Berita Intenasional

Mengenal Selat Hormuz yang Akan Ditutup Iran, Dampaknya Mengerikan bagi Ekonomi Dunia

Editor: Muhammad Ridho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SELAT HORMUZ - Selat Hormuz berada di antara Oman dan Iran. Selat ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab dan pada titik tersempit yang lebarnya hanya 21 mil.

Esmail Kosari, anggota parlemen dan komandan di Angkatan Bersenjata Iran Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan, penutupan selat itu ada dalam agenda dan “akan dilakukan kapan pun diperlukan.” 

Selat tersebut telah lama menjadi titik api geopolitik. Iran telah mengancam akan menutupnya di masa lalu, terutama selama periode meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat. 

Namun, meskipun ada banyak ancaman selama bertahun-tahun, Iran tidak pernah bertindak sejauh itu dengan menutupnya, sebuah tindakan yang secara luas akan dilihat sebagai tindakan eskalasi dengan konsekuensi global.

Yang membuat momen ini berbeda adalah konteksnya: perang yang meningkat dengan Israel dan meningkatnya tekanan dari AS.

Kemungkinan penutupan tidak hanya akan menjadi respons taktis – tetapi juga akan menjadi eskalasi strategis

Penutupan selat tersebut – bahkan yang sementara – dapat membuat harga minyak melonjak dalam semalam. 

Situasi itu akan mengakibatkan lonjakan tajam harga minyak, yang berpotensi melebihi 100 dollar AS per barel.

Pada saat yang sama, beberapa analis memperkirakan angka yang lebih tinggi, yaitu 120 dollar AS per barel, tergantung pada durasi dan sifat gangguan.

Ancaman gangguan saja sering kali mengguncang pasar; penutupan yang sebenarnya akan jauh lebih tidak stabil. 

Negara-negara yang sangat bergantung pada minyak Teluk, termasuk Tiongkok, Jepang, India, dan negara-negara Eropa, akan terkena dampak langsung. 

Selain itu, para pelaku ekspor utama di dunia akan terdampak oleh gangguan ini.

Sebab, mereka tidak dapat mengirimkan produk energi mereka melalui rute maritim utama ini.

Situasi demikian, akan mengganggu produksi industri, membebani jaringan transportasi, dan memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini juga akan menguji respons angkatan laut Barat, khususnya Angkatan Laut AS, yang mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut justru untuk memastikan kebebasan navigasi.

Sementara parlemen Iran dilaporkan telah menyetujui tindakan tersebut, keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, yang pada akhirnya diawasi oleh Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.

Halaman
123

Berita Terkini