Kasus DBD di Pekanbaru

SEMPAT Muntah Darah, Pemuda 20 Tahun Pasien Demam Berdarah Dengue DBD di Pekanbaru Meninggal Dunia

Penulis: Fernando
Editor: Nolpitos Hendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEMPAT Muntah Darah, Pemuda 20 Tahun Pasien Demam Berdarah Dengue DBD di Pekanbaru Meninggal Dunia

SEMPAT Muntah Darah, Pemuda 20 Tahun Pasien DBD di Pekanbaru Meninggal Dunia

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Satu orang pasien Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kota Pekanbaru meninggal dunia, sempat muntah darah.

Ada dugaan pasien yang menetap di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru meninggal karena terlambat memperoleh penanganan medis.

Informasi Tribun, pasien sudah sakit selama dua hari.

Kerabat pasien baru membawanya dalam kondisi yang tidak baik.

Pasien masuk rumah sakit sudah muntah darah.

Kondisi korban pun menurun dan sudah lemas.

Setelah dirawat selama lima hari pasien pun tidak dapat tertolong lagi.

Pemuda 20 tahun itu pun meninggal dunia.

"Kami imbau agar masyarakat waspadai gejala DBD. Jangan sampat terlambat dapat penanganan medis," terang Plt Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, Kamis (12/3/2020).

Menurutnya, tim langsung menindaklanjuti kasus DBD tersebut.

Mereka melakukan fogging pada lokasi tempat tinggal pasien DBD.

Ia memastikan pasien DBD yang cepat memperoleh penanganan medis bisa sembuh usai jalani perawatan.

Ia juga
mengimbau masyarakat supaya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Faktor lingkungan yang kotor akan menjadi sarang. Bahkan mempercepat kembang biak nyamuk Aedes aegypti," ujarnya.

Amin menyebut bahwa kasus DBD selama hampir tiga bulan ini mencapai 238 kasus.

Kasus terbanyak di Kecamatan Tenayan Raya.

Jumlah kasus DBD di Kecamatan Tenayan Raya mencapai 44 kasus.

Lalu Kecamatan Tampan sebanyak 36 kasus.

Ada juga kecamatan yang tidak banyak kasus DBD.

Kecamatan Sail dan Kecamatan Pekanbaru Kota masing-masing hanya ada satu kasus DBD.

Jumlah Pasien DBD di 10 Provinsi di Indonesia

Pada saat ini, perhatian masyarakat terpusat pada isu virus corona atau Covid-19. Namun, tanpa kita sadari, kasus Demam Berdarah Dengeu ( DBD) di Indonesia awal tahun 2020 ini telah mencapai 17.820 kasus kesakitan.

Hal ini diungkapkan dalam laporan yang diterima oleh Kementerian Kesehatan RI sejak awal Januari hingga Rabu, 11 Maret 2020.

Disampaikan oleh Direktur P2P Tular Vektor dan Zoonotik, Dr Siti Nadia Tarmizi, angka kasus DBD pada awal Januari 2020 lebih tinggi daripada tahun 2019.

"Tapi kalau dibandingkan data hingga 11 Maret, angka kejadian kasus DBD di Indonesia justru lebih rendah daripada tahun lalu (2019)," kata Nadia, di Gedung Kemenkes, Rabu (11/3/2020).

Nadia juga menyampaikan 10 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak hingga 11 Maret 2020. 10 provinsi itu adalah:

1. Lampung dengan 3.423 kasus, kematian 11 orang

2. Nusa Tenggara Timur dengan 2.711 kasus, kematian 32 orang

3. Jawa Timur dengan 1.761 kasus, kematian 13 orang

4. Jawa Barat dengan 1.420 kasus, kematian 25 orang

5. Jambi dengan 703 kasus, kematian 1 orang

6. Jawa Tengah dengan 648 kasus, kematian 4 orang

7. Riau dengan 602 kasus, kematian 2 orang

8. Sumatera Selaatn dengan 593 kasus, kematian 1 orang

9. DKI Jakarta dengan 583 kasus, tidak ada kematian

10. Nusa Tenggara Barat dengan 558 kasus, kematian 1 orang

Sementara itu, berikut adalah 10 kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi sampai 11 Maret 2020.

1. Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur mencapai 1.216 kasus

2. Kabupaten Lampung Selatan, Lampung mencapai 664 kasus

3. Kabupaten Pringsewu, Lampung mencapai 591 kasus

4. Kabupaten Lampung Tengah, Lampung mencapai 490 kasus

5. Kabupaten Lampung Timur, Lampung mencapai 378 kasus

6. Kabupaten Lampung Utara, Lampung mencapai 270 kasus

7. Kota Bandar Lampung, Lampung mencapai 270 kasus

8. Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung mencapai 256 kasus

9. Kota Bandung, Jawa Barat mencapai 256 kasus

10. Kabupaten Malang, Jawa Timur mencapai 218 kasus

Masyarakat, baik yang di wilayah yang disebutkan di atas atau tidak, diminta untuk terus waspada dan hati-hati terhadap potensi terjangkit DBD ini.

"Meskipun tren ini menurun dan tidak tahu sampai kapan tren DBD periode musim hujan ini berlangsung, kita harus waspada (karena) bisa jadi Maret ini puncaknya," kata dia.

Demam Berdarah Dengue atau DBD - Tribunpekanbaru.com / Fernando Sikumbang.

Berita Terkini