Menurut Rifai Rahman, setelah perpindahan ibu kota Kerajaan Indragiri ke Rengat hampir 90 tahun Kerajaan Indragiri tidak memiliki Masjid.
"Abang kandung dari Engku Togo, Sultan Ibrahim menyarankan agar Engku Togo membangunkan Masjid untuk Kerajaan Indragiri," kata Rifai Rahman kepada Tribun, Selasa (14/5/2019).
Atas saran Sultan Ibrahim, Engku Togo membangunkan Masjid Ar Rahman dengan menggunakan dana sendiri.
Proses pembangunan dilaksanakan pada tahun 1895, lima tahun setelah Engku Togo selesai membangun istananya yang diberi nama Rumah Tinggi.
Menurut Rifai Rahman, seluruh bahan bangunan untuk membangun Masjid didatangkan dari Singapura.
Bahkan tukang yang membangun Masjid tersebut adalah orang-orang China dari Singapura.
Oleh karena itu, saat ini bagian mihrab Masjid tampak motif bunga seroja yang menjadi simbol penganut agama Budha.
Rifai berkata, sejarah pembangunan Masjid itu ia dengar langsung dari Encik Ali yang merupakan Bupati pertama Indragiri.
"Beliau menyampaikan bahwa yang membangun Masjid itu adalah Engku Togo, kakek saya. Karena dia menjadi saksi hidup saat Masjid tersebut dibangun," katanya.
Setelah pembangunannya selesai, 100 tahun berlalu Masjid tersebut hampir tidak terperhatikan.
Oleh karena itu, pada tahun 1995 Rifai Rahman yang kebetulan berkunjung ke Inhu melihat langsung kondisi Masjid Ar Rahman.
Baca: UNIK! Masjid Tua PUNYA 6 MENARA di Pekanbaru, 10 Mahasiswi Cantik Ikuti Karantina Alquran IZI
Baca: BEA CUKAI Dumai GAGALKAN Penyelundupan NARKOTIKA Jenis Sabu-sabu Seberat 1.4 Kg Berkat Image X-Ray
Baca: KPU Riau Targetkan Pleno Selesai Rabu 15 Mei, Siap Hadapi Gugatan Peserta Pemilu di MK
Ia merasa prihatin dan mengambil inisiatif untuk melakukan renovasi terhadap bangunan Masjid.
"Ketika itu oleh Bupati Inhu pada masa itu, Ruchiyat meminta saya agar membangun Masjid baru di tanah lain. Namun saya menolak, karena kalau saya ikuti saran itu kakek saya akan kehilangan amal jariahnya," kata Rifai Rahman.
Rifai Rahman berkata dalam proses renovasi itu, ia menggunakan dana pribadi sama seperti yang dilakukan oleh Engku Togo.
Rifai menjelaskan hampir seluruh bagian Masjid direnovasi dengan menggunakan bahan-bahan yang baru, kecuali bagian mihrab.