Kehidupan mereka makmur karena dilimpahi dengan ladang pertanian yang terhampar subur nan hijau, hewan ternak yang sehat dan banyak, serta aliran air yang melimpah dan segar. Selain itu, perawakan tubuh kaum ‘Ad juga diketahui besar dan kuat sehingga sangat menguntungkan mereka dalam bekerja sehari-harinya.
Namun kenikmatan dan berbagai berkah yang dilimpahkan kepada kaum ‘Ad tidak serta merta membuat mereka bersyukur dan menyembah Allah Ta’ala. Kaum ‘Ad tidak mengenal Allah Ta’ala sebagai Tuhan mereka, sama seperti yang dilakukan oleh kaum sebelum mereka (kaum Nabi Nuh). Mereka menyembah patung buatan mereka sendiri dan diberi nama dengan Shamud dan Alhattar.
Kisah lengkap megnenai Nabi Hud AS kepada kaum Aad juga bisa kamu temukan pada buku {SERI KISAH NABI} Sang Penyeru Kaum ‘Aad: Nabi Hud AS dibawah ini.
Perjalanan Dakwah Nabi Hud
Target utama dari dakwah yang dilakukan oleh Nabi Hud ‘alaihissalam adalah Kaum ‘Ad yang bermukim di sekitar tempat tinggal Nabi Hud ‘alaihissalam, yaitu di Al-Ahqaf. Tugas Nabi Hud ‘alaihissalam untuk menyerukan ajaran agar menyembah Allah Ta’ala dan menghindari perbuatan musyrik. Kaum ‘Ad dikenal menyembah patung berhala yang mereka buat sendiri. Seperti ditunjukkan dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 52.
“Dan (Hud berkata), ‘Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.’” (Q.S. Hud ayat 52).
Kisah Nabi Hud Diutus sebagai Penolong bagi Kaum ‘Ad
Keringat dan usaha tiada henti yang diperjuangkan oleh Nabi Hud ‘alaihissalam dalam menyerukan kebaikan kepada kaum ‘Ad selain diabadikan ke dalam Al-Qur’an surat Hud, juga diabadikan dalam surat Asy-Syu’ara ayat 128-135.
Nabi Hud ‘alaihissalam menyeru kepada kaum ‘Ad untuk meninggalkan patung berhala yang mereka sembah dan beralih menyembah kepada Allah Ta’ala. Nabi Hud ‘alaihissalam pun menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan keesaan Allah Ta’ala kepada kaum ‘Ad agar mereka dapat memilih ke jalan yang benar.
Namun kaum ‘Ad sama sekali tidak mempercayai Nabi Hud ‘alaihissalam dan tidak mau meninggalkan sesembahan mereka. Bahkan kaum ‘Ad menuduh Nabi Hud ‘alaihissalam sudah terkena penyakit gila.
“Mereka (kaum ‘Ad) berkata, ‘Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.’ Dia (Hud) menjawab, ‘Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.’” (Q.S. Hud ayat 54).
Balasan Azab Kepada Kaum ‘Ad yang Ingkar
Buntut dari perilaku kaum ‘Ad yang tamak dan sombong serta menentang Nabi Hud ‘alaihissalam, maka Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada mereka berupa kekeringan yang panjang. Musibah kekeringan yang menimpa kaum ‘Ad ini sempat membuat mereka resah dan khawatir.
Mereka takut pertanian mereka gagal panen sehingga menyebabkan kelaparan. Celah tersebut yang dimanfaatkan oleh Nabi Hud ‘alaihissalam untuk meyakinkan kaum ‘Ad agar meninggalkan berhala dan berpaling untuk bertaubat dan menyembah Allah Ta’ala.
Namun perkataan Nabi Hud ‘alaihissalam benar-benar tidak dihiraukan sama sekali oleh mereka. Sesuai yang tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 70.