"Saya terasa kapalnya sudah miring, langsung bangun dan cari posisi paling tinggi."
"Kapal miring ke kanan, saya ke kiri supaya bisa selamat. Saat kapal mau tenggelam, lampu mati total, black out," ungkap dia.
"Saya langsung nyebur. Orang-orang ramai. Saya arahkan mereka ke pelampung atau perahu penyelamat. Saya sendiri juga naik ke situ," lanjutnya.
Richo menambahkan ada 16 orang yang berhasil menaiki perahu karet penyelamat bersama dirinya.
Namun, karena kondisi yang sulit dan banyak korban kelelahan, mereka tidak mampu mendayung perahu.
Beruntung, saat pagi datang, mereka ditemukan oleh perahu nelayan yang kebetulan melintas.
Perahu karet mereka lantas ditarik menepi ke pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.
Ada 4 Korban Dinyatakan Tewas
Sementara itu, hingga Kamis pagi, jumlah korban tewas tercatat sebanyak empat orang.
Mereka adalah kru kantin KMP Tunu yang bernama Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (45). Jenazah keempatnya telah dibawa ke RSU Negara.
"Ada empat jenazah yang sudah tiba di RSU Negara," ujar Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Kamis, dilansir Tribun-Bali.com.
Sementara itu, 23 penumpang dilaporkan selamat dan 38 orang masih dalam pencarian.
KM Tunu yang tenggelam di Selat Bali diketahui membawa 12 ABK, 53 penumpang, dan 22 kendaraan.
Nama-nama Penumpang KMP
Simak manifest penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.