Selanjutnya, Badan Meteorologi Jepang mengumumkan ke publik pada Senin (4/12/2023) pukul 3 pagi waktu setempat.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, letusan Gunung Marapi yang menghasilkan asap vulkanik dengan ketinggian sekitar 15.000 meter dapat memicu tekanan air laut sehingga menimbulkan tsunami.
2. AP News: Larangan pendakian Gunung Marapi
AP News mengunggah artikel "Indonesia’s Marapi volcano erupts for the second day as 12 climbers remain missing" pada Senin (4/12/2023).
Disebutkan bahwa sebanyak 11 pendaki meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi. Tim gabungan juga masih berupaya untuk mengevakuasi pendakian lainnya.
Total, ada 75 pendaki yang terjebak di gunung setinggi 2.900 meter itu.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencara Geologi, Hendra Gunawan mengatakan, Gunung Marapi berstatus level dua waspada sejak 2011. Oleh sebab itu, seharusnya pendakian di gunung tersebut dilarang.
Begitu juga dengan aktivitas penduduk yang berada dalam jarak 3 kilometer dari puncak.
Baca juga: Update Evakuasi Pendaki Gunung Marapi, 20 Orang Masih Terjebak, Lokasi Belum Ditemukan
Baca juga: Ingatkan Pemerintah, Ganjar Ajarkan Cara Menghadapi Kritikan
3. Reuters: Evakuasi pendaki Gunung Marapi sulit
Letusan Gunung Marapi juga menjadi sorotan media terbesar di dunia, Reuters dalam artikel berjudul "Indonesia's Marapi volcano erupts, killing 11 climbers; 12 missing" pada Selasa (5/12/2023).
Dalam artikel tersebut, juru bicara tim SAR, Jodi Haryawan menyampaikan kendala evakuasi 75 pendaki yang terjebak di lokasi.
Pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4-6 jam untuk mengevakuasi satu jenazah.
"Ini sangat sulit," kata dia.
Namun, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan evakuasi terhadap 12 pendaki yang hilang.