"Pakai jaket, kalau nggak salah jaket XTC warna biru putih," terangnya.
"Karena saya pikir Eky sudah meninggal, saya lalu fokus menolong si perempuan (Vina), waktu itu juga nggak tahu namanya siapa," ujar Suroto.
Menurutnya, posisi Vina ketika itu terlentang dan masih dalam kondisi sadar. Vina bahkan pun sempat merintih meminta pertolongan kepada Suroto.
"Dia minta tolong, 'tolong, tolong', saya tolonglah si perempuan. Aku bilang 'sabar dek, lagi manggil mobil'," ucapnya kala itu.
"Waktu dia terlentang, kepalanya saya angkat, posisi dia itu saya papah kepalanya," tambahnya.
Lebih lanjut, Suroto juga mengungkap kondisi Vina saat itu dimana korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya.
"Kondisi Vina parah juga, kaki luka, kena sobekan besi atau apa, kita juga nggak tahu. Dia luka parah. Tangannya luka parah, wajahnya memar semua. Kaki kiri patah, kepala berdarah juga," bebernya.
Selain itu, ia juga melihat tubuh bagian bawah Vina sudah tertutupi jaket XTC sama seperti yang dikenakan Eky.
"Vina sebelum saya tolong, jaketnya itu sudah menutupi (bagian bawah tubuhnya), jaketnya itu sama (dengan jaket XTC Eky) warna putih biru," tutur Suroto.
Ia juga mengaku sempat membetulkan dalaman bagian bawah tubuh Vina karena melorot.
Tak lama setelah itu, Suroto pun melihat polisi datang di lokasi penemuan tubuh Vina Cirebon dan Eky tersebut.
"Nggak lama kemudian anggota polisi datang," ujarnya.
Suroto juga yang ikut mengantarkan Vina ke rumah sakit, dikatakannya masih bernyawa.
"Perempuannya masih hidup, masih minta tolong terus sampai rumah sakit, saya dulu sampai gemeter gak tega 'kok sampai kayak gini yaAllah'," katanya.
Melihat kondisi Vina, Suroto sempat curiga jika kematian almarhum bukan karena kecelakaan.
Pasalnya, saat Suroto mengaku melakukan survey ulang di TKP sehari setelah kejadian.
"Ga ada benturan besi, karena abis kejadia jam 10 malem itu, saya menemukan korban, paginya saya survey apa bener sih kecelakaan sampai kayak gitu, tapi gak ada sama sekali beretan, tapi diinformasikan polisi kecelakaan laka lantas.
Hingga kecurigaan Suroto terbukti setelah berselang lama kematian Vina dan Eki disebabkan karena kasus pembunuhan.
"Mangkanya film-film itu salah semua, gak bener posisi, wilayah di Kecomberan, posisi gak disana, saya berani sumpah demi Allah inilah yang saya tolong pertama, saya dihadirkan ke persidangan dua kali," paparnya.
Disisi lain, Suroto mengaku tidak tahu menahu soal kasus pembunuhan Vina yang melibatkan beberapa pelaku bahkan ia tidak mengetahui bahwa korban merupkan anak Briptu Rudiana.
"Saya fokusnya cuma nolongi aja," tandasnya.
Namun bergulirnya kasus Vina Cirebon ini justru memantik silang pendapat yang semakin luas.
Pasalnya, kesaksian Suroto kembali disorot karena bertentangan dengan keterangan-keterangan baru yang muncul belakangan.
Susno Duadji Merasa Tertipu
Susno Duadji kini mengaku tertipu dengan kesaksian Suroto.
"Banyak saksi-saksi yang enggak jelas, berbohong, termasuk Suroto, yang dulu saya puji-puji bagus ternyata bohong juga," ujar Susno Duadji di Youtube Sindo Prime yang tayang pada Kamis (18/7/2024).
Pernyataan Suroto yang disorot Susno adalah pengakuan sebagai orang pertama yang melihat Vina dan Eky di jembatan.
Nyatanya, Vina dan Eky ditemukan orang lain yang kemudian melapor ke Polsek Talun.
"Yang pertama menemukan justru orang yang melapor ke polsek. Jadi banyak saksi ngaku-ngaku yang pertama (melihat), tapi bohong juga," ujarnya.
Suroto juga mengaku melihat Eky tergeletak di jalan dalam kondisi helm masih terpasang di kepala.
"Ternyata, di fotonya helmnya sudah terbanting di jalan," kata Susno Duadji.
Pernyataan lain yang tidak sesuai adalah posisi Vina dan Eky. Suroto menyebut tubuh Eky dan Vina berjarak sekitar enam meter.
"Ternyata, enggak sampai enam meter. Jadi itu yang harus hati-hati kalau saksi itu suka berubah. Harus diperkuat dengan keterangan lain," ujar Susno.
Susno yang menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat (2008) dan Kabareskrim (2008-2009) ini sempat meyakini bahwa Suroto tidak berbohong.
Menurut Susno, kesaksian Suroto bahkan bisa membuat terang perkara ini.
"Kesaksian Suroto ini lebih meyakinkan karena didukung oleh 2 anggota Polri yang didukung juga oleh perawat atau bidan di rumah sakit. Jadi dia cukup kuat," ujar Susno pada 8 Juni 2024.
Kesaksian Suroto bisa mengubah jalannya perkara ini menjadi berbanding terbalik 180 derajat.
Pasalnya, keterangan Suroto dengan prarekonstruksi berbeda.
"Termasuk yang sudah disidangkan, termasuk yang sudah mendapat vonis. Berarti hakim, jaksa dan Polri membawa perkara itu ke depan sidang berdasarkan suatu rekayasa kejadian," katanya.
Kini, Susno Duadji baru menyadari bahwa pernyataan Suroto berbeda dari keterangan lain yang tampaknya lebih kuat kebenarannya.
Diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam itu sudah berproses hukum.
Ada delapan pemuda yang ditangkap dan kemudian divonis hingga menjalani pidana penjara.
Mereka adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.
Seluruhnya divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.
Iptu Rudiana kini jadi sorotan lantaran yang melaporkan para terpidana hingga divonis seumur hidup.
Selain itu para terpidana dihukum berdasarkan kesaksian Aep dan Dede.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)