Meski demikian, pihaknya tetap membuka ruang komunikasi dengan masyarakat untuk membahas akar persoalan yang selama ini menjadi sumber ketegangan.
Samuel berharap, ke depan hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar bisa kembali normal, tanpa mengesampingkan rasa keadilan bagi para korban di internal perusahaan.
“Kami ingin damai, tapi juga ada kepastian hukum,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Siak, Dr. Afni Z dalam pertemuan tersebut menekankan pentingnya penyelesaian konflik yang berlandaskan hukum dan musyawarah.
Ia meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu-isu liar yang dapat memperkeruh suasana.
“Kami minta aparat penegak hukum bekerja profesional, dan masyarakat juga kami harap bersabar menunggu hasil penyelidikan,” ujar Afni dalam pernyataan resminya.
Hingga kini, Polres Siak masih melakukan penyelidikan intensif terhadap peristiwa tersebut.
Beberapa saksi telah diperiksa, dan sejumlah bukti di lapangan tengah dikumpulkan guna mengungkap dalang di balik aksi anarkis tersebut.
Aparat juga meningkatkan patroli dan pengamanan di sekitar area perusahaan guna mencegah terulangnya kejadian serupa.
Diberitakan sebelumnya, ribuan warga mengamuk ke PT Seraya Sumber Lestari (SSL), Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Rabu (11/6/2025).
Empat mobil perusahaan hangus, sepeda motor menjadi rangka.
Belasan bangunan, termasuk kantor dan mess karyawan dibakar warga.
As (42), satu diantara ribuan petani sawit yang mendapat surat untuk mengosongkan lahan yang telah ia tanami buka suara.
“Kami tanam sawit dari nol, pakai utang, pakai tenaga sendiri. Baru panen beberapa kali, perusahaan suruh kami angkat kaki,” ucapnya, pelan.
Beberapa hari sebelum peristiwa, surat dari PT SSL tiba di tangan warga.