TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUAN MERANTI - Bikin merinding. Seekor buaya muara kelayapan di Desa Mantiasa, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti Riau.
Buaya memakan ternak warga desa hingga meresahkan.
Tak hanya itu, sang buaya diduga mendekam di dekat sekolah hingga makin membuat orangtua para murid ketakutan karena bisa membahayakan anak-anak mereka.
Setelah satu bulan lebih bikin warga tak bisa lelap tidur, hewan melata itu berhasil dipancing dan ditangkap.
Baca juga: Latihan Dekat Kuburan, Kapolda Riau Kenang Ikut Pendidikan di Watukosek, Hadiri HUT ke-75 Brimob
Baca juga: Digelar di Studio Televisi,KPU Pelalawan Undur Jadwal Debat Publik Jadi 22 November, Dibagi 6 Segmen
Baca juga: Satgas Ingatkan Konsisten Terapkan Prokes, Balik dari Pekanbaru Keluarga di Kuansing Positif Corona
Kemudian, buaya muara dilepasliarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti.
Bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau pada Jumat (13/11/2020) malam.
Buaya muara berukuran 1,5 meter ini sebelumnya ditangkap oleh pihak BPBD Kepulauan Meranti dan masyarakat karena telah lama berkeliaran di dekat pemukiman warga Desa Mantiasa, Kecamatan Tebingtinggi Barat.
Kepala Seksi Karhutla dan Kecelakaan, BPBD Kepulauan Meranti, Ekaliptus mengatakan keberadaan buaya tersebut telah meresahkan warga sekitar sebulan lebih.
"Kehadiran buaya itu telah meresahkan warga sebulan lebih, dia makan itik, ayam warga, jadi buaya itu sampai masuk ke kandang ternak warga," ujar Ekaliptus kepada Tribunpekanbaru.com Minggu (15/11/2020).
Untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak menjadi korban, laporan masyarakat tersebut kemudian ditindak lanjuti pihak BPBD Kepulauan Meranti.
Jerat pun dipasang jerat untuk menangkap buaya tersebut.
Bahkan kehadiran buaya sempat semakin mengkhawatirkan karena dekat dengan salah satu sekolah yang ada di sana.
"Posisinya depan sekolah, takutnya anak-anak makanya masyarakat resah.”
“Jadi pada Kamis malam kemarin kita sudah pasang perangkap, dan ketika air pasang, buaya masuk jerat yang kita buat dan kita amankan," ujarnya.
Setelah buaya tersebut diamankan di kantor BPBD Kepulauan Meranti, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan BKSDA untuk penanganan buaya tersebut.
Mengingat untuk penanganan buaya tetap menjadi kewenangan BKSDA.
"Satu orang datang BKSDA kemudian datang kemudian kita lepaskan lagi ke habitatnya.”
“ Kita lepaskan di ujung sungai daerah yang memang habitatnya dan yang pasti jauh dari pemukiman masyarakat," jelasnya.
Ekaliptus mengakui sejauh ini sejumlah laporan maupun keluhan terkait kehadiran buaya di sejumlah lokasi memang telah diterima pihaknya.
Hanya saja dirinya mengatakan hal tersebut tetap ditindak lanjuti dengan berkoordinasi dengan pihak BKSDA sebagai pihak yang berwenang.
"Kita sudah sampaikan ke mereka (BKSDA), mereka mau menyusun tim katanya. Karena ada beberapa daerah yang melapor seperti di daerah Lalang.”
“Bahkan di sana itu sempat buaya mau menyerang warga di atas sampan," tuturnya.
Laporan-laporan tersebut bahkan dikatakan Ekaliptus semakin banyak beberapa waktu terakhir.
"Kemunculan buaya ini memang semakin banyak sekitar 4 bulan terakhir, sehingga kita tetap teruskan ke pihak BKSDA," tuturnya.
Ekaliptus mengatakan sembari tim yang berwenang melaksanakan tugasnya, kepada masyarakat tetap diminta untuk waspada khususnya saat berada di dekat daerah rawa maupun perairan keruh saat beraktivitas.
"Pantai-pantai agak mengkhawatirkan sekarang banyak yang nyerang sekarang.”
“ Kita juga tidak tahu penyebabnya karena sebarannya makin banyak. Jadi kepada masyarakat tetap waspada," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )