Pacu Jalur Kuansing 2025

Sehari Semalam Tarik Jalur ke Lokasi Lomba Tepian Narosa Kuansing, Juara pun Tak Balik Modal

Perjuangan Tim Pacu Jalur di Kuansing yang dikorbankan bukan untuk mencari uang sebagai hadiah lomba, melainkan mempertahankan harga diri kampungnya.

|
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution
PACU JALUR - Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru Erwin Ardian (kanan) bersama Tim Mahkota Alam Gunung Ibo di arena Pacu jalur Kuansing 

Selanjutnya untuk mencari pendayung yang ikut untuk bertanding, akan dilakukan dengan melakukan seleksi terhadap anak-anak muda yang memiliki tenaga mendayung di kampung.

"Mencari pendayung diupayakan orang kampung itu sendiri, sebanyak 61 orang. Mulai dari anak joki, tukang onjai Dipilih dari warga desa," jelas Ridwan.

Baca juga: Minim Penginapan, Wisatawan Asal Batam Terpaksa Tidur di Teras Masjid Demi Lihat Pacu Jalur Kuansing

Sebelum event biasanya tim mereka melakukan latihan di Sungai Batang Kuantan hingga sebulan lamanya, termasuk mempersiapkan fisik lara pendayung jalur.

Ada yang menarik dari proses perjalanan tim ini hingga ke Tapian Narosa, tempat puncak digelar pacu jalur, mereka membawa jalur hingga sehari semalam lamanya menarik jalur melewati sungai Batang kuantan dari kampung mereka.

"Ditarik pakai speedboat biasanya sampai enam orang yang menjaga jalur itu untuk tiba ke lokasi Tapian Narosa, di jalan sampai sehari semalam,"ujar Ridwan.

Apa yang dilakukan tim ini, tidak lain dan tidak bukan hanya kebanggan terhadap kampung halaman mereka,

Perjuangan yang mereka korbankan bukan untuk mencari uang sebagai hadiah lomba, melainkan mempertahankan harga diri kampungnya.

"Kalau untuk hadiah, uangnya sekitar 60 juta, ada ternak sapi dan kerbau, Kalau pun juara belum tentu balik modal. Tapi karena ini tradisi, suatu kebanggaan bagi kami mengangkat kampung,"jelasnya.

Ia pun berharap, dengan adanya pacu jalur ini terjalin silaturrahmi antara sesama kampung di Kuantan Singingi dan silaturahmi juga dengan warga di Desa-desa yang berasal dari kabupaten tetangga Indragiri Hulu, karena mereka masih satu rumpun satu aliran sungai.

(Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved