Berita Nasional

Rismon Sepelekan Hasil Forensik Bareskrim Ijazah Jokowi, Ada 4 Hal yang Janggal dan Tak Sinkron

Editor: Muhammad Ridho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IJAZAH JOKOWI - Kolase foto Rismon Sianipar (kanan) dan konferensi pers Bareskrim Polri (kiri). Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar mengungkap 4 kejanggalan dalam hasil analisis Bareskrim Polri terhadap Ijazah Joko Widodo.

Seperti diketahui, Rismon Sianipar bersama dua rekannya, Roy Suryo dan Dokter Tifa adalah pihak yang paling ngotot menuding ijazah Jokowi palsu.

Karenanya saat mendengar hasil analisa dari Bareskrim Polri kemarin, Rismon tak percaya.

Rismon lantas mengurai empat kejanggalan serta hal blunder dari pihak Bareskrim usai mengumumkan analisa ijazah Jokowi.

Kejanggalan pertama adalah kata Rismon, Bareskrim telah menyimpulkan ijazah Jokowi asli padahal cuma melakukan uji perbandingan dengan ijazah alumni UGM lain.

"Yang saya tonton dari keterangan Dittipidum Bareskrim itu selalu mengulangi kata identik. Kalau kita bicara identik maka dia butuh pembanding. Pertanyaannya, pembandingnya itu diuji enggak otentikasinya? Jadi kalau identik bukan berarti dia otentik asli. Kalau identik ya identik saja, artinya objek A sama dengan objek B," ujar Rismon Sianipar dalam wawancaranya di konten Youtube Refly Harun, dilansir TribunnewsBogor.com pada Jumat (23/5/2025).

Lagipula kata Rismon, polisi tidak memberitahukan siapa empat alumni UGM yang ijazahnya dibandingkan dengan Jokowi.

Lantaran hal itu, Rismon menganggap hasil analisa Bareskrim tidak bernilai apa-apa.

"Dan tidak disebutkan juga ijazah siapa yang menjadi perbandingan itu. Harusnya secara random dong diambil (sebagai pembanding ijazah Jokowi) bukan orang yang menyediakan atau yang selama ini dikenal die hard Joko Widodo. Jadi ya menurut saya tidak bernilai sih hari ini, apa yang kita tunggu-tunggu harusnya kajian ilmiah," pungkas Rismon.

"Jadi lucu, pengujiannya identik atau enggak, kesimpulannya otentik. Itu enggak sinkron," sambungnya sambil tertawa.

Kejanggalan kedua menurut Rismon adalah polisi tidak melakukan uji kertas dan tinta di ijazah Jokowi.

Padahal kata Rismon, dua hal itu adalah penting dilakukan guna menguji keaslian ijazah ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming itu.

"Harus ada uji yang lain, otentikasi, uji carbon analysis, tekstur kertas tahun itu bagaimana. Terus penanggalan tinta itu kan hal mudah dilakukan, jenis tinta juga bisa dilakukan. Itu kan tidak kita dengar hari ini malah dibandingkan dengan referensi lain yang tidak kita tahu," kata Rismon.

Kejanggalan ketiga yang disorot Rismon adalah saat Bareskrim memperlihatkan deretan dokumen yang dibawa Jokowi.

Rismon heran dengan warna kertas yang berbeda-beda.

Kata Rismon, jika dokumen itu berasal dari tahun 1980-an, harusnya sudah berwarna usang.

Halaman
123

Berita Terkini