TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut penjelasan arti kata baralek dan arti kata bajapuik serta bajapuik dijadikan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dilansir dari berbagai sumber.
A. Arti Kata Baralek
Kata baralek berasal dari bahasa Minangkabau.
Secara harfiah, arti kata baralek adalah gabungan dari ba (awalan kata kerja yang berarti 'ber-' atau 'melakukan') dan alek (yang berarti 'pesta').
Jadi, secara harfiah, arti kata baralek adalah mengadakan pesta atau perhelatan.
Namun, dalam konteks adat Minangkabau, arti kata baralek adalah resepsi pernikahan adat Minangkabau.
Selain pernikahan, arti kata baralek juga bisa merujuk pada perhelatan adat lainnya seperti:
- Pengangkatan penghulu
- Membangun rumah
- Acara aqiqah
- Dan lain sebagainya.
Singkatnya, jika Anda mendengar kata baralek dalam percakapan sehari-hari orang Minang, kemungkinan besar mereka sedang membicarakan resepsi pernikahan.
B. Arti Kata Bajapuik
Kata bajapuik merupakan satu di antara tradisi unik dan khas dalam adat pernikahan masyarakat Minangkabau, khususnya di daerah Pariaman, Sumatera Barat.
Untuk lebih detail, baca kajian berikut klik di SINI
1. Makna dan Prosesi Bajapuik
Secara harfiah, arti kata bajapuik berasal dari kata japuik yang berarti jemput. Ketika
Namun, dalam konteks pernikahan adat Pariaman, bajapuik merujuk pada:
- Tradisi Menjemput Mempelai Pria: Ini adalah keunikan utama dari tradisi ini. Berbeda dengan adat di banyak daerah lain di Indonesia (dan bahkan di sebagian besar daerah Minangkabau lainnya) di mana pihak pria yang datang melamar dan memberikan mahar, dalam tradisi bajapuik di Pariaman, pihak perempuanlah yang menjemput mempelai pria. Penjemputan ini tidak hanya simbolis, tetapi juga melibatkan pemberian sejumlah uang atau barang berharga (disebut uang japuik atau uang hilang) oleh pihak keluarga perempuan kepada pihak keluarga laki-laki.
- Uang Japuik/Uang Hilang: Ini adalah sejumlah uang, emas, atau benda bernilai lainnya yang diserahkan oleh keluarga calon mempelai perempuan kepada keluarga calon mempelai pria sebelum akad nikah dilangsungkan.
2. Kenapa Bajapuik Itu Unik
Keunikan tradisi bajapuik ini sangat terkait erat dengan sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau.
Dalam sistem matrilineal, garis keturunan dan harta pusaka diturunkan melalui jalur ibu (perempuan).
Oleh karena itu, posisi laki-laki dalam rumah tangga atau keluarga perempuan (sebagai urang sumando) dianggap sebagai tamu atau orang yang datang karena dipanggil.
Pemberian uang japuik ini juga bisa dimaknai sebagai:
- Bentuk penghargaan dan penghormatan kepada pihak laki-laki dan keluarganya yang telah membesarkan dan mendidik calon suami.
- Dukungan finansial awal bagi pasangan baru untuk memulai kehidupan berumah tangga.
- Simbol persatuan dan komitmen antara dua keluarga besar yang akan terjalin melalui pernikahan.
3. Tahapan dalam Tradisi Bajapuik:
Tradisi bajapuik biasanya melibatkan beberapa tahapan, di antaranya:
- Maantaan Asok/Marantak Tanggo: Tahap perkenalan dan silaturahmi awal antara kedua belah pihak keluarga.
- Mamendekkan Hetongan: Perundingan antara kedua keluarga untuk mencapai kesepakatan tentang pernikahan, termasuk jumlah uang japuik.
- Batimbang Tando/Bertukar Tanda: Pemberian tanda pengikat perjanjian sebelum pernikahan.
- Manjapuik Marapulai: Proses inti di mana keluarga mempelai perempuan menjemput mempelai laki-laki secara adat dengan membawa uang japuik yang telah disepakati.
- Akad Nikah dan Baralek: Setelah prosesi bajapuik, barulah dilanjutkan dengan akad nikah secara agama dan kemudian resepsi pernikahan (baralek).
C. Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Pada tahun 2022, tradisi bajapuik ini telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, menunjukkan nilai penting dan keunikan tradisi ini.
Tradisi Bajapuik dari Pariaman, Sumatera Barat, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022 karena memenuhi beberapa kriteria penting yang diakui secara nasional dan internasional untuk pelestarian budaya.
1. Mengapa Bajapuik Ditetapkan Sebagai WBTB?
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa tradisi Bajapuik dianggap layak menjadi Warisan Budaya Tak Benda:
a. Keunikan dan Kekhasan Lokal:
Bajapuik merupakan tradisi pernikahan yang sangat unik dan langka, khususnya karena pihak perempuanlah yang menjemput mempelai pria dengan memberikan uang japuik atau uang hilang.
Konsep ini berlawanan dengan praktik umum di banyak budaya lain di Indonesia yang mana pihak pria yang memberikan mahar atau seserahan.
Keunikan ini menjadi identitas budaya yang kuat bagi masyarakat Pariaman dan Minangkabau secara keseluruhan.
b. Mencerminkan Nilai Budaya Matrilineal:
Tradisi ini adalah cerminan nyata dari sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh suku Minangkabau.
Uang japuik dimaknai sebagai bentuk penghargaan kepada pihak laki-laki dan keluarganya yang telah membesarkan calon suami, yang nantinya akan menjadi bagian dari keluarga perempuan sebagai urang sumando.
Ini menunjukkan adaptasi budaya yang harmonis antara nilai-nilai adat dan praktik sosial.
c. Memiliki Nilai-nilai Sosial dan Filosofis yang Mendalam:
Bajapuik bukan hanya tentang transaksi uang, melainkan mengandung nilai-nilai luhur seperti:
1. Penghargaan dan penghormatan antar keluarga.
2. Gotong royong dan kebersamaan dalam proses persiapan pernikahan, terutama dalam pengumpulan uang japuik yang seringkali melibatkan sanak saudara.
3. Tanda komitmen dan keseriusan dari kedua belah pihak untuk menjalin ikatan kekeluargaan yang baru.
4. Menjaga marwah dan martabat keluarga.
5. Sebagai bekal awal bagi pasangan baru untuk memulai kehidupan.
d. Berbasis Komunitas dan Diwariskan Turun-Temurun:
Tradisi Bajapuik hidup dan dipertahankan secara aktif oleh masyarakat Pariaman dari generasi ke generasi.
Ia diakui dan dipraktikkan oleh komunitas pendukungnya, menunjukkan bahwa tradisi ini masih relevan dan memiliki makna penting dalam kehidupan sosial mereka.
Ini merupakan kriteria penting bagi WBTB, yaitu harus merupakan living tradition atau tradisi yang masih hidup.
2. Potensi Ancaman dan Kebutuhan Pelestarian:
Meskipun masih lestari, modernisasi dan globalisasi dapat membawa pergeseran nilai atau praktik.
Dengan ditetapkan sebagai WBTB, tradisi Bajapuik mendapatkan pengakuan resmi dan upaya pelestarian yang lebih terstruktur dari pemerintah, sehingga keberlanjutannya dapat terjamin di masa depan.
Penetapan Bajapuik sebagai WBTB adalah langkah penting untuk menjaga keberagaman budaya Indonesia dan memastikan bahwa warisan tak benda yang kaya makna ini tetap dihargai, dipelajari, dan dilestarikan oleh generasi mendatang.
Demikian penjelasan arti kata baralek dan arti kata bajapuik serta bajapuik dijadikan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dilansir dari berbagai sumber.
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )