Dua korban lainnya diduga dua perempuan, Siska Oktavia dan Adek Gustiana dilaporkan hilang sejak 13 Januari 2024.
Kedua jasad korban dibuang ke dalam sebuah sumur dekat rumah pelaku.
Tim gabungan dari Polres Padang Pariaman dan BPBD tengah melakukan pembongkaran sumur tersebut untuk mencari bukti dan memastikan keberadaan jasad korban.
Pelaku SJ alias W dikenal dengan sosok yang baik dan seperti masyarakat pada umumnya.
Ia diketahui warga sekitar rumahnya bergaul seperti layaknya anak seumurannya.
Salah seorang rekan kerja korban yang enggan disebutkan namanya, W dikenal dengan sosok yang biasa-biasa saja.
Ia menyebutkan W bekerja sebagai satuan pengamanan di salah satu pabrik pembuatan bahan bangunan di jalan lintas Padang-Bukittinggi, di sekitar Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman.
"Di tempat kerja biasa-biasa saja, tetap bergaul, tetap bermain dan mengobrol dengan teman-teman lainnya, tidak ada yang mencurigakan," ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Ia pun mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa rekan kerjanya berinisial W yang dikenal baik itu terlibat kasus yang sangat mengerikan bagi dirinya.
"Kalau terkejut tentu terkejut, karena saya juga baru pagi tadi dapat kabar, langsung saya kesini, ternyata sudah ramai masyarakat dan polisi," ujarnya.
Salah seorang tetangga pelaku, Gusniati, mengatakan hal yang senada. Ia mengetahui W sebagai sosok yang biasa saja.
"Biasa saja anaknya, sering lewat, sering menyapa. Tapi ia memang jarang dirumah, karena sibuk bekerja. Kadang pulang kerja dari pabrik, ia langsung pergi ke sungai untuk menambang pasir. Jadi pulang itu kadang hanya untuk makan, tidur atau istirahat," terangnya.
Menurut Gusniati, pelaku W saat ini tinggal bersama keluarganya, namun orang tua dan saudaranya juga jarang berada dirumah.
Gusniati juga mengaku bahwa dirinya terkejut mendengar kabar tersebut.
"Tentu kami warga sekitar terkejut, karena tidak menyangka ia bisa seperti itu," katanya.
Selain itu, kata Gusniati, pelaku W diamankan oleh pihak kepolisian pada sore hari kemarin, Rabu (18/6/2025).
Selanjutnya, pada hari Kamis (19/6/2025) sekira pukul 03.00 WIB dini hari polisi bersama pelaku sudah berada di rumahnya untuk melakukan pemeriksaan.
Pantauan TribunPadang.com di lokasi, rumah pelaku dikerumuni warga yang ingin melihat proses evakuasi pembongkaran sumur yang menjadi tempat dikuburnya dua korban Sj.
Petugas dari kepolisian juga dibantu TNI tampak membongkar bagian tubuh korban yang menjadi barang bukti.
Sebuah ambulans juga tampak di lokasi untuk proses evakuasi jenazah korban.
Ketiga Korban Berteman
SJ ternyata juga sudah membunuh dua orang lainnya.
Kapolres AKBP Ahmad Faisol Amir, menyebut, dua korban lainnya tersebut dibunuh pelaku satu tahun yang lalu.
“Motifnya belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat,” ujar Kapolres.
Kapolres mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penggalian sumur tempat pengakuan tersangka mengubur korban setelah melakukan pembunuhan di kawasan Batang Anai.
Melalui keterangan pelaku ini, total sudah ada tiga korban yang ia bunuh, namun motifnya belum terungkap dengan jelas.
Melihat perbuatannya, pelaku sudah melakukan pembunuhan berantai, mengingat ketiga korban tersebut masih memiliki hubungan sebagai teman.
Motif Pembunuhan dan Mutilasi
Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif mutilasi yang terjadi di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat akibat masalah utang piutang.
Kapolres menerangkan bahwa masalah utang piutang ini bermula saat korban meminjam uang pada SJ (pelaku).
Besaran pinjaman itu sebanyak Rp3.5 juta, melalui pinjaman sebesar itu korban berjanji akan mengembalikan dengan waktu yang ditentukan.
“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).
Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan membawanya ke jembatang kawasan Batang Anai.
Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.
“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.
Kapolres menyebut, pelaku saat ini sudah diamankan pihaknya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Orangtua Salah Satu Korban Meninggal
Kabar duka kembali datang dari keluarga korban mutilasi di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Orang tua dari Siska Oktavia, salah satu korban pembunuhan sadis yang diduga dilakukan oleh pelaku berinisial SJ, dilaporkan meninggal dunia pada Kamis (19/6/2025) pagi.
Informasi tersebut dibenarkan oleh sepupu korban, Suji Selsya Utami (28).
Ia menyebut sang ibu meninggal dunia akibat serangan jantung saat hendak menuju lokasi di mana jasad Siska diduga dikubur oleh pelaku.
"Iya, orang tua Siska meninggal dunia. Beliau terkena serangan jantung setelah mendengar kabar bahwa Siska menjadi korban mutilasi," ujar Suji saat ditemui TribunPadang.com.
Diketahui, jasad Siska ditemukan dikubur di rumah pelaku yang berada di Korong Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Suji, sang ibu korban sempat pingsan saat berada di dekat lokasi tempat jenazah Siska diduga dikubur.
Diduga, ia mengalami syok berat karena tidak menyangka anaknya menjadi korban.
"Ibunya jatuh pingsan sekitar pukul 07.00 WIB, saat sudah berada dekat lokasi penggalian. Dugaan kami, karena syok berat. Beliau kemudian sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," katanya.
Suji juga mengungkapkan bahwa enam bulan sebelumnya, ayah Siska telah lebih dulu meninggal dunia karena stres memikirkan anaknya yang hilang tanpa jejak.
"Enam bulan lalu, ayahnya juga meninggal dunia karena terlalu sering memikirkan keberadaan Siska yang tak kunjung ditemukan. Kini ibunya menyusul," ungkap Suji.
Siska sendiri dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan setelah lebih dari satu tahun menghilang.
"Hilangnya sejak Januari 2024. Sudah lebih dari satu tahun," pungkas Suji.
Tentu saja kasus ini jadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa komunikasi yang baik adalah jembatan untuk mendapatkan hal yang baik pula. (*)