"Kemasannya cuma dilapis aluminium foil saja," paparnya.
Disinggung soal kualitas dan harga sabu-sabu ini, Suhirman dengan tegas menyatakan barang haram ini hanya menjadi perusak generasi bangsa.
"Yang jelas, sabu-sabu ini banyak masyarakat kita terutama generasi muda yang jadi korban. Jadi tidak ada harganya," tegasnya.
Untuk diketahui, narkotika jenis sabu-sabu memang sudah tak asing lagi bagi masyarakat.
Aparat terkait kerap menindak penyalahguna dan pengedarnya.
Namun, sabu-sabu warna merah dengan bahasa sandi di kalangan pemakainya disebut red ice mungkin agak asing di Indonesia.
Sabu-sabu warna merah ini ditaksir harganya jauh lebih mahal dari jenis sabu sebelumnya yang masuk ke Indonesia.
Namun dibalik bentuk kristalnya dengan warna merah terang menyala yang memikat, sabu-sabu warna merah disebut-sebut menyimpan daya rusak yang lebih kuat di syaraf manusia jika mengonsumsinya terus-menerus.
Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>
Baca: BUPATI Pelalawan Riau Serukan Pantau UJARAN KEBENCIAN dan Hasutan untuk Gagalkan Pelantikan Presiden
Baca: Gubernur Riau Syamsuar Ancam Copot Kepala OPD Gara-gara Rp 54 Miliar Hangus, Ini Penjelasannya
Baca: PEMUTIHAN Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Riau untuk Roda Dua, Roda Tiga, Roda Empat dan Lainnya
Penggolongan sabu-sabu, berdasarkan warnanya, yang mencerminkan hasil pemurnian ekstrak bahan prekusornya.
Ketiga macam sabu-sabu itu adalah sabu-sabu warna putih atau disebut ice, sabu-sabu warna kuning atau yellow ice, dan sabu-sabu warna biru atau blue ice.
Namun, dalam perkembangannya, muncul sabu-sabu warna merah yang kualitasnya jauh di atas blue ice.
Sabu-sabu warna merah ini tergolong langka dan produsen memproduksinya secara terbatas karena harganya yang lebih mahal.
Sabu-sabu warna merah mulai muncul dalam beberapa tahun terakhir ini dan awalnya ditemukan di China dan negara Amerika Selatan atau Latin.
Program Seratus Hari Kapolda Riau Berantas Narkoba