Berita Riau

Sabu-sabu Jenis Baru Warna MERAH dan HIJAU Lebih Bahaya, Disita dalam Program 100 Hari Kapolda Riau

Editor: Nolpitos Hendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sabu-sabu Jenis Baru Warna Merah dan Hijau Lebih Bahaya, Disita dalam Program 100 Hari Kapolda Riau

Sabu-sabu Jenis Baru Warna Merah dan Hijau Lebih Bahaya, Disita dalam Program 100 Hari Kapolda Riau

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sabu-sabu jenis baru warna merah dan hijau lebih bahaya, disita dalam Program 100 Hari Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.

Aparat polisi dari Satres Narkoba Polres Bengkalis sukses mengamankan narkotika jenis sabu-sabu sebanyak 27,1 kilogram, selain itu ada pula barang bukti berupa pil ekstasi sebanyak 19.463 butir.

Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>

Baca: ALASAN Ustadz Abdul Somad Mundur dari ASN Diungkap Sahabat Dekat UAS, Misalkan Buya Gusrizal Gazahar

Baca: ISYARAT Mundur sebagai Dosen UIN Suska Riau pada Curriculum Vitae Ustadz Abdul Somad atau UAS

Baca: Pohon Kelapa Tercabut dari Tanah dan Terbang Dibawa Puting Beliung hingga Timpa Rumah Warga di Riau

Baca: IRT di Riau Nekad Bawa Narkoba, Polisi Cegat Tersangka di Kebun Kelapa Sawit Saat Kendarai RX King

Dalam kasus ini, petugas turut mengamankan seorang kurir Narkoba berinisial A (32).

Menariknya, barang bukti sabu-sabu yang diamankan berbeda dari biasanya.

Perbedaan tampak jelas dari pembungkus sabu-sabu yang diamankan, biasanya sabu-sabu yang diamankan di Riau memiliki merek kemasan dengan tulisan China.

Sementara tangkapan kali ini, bungkusan sabu-sabu tanpa merek dan berbeda warna dari bungkusan biasanya.

Bahkan informasinya, sabu-sabu kali ini punya kualitas yang bagus.

Kemungkinan sabu-sabu yang diamankan Polres Bengkalis merupakan sabu-sabu jenis baru, namun sudah beredar juga di Indonesia.

Dari 27 kilogram sabu-sabu setelah diperiksa, ternyata warnanya ada tiga macam, di antaranya warna putih, hijau dan merah muda.

Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Suhirman menjelaskan, jenis sabu-sabu seperti ini memang tergolong baru di Riau.

"Ya, kita memang baru menemukan jenis yang seperti itu. Temuan baru buat kita," jelasnya.

Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>

Baca: Warga Riau Nyaris Batal Nikah karena Buang Sampah Sembarangan di Pekanbaru dan Belum Bayar Denda

Baca: TERUNGKAP, Supir Travel Pekanbaru-Bengkalis Jadi Kurir Narkoba, Diupah Rp 140 Juta Bawa 27 Kg Sabu

Baca: PROMO Menarik Beli Mobil di Riau, Promo Mitsubishi Pajero Sport, Mitsubishi Xpander dan Honda BR-V

Meski demikian, diduga asal barang haram ini sama seperti yang sudah-sudah, yakni masuk dari negeri jiran Malaysia.

"Kemasannya cuma dilapis aluminium foil saja," paparnya.

Disinggung soal kualitas dan harga sabu-sabu ini, Suhirman dengan tegas menyatakan barang haram ini hanya menjadi perusak generasi bangsa.

"Yang jelas, sabu-sabu ini banyak masyarakat kita terutama generasi muda yang jadi korban. Jadi tidak ada harganya," tegasnya.

Untuk diketahui, narkotika jenis sabu-sabu memang sudah tak asing lagi bagi masyarakat.

Aparat terkait kerap menindak penyalahguna dan pengedarnya.

Namun, sabu-sabu warna merah dengan bahasa sandi di kalangan pemakainya disebut red ice mungkin agak asing di Indonesia.

Sabu-sabu warna merah ini ditaksir harganya jauh lebih mahal dari jenis sabu sebelumnya yang masuk ke Indonesia.

Namun dibalik bentuk kristalnya dengan warna merah terang menyala yang memikat, sabu-sabu warna merah disebut-sebut menyimpan daya rusak yang lebih kuat di syaraf manusia jika mengonsumsinya terus-menerus.

Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>

Baca: BUPATI Pelalawan Riau Serukan Pantau UJARAN KEBENCIAN dan Hasutan untuk Gagalkan Pelantikan Presiden

Baca: Gubernur Riau Syamsuar Ancam Copot Kepala OPD Gara-gara Rp 54 Miliar Hangus, Ini Penjelasannya

Baca: PEMUTIHAN Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Riau untuk Roda Dua, Roda Tiga, Roda Empat dan Lainnya

Penggolongan sabu-sabu, berdasarkan warnanya, yang mencerminkan hasil pemurnian ekstrak bahan prekusornya.

Ketiga macam sabu-sabu itu adalah sabu-sabu warna putih atau disebut ice, sabu-sabu warna kuning atau yellow ice, dan sabu-sabu warna biru atau blue ice.

Namun, dalam perkembangannya, muncul sabu-sabu warna merah yang kualitasnya jauh di atas blue ice.

Sabu-sabu warna merah ini tergolong langka dan produsen memproduksinya secara terbatas karena harganya yang lebih mahal.

Sabu-sabu warna merah mulai muncul dalam beberapa tahun terakhir ini dan awalnya ditemukan di China dan negara Amerika Selatan atau Latin.

Program Seratus Hari Kapolda Riau Berantas Narkoba

Pengunkapan Kurir Narkoba 27 Kilogram Sabtu pekan lalu merupakan salah satu komitmen Polres Bengkalis memberantas peredaran Narkoba melalui jalur internasional di Bengkalis.

Hal ini diutarakan Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto usai menyampaikan Press Release di Mapolres Bengkalis, Selasa (15/10) pagi.

"Ini salah satu bukti kalau kita tidak main main dalam rangka pemberantasan Narkoba khususnya diwilayah kabupaten Bengkalis," terang Sigit.

Menurut dia dalam waktu dua pekan memimpin Polres Bengkalis sebuah hasil yang memuaskan bisa mengungkap peredaran Narkoba cukup besar melalui pulau Bengkalis.

Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>

Baca: ALASAN Ustadz Abdul Somad Mundur dari ASN Diungkap Sahabat Dekat UAS, Misalkan Buya Gusrizal Gazahar

Baca: ISYARAT Mundur sebagai Dosen UIN Suska Riau pada Curriculum Vitae Ustadz Abdul Somad atau UAS

Baca: Pohon Kelapa Tercabut dari Tanah dan Terbang Dibawa Puting Beliung hingga Timpa Rumah Warga di Riau

Baca: IRT di Riau Nekad Bawa Narkoba, Polisi Cegat Tersangka di Kebun Kelapa Sawit Saat Kendarai RX King

"Ini merupakan upaya yang luar biasa kita lakukan dari jajaran Polres Bengkalis," tambahnya.

Selain itu pemberantasan Narkoba merupakan program khusus dari Kapolda Riau yang baru karena masuk dalam program seratus hari memimpin Kapolda Riau yang ingin memberantas Narkoba sampai ke akar akarnya.

"Kita mendukung seratus hari kerja Kapolda yang baru yakni salah satunya pemberantasan Narkoba,"tambah Kapolres.

Pihak Kapolres Bengkalis memaksimalkan pengungkapan Narkoba dengan jumlah personil sebanyak sembilan belas orang di Satres Narkoba saat ini.

"Nyatanya jumlah personil yang sedikit kalau dioptimalkan bisa membuahkan hasi," terangnya.

Sementara itu Kasatres Narkoba Polres Bengkalis AKP Syahrizal baru baru ini mengungkapkan Kondisi pelabuhan tikus hampir disepanjang Pulau Bengkalis dan Rupat sejak beberapa bulan terakhir dalam pengawasan ketat Satres Narkoba Polres Bengkalis.

Bahkan intensitas pengawasan mulai dari pesisir pantai Simpang Ayam sampai Sekodi Pulau Bengkalis diawasi secara maksimal.

"Namun tetap saja pengedar jaringan Narkoba internasional ini juga punya pola teroganisir dan berubah ubah dalam melakukan aksinya. Apalagi pelabuhan tikus yang ada di Pulau Bengkalis dari Simpang Ayam hingga Sekodi memang cukup panjang, pola mereka berpindah pindah dalam menyeludupkan barang haram ini," ungkap KasatNarkoba Polres Bengkalis AKP Syahrizal kepada tribun.

Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>

Baca: Warga Riau Nyaris Batal Nikah karena Buang Sampah Sembarangan di Pekanbaru dan Belum Bayar Denda

Baca: TERUNGKAP, Supir Travel Pekanbaru-Bengkalis Jadi Kurir Narkoba, Diupah Rp 140 Juta Bawa 27 Kg Sabu

Baca: PROMO Menarik Beli Mobil di Riau, Promo Mitsubishi Pajero Sport, Mitsubishi Xpander dan Honda BR-V

Menurut Kasat, saat ini pola yang digunakan para bandar ini memang masih dengan pola jaringan terputus.

Ada dua peranan kurir yang digunakan dalam pendistribusian Narkoba melalui jalur internasional Selat Melaka.

"Sandi mereka menyebut kurir itu sebagai becak, ada becak laut dan becak darat. Becak laut ini yang melansir barang haram dari perbatasan Malaysia menuju Pulau Bengkalis. Kemudian becak darat melansir dari pulau Bengkalis menuju daratan Sumatera," tambahnya.

Jaringan antara becak laut dan becak darat ini sangat banyak, selama ini upaya dalam pemberantasan kebanyakan hanya di sebelah becak darat saya Sementara becak laut selalu selamat dari suatu pengungkapan besar.

"Kita sendiri sudah berupaya dalam melakukan pengungkapan langsung memutus satu jaringan dengan menangkap becak daratnya. Kemudian mengembangkan sampai ke becak lautnya, ini yang kita lakukan pada pengungkapan 7 kilogram di Rupat beberapa waktu lalu, sehingga satu jaringan bisa betul betul habis," ungkap Syahrizal.

Meskipun demikian Kasat Narkoba mengakui, pengendali Narkoba ini, tidak hanya memiliki satu jaringan saja dalam pendistribusian Narkoba dari Malaysia melalui Selat Melaka.

Namun untuk mengungkap seluruhnya butuh kerja keras waktu dan keterlibatan semua pihak terkait dalam pemberantasan Narkoba.

Syahrizal menjelaskan saat ini pintu masuk utama Narkoba di perairan Bengkalis masuk melalui perbatasan Indonesia tepatnya di daerah Boya Patah.

Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>

Baca: BUPATI Pelalawan Riau Serukan Pantau UJARAN KEBENCIAN dan Hasutan untuk Gagalkan Pelantikan Presiden

Baca: Gubernur Riau Syamsuar Ancam Copot Kepala OPD Gara-gara Rp 54 Miliar Hangus, Ini Penjelasannya

Baca: PEMUTIHAN Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Riau untuk Roda Dua, Roda Tiga, Roda Empat dan Lainnya

Perbatasan tersebut sekitar dua jam dari pesisir Pulau Bengkalis dan sekitar satu setengah jam dari Malaysia tepatnya dari Distrik Batu Pahat.

"Pada perbatasan ini, antara becak laut Malaysia dengan Becak Laut Indonesia melakukan transaksi pengambilan barang haram tersebut. Polanya becak laut dalam menjemput barang haram dengan menggunakan speedboat berkecepatan tinggi untuk sampai ke lokasi tersebut," terang Kasat.

Setelah berhasil melakukan transaksi barang haram ini di bawa ke Pulau Bengkalis biasanya dengan dua pola.

Bisa dibawa langsung oleh becak laut menggunakan speedboat atau menitipkan dengan nelayan untuk sampai ke darat.

"Yang menjadi kendala waktu transaksi mereka di perbatasan cenderunh berubah ubah, dan tidak menentu, sehinga pengintaian sulit dilakukan secara maksimal diperairan," terang Kasat Narkoba.

Saat ini SatNarkoba Polres Bengkalis terus melakukan upaya meminimalisir masuknya Narkoba melalui Selat Melaka ini dengan melakukan patroli rutin dan waktu patroli yang ditentukan secara berkala.

Selain itu pihaknya juga memasang jaringan atau mata mata sendiri dalam mengawasi pelabuhan tikus yang ada dan di curigai sebagai pintu masuk.

"Kita juga bekerjasama dengan Polair Polres Bengkalis, dengan memanfaatkan FKPM Perairan dalam mengawasi peredaran Narkoba," tandasnya.

Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda/Muhammad Natsir - Sabu-sabu Jenis Baru Warna Merah dan Hijau Lebih Bahaya, Disita dalam Program 100 Hari Kapolda Riau

Berita Terkini