Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Puluhan Mahasiswa UIN Suska Riau melakukan aksi unjuk rasa di Depan Kantor DPRD Riau, Jalan Sudirman Pekanbaru, Kamis (27/12/2018).
Mereka mendatangi kantor DPRD Riau dengan membawa spanduk dan karton yang bertuliskan berbagai tuntutan.
Salah satu spanduk yang dibentangkan oleh puluhan mahasiswa tersebut bertuliskan, Save Pentani, #Save anak petani.
Ada juga spanduk yang bertuliskan "ibu bilang, tahun depan aku tidak lanjut kuliah, karena harga kopra tidak sanggup membiayai aku lagi".
Sesampainya di depan gerbang pintu masuk kantor DPRD Riau pendemo langsung melakukan orasi.
Karena posisi pintu pagar yang ditutup, pendemo pun hanya bisa melakukan orasi di depan pagar pintu masuk.
Dalam aksi unjuk rasa ini, massa menuntut agar petani kopra, karet, dan sawit bisa hidup sejahtera di provinsi Riau yang kaya raya ini.
Baca: Banyak Mahasiswa Anak Petani di Inhil Putus Kuliah Akibat Harga Kelapa Terus Anjlok
Baca: Harga Sawit Kian Anjlok, Pengamat Ekonomi Riau Ini Sarankan Petani Pindah ke Tanaman Aren
Hal ini dikarenakan mahasiswa menilai saat ini kehidupan petanu memprihatinkan.
"Kami datang ke sini meminta hak orang tua kami, sejahterakan petani," kata Sulaimansyah salah seorang pengunjuk rasa di depan Kantor DPRD Riau.
Mereka menilai, Riau merupakan penghasil Kopra terbesar di Indonesia, penghasil sawit dengan kualitas terbaik, dan produktif menghasilkan karet.
Setidaknya ada 7 tuntutan yang diminta mahasiswa ke wakil wakil rakyat di DPRD Riau.
Yakni meminta menstabilisasikan harga komoditi petani, khususnya Kopra, kelapa sawit dan karet.
Kemudian minta adanya proteksi hukum yang jelas bagi petani.
Selanjutnya kita juga meminta pemerintah mencabut izin perusahaan yang punya lahan tanpa sertifikat.
Tuntutan ke lima, mahasiswa meminta hapus sistem kapitalisme terhadap pertanian.
Keenam, hapus monopoli pertanian, dan yang terakhir perbaiki tata niaga kelapa dan karet di Provinsi Riau.
Baca: Tinjau Kebun Ubi Kayu 330 Hektare di Tapung, Sekda Riau : Lebih Menguntungkan Daripada Kebun Sawit
Baca: MIGAS Menipis, Harga TBS Sawit Turun, Tepat Jika Riau Beralih dan Fokus ke Sektor Wisata
"Orang tua kami tak sanggup lagi membiayai kami, karena harga kelapa murah. Kami ingin pemerintah memperhatikan kami," ujar Sulaimansyah lewat orasinya.
Setelah puas berorasi, tidak lama berselang, Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Mansyur HS tampak keluar dari Gedung DPRD dan berjalan menjumpai mahasiswa.
Di hadapan mahasiswa Mansyur menyatakan apresiasinya pada mahasiswa karena menuntut kesejahtraan petani.
"Kita terima dulu tuntutannya, baru nanti kita coba bicarakan ke pusat. Sebagai daerah penghasil kelapa terbesar, karet dengan kualitas terbaik, wajar saja kalau kita minta perhatian yang lebih serta keadilan yang merata. Kami dari DPRD akan terus mengawal tuntutan mahasiswa ini dan akan memperjuangkannya," kata Mansyur. (*)