8/2025).
Mereka beberapa dari abdi negara yang tak dapat mengikutinya di lapangan seperti lainnya. Sebab sedang melaksanakan tugas pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Fitra Maihendra salah satunya. Ia beberapa saat lagi mengikuti upacara dan sudah berada di Lapangan Pelajar, Bangkinang Kota untuk mengikuti upacara.
Upacara di lapangan tak jadi diikutinya. Ia bersama beberapa rekan kerjanya mundur dari lapangan untuk meluncur ke lokasi karhutla sekitar 2 ha di Desa Salo Timur Kecamatan Salo.
Kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (16/8) dan berhasil dipadamkan pada hari itu, kembali membara pada Minggu pagi. Lokasinya dekat yang terbakar hebat mencapai 18 ha pada pekan terakhir Juni 2025 lalu.
"Setelah mendapat informasi ada api, kita koordinasi dan akhirnya berangkat ke lokasi. Takut api langsung membesar," katanya kepada Tribunpekanbaru.com.
Komandan Regu TRC ini melaksanakan prosesi singkat dan sederhana peringatan Detik-Detik Proklamasi di sela pemadaman. Cuma mengheningkan cipta sejenak dan menghormat Sang Merah Putih yang dipimpin Kepala Pusdalops-PB Kampar, Adi Candra Lukita.
Mereka membentuk barisan di depan bendera yang diikat pada ranting kayu dan ditancapkan ke tanah. Bendera juga tampak renyuk dan bercak-bercak abu bakar.
"Kami upacara dekat dengan api. Di belakang kami masih berasap. Panasnya masih terasalah," ujarnya.
Saat mengheningkan cipta sejenak, ia memanjatkan doa. Terutama tentang dua hal. Pertama tentang jasa para pahlawan yang telah gugur saat berjuang memperebutkan kemerdekaan.
Kedua tentang kesadaran masyarakat akan kebencanaan. Seperti bencana akibat karhutla. "Pertama sebagai rasa hormat kepada pahlawan kita dan supaya masyarakat sadar akan kebencanaan," ungkapnya.
Pria berusia 38 tahun ini mengabdi di Pusdalops-PB pada Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Kampar sejak 2017.
Selama menjadi personil Pusdalops-PB, ia nyaris tidak pernah mengikuti Peringatan Detik-Detik Proklamasi di lapangan upacara.
"Sejak saya 2017 di sini, baru sekali upacara di lapangan. Selalu upacara di lokasi karhutla," ujarnya.
Ia bahkan pernah upacara di tengah api yang membesar. Pengalaman itu didapatkannya di wilayah Kecamatan Tambang sekitar tahun 2019.
"Waktu itu api lagi besar. Lalu kami dan teman-teman menjauh sedikit untuk memperingati proklamasi. Tak sampai 100 meter lah dari api. Panasnya masih terasa," ujarnya.
Ia jujur mengakui ada rasa prihatin tak dapat mengikuti upacara di lapangan. Kecewa dan kesal karena karhutla masih terus terjadi.
Kesimpulan yang dia petik, masyarakat belum sepenuhnya sadar akan bencana akibat karhutla. "Masih aja yang menebang pohon, membersihkan lahan dengan membakar. Kesalnya disitu," keluhnya. (Fernando Sihombing)
11 Warga Binaan Rutan Siak Bebas pada Hari Kemerdekaan |
![]() |
---|
Sorak-sorai Siswa Paskibra Upacara HUT 80 RI di TNTN Riau, Dapat Hadiah Dari Dansatgas PKH |
![]() |
---|
Detik-Detik Proklamasi HUT RI ke 80, Personil Pusdalops-PB Kampar Heningkan Cipta di Lokasi Karhutla |
![]() |
---|
765 Warga Binaan Rutan Siak Terima Remisi HUT ke-80 RI, 492 Dapat Remisi Umum |
![]() |
---|
Paskibra Bengkalis Sukses Kibarkan Bendera Detik Detik Proklamasi Tanpa Kendala |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.