“Ternyata semuanya produktif di bidang masing-masing. Mereka terus berkarya besar-besaran, namun tidak kunjung dilirik oleh pemerintah. Poinnya, pembangunan itu untuk siapa? Untuk manusia, kan? Jadi pembangunan itu bukan untuk pembangunan, tapi pembangunan itu untuk manusia. Dan kajian antropolog itu, ya, tentang manusia,” jelas Rawa.
Baca: Jadwal Pertandingan Sepakbola Wanita Asian Game 2018, Berikut Daftar Harga Tiketnya
Adapun hal yang menjadi konsentrasi AAI Riau antara lain melakukan riset dan publikasi hal-hal yang berhubungan dengan perubahan budaya materi dan teknik di Riau, semisal pergeseran budaya ekonomi (pendekatan ekonomi, sosial).
Kemudian berkaitan dengan riset dan publikasi pandangan filosofi Melayu Riau, permasalahan gambut serta kebakaran, Warisan Budaya Tak Benda, riset situs artefak terutama Candi Muara Takus, riset dan Publikasi 8 Suku Asli di Provinsi Riau, pengembangan dan kajian folklore, kajian dan pengembangan sistem kepercayaan serta pengobatan tradisional melayu.
“Kami juga secara periodik akan menjadwalkan diskusi-diskusi informal dan bedah buku dari para antropolog serta dapat juga membuat bazar/pameran buku,” tutupnya. (ale)