KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam

MENCEKAM, Detik-detik Lampu Kapal Tunu Pratama Jaya Padam, Penumpang Panik, Saat Miring ABK Melompat

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TENGGELAM - Kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam membawa 65 penumpang.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya. Tragedi pilu yang membuat publik heboh dan syok.

Padahal saat itu jumlah penumpang begitu banyak. Tenggelamnya KMP Tuju Jaya terang saja mengakibatkan korban jiwa dan juga fisik.

Dari data terbaru ada empat orang yang dinyatakan tewas. Sedangkan lainnya maish bisa diselamatkan dan dievakuasi.

Dan seorang Aanak Buak Kapal ( ABK ) yang selamat menceritakan bagaimana mengerikannya saat detik-detik lampu mati dan semua jadi gelap gulita.

Panik dan berusaha untuk mencari cara menyelamatkan diri, saat itu kapal mulai miring. Dan ABK yang bernama Richo ini menyadari hal itu dan berusaha menyelamatkan diri.

Ia memilih melompat ke laut dan melihat bagaimana paniknya penumpang. Dan saat itu ia mengarahkan penumpang untuk menaiki perahu karet.

Beginilah Cerita Mencekam Detik-detik KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam

Awak badan kapal (ABK) atau kru KMP Tunu Pratama Jaya yang merupakan korban selamat selamat, Richo (26), mengungkapkan bagaimana suasana mencekam menjelang tenggelamnya kapal.

Richo mengaku awalnya tidak tahu KMP Tunu tengah bermasalah sebab ia sedang beristirahat.

"Saya kurang paham awalnya bagaimana karena saya istirahat, jam 1.00 Wita (00.00 WIB) harusnya saya jaga lagi."

"Tapi, kapal mulai tenggelam sekitar tengah malam," jelas Richo di Jembrana, Kamis (3/7/2025), dilansir Kompas.com.

Ia baru terjaga dari tidurnya ketika kapal sudah mulai terasa miring ke kanan.

Richo lantas bangun dan mencari posisi paling tinggi.

Menjelang tenggelamnya KMP Tunu, ungkap Richo, kapal sudah mengalami black out alias listrik dan mesin mati total.

Ia pun memutuskan melompat ke laut dalam keadaan panik.

"Saya terasa kapalnya sudah miring, langsung bangun dan cari posisi paling tinggi."

"Kapal miring ke kanan, saya ke kiri supaya bisa selamat. Saat kapal mau tenggelam, lampu mati total, black out," ungkap dia.

"Saya langsung nyebur. Orang-orang ramai. Saya arahkan mereka ke pelampung atau perahu penyelamat. Saya sendiri juga naik ke situ," lanjutnya.

Richo menambahkan ada 16 orang yang berhasil menaiki perahu karet penyelamat bersama dirinya.

Namun, karena kondisi yang sulit dan banyak korban kelelahan, mereka tidak mampu mendayung perahu.

Beruntung, saat pagi datang, mereka ditemukan oleh perahu nelayan yang kebetulan melintas.

Perahu karet mereka lantas ditarik menepi ke pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.

Ada 4 Korban Dinyatakan Tewas

Sementara itu, hingga Kamis pagi, jumlah korban tewas tercatat sebanyak empat orang.

Mereka adalah kru kantin KMP Tunu yang bernama Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (45). Jenazah keempatnya telah dibawa ke RSU Negara.

"Ada empat jenazah yang sudah tiba di RSU Negara," ujar Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Kamis, dilansir Tribun-Bali.com.

Sementara itu, 23 penumpang dilaporkan selamat dan 38 orang masih dalam pencarian.

KM Tunu yang tenggelam di Selat Bali diketahui membawa 12 ABK, 53 penumpang, dan 22 kendaraan.

Nama-nama Penumpang KMP

Simak manifest penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.

KMP Tunu diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Rabu pukul 22.56 WIB.

Nahas, kapal yang membawa 12 kru kapal, 53 penumpang, serta 22 kendaraan itu tenggelam 20 menit setelah berlayar.

KMP Tunu tenggelam setelah sempat melakukan panggilan darurat.

"Pukul 23.20 WIB kami mendapat info perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya (melakukan) panggilan distress (panggilan darurat)," ungkap Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, Kamis (3/7/2025), dilansir Tribun-Bali.com.

"Pukul 23.25 WIB kapal tenggelam, terlihat dari petugas jaga syahbandar," imbuh Wahyu.

Dikutip dari Kompas.com, berikut ini manifest 53 penumpang KMP Tunu:

Kadek Oka, Laki-laki, 40 tahun, Kabupaten Banyuwangi;

Sofian, Laki-laki, 35 tahun, Banyuwangi;

Imam, Laki-laki, 40 tahun, Banyuwangi;

Siswanto, Laki-laki, 40 tahun, Jember;

Sudar, Laki-laki, 25 tahun, Banyuwangi;

Mujiono, Laki-laki, 11 tahun, Kabupaten Pidie;

Putu, Laki-laki, 33 tahun, Tabanan;

Kabul, Laki-laki, 25 tahun, Pidie;

Eko Sabriyo, Laki-laki, 40 tahun, Banyuwangi;

Elo, Laki-laki, 33 tahun, Jakarta;

Bintang, Laki-laki, 31 tahun, Jakarta

Dewa Gede, Laki-laki, 48 tahun, Pasuruan;

Nyoman, Laki-laki, 52 tahun, Banyuwangi;

Raimat, Laki-laki, 50 tahun;

Ari, Laki-laki, 33 tahun;

Budi, Laki-laki, 33 tahun;

Ely, Laki-laki, 26 tahun, Banyuwangi;

Saiful, Laki-laki, 33 tahun, Banyuwangi;

Rohan, Laki-laki, 33 tahun, Banyuwangi;

Sumi, Laki-laki, 28 tahun, Bireuen;

Sakur, Laki-laki, 34 tahun, Bireuen;

Budi, Laki-laki, 29 tahun, Banyuwangi;

Bahrul, Laki-laki, 25 tahun, Banyuwangi;

Suyit, Laki-laki, 29 tahun, Banyuwangi;

Nadifa, Perempuan, 36 tahun, Banyuwangi;

Sinta, Perempuan, 36 tahun, Banyuwangi;

Iful, Laki-laki, 31 tahun, Jakarta Pusat;

Hendra, Laki-laki, 33 tahun, Jembrana;

Suryo, Laki-laki, 36 tahun, Jember;

Yudi, Laki-laki, 36 tahun, Jakarta Pusat;

Putra, Laki-laki, 55 tahun, Banyuwangi;

Dimas, Laki-laki, 52 tahun, Banyuwangi;

Bayu, Laki-laki, 55 tahun, Banyuwangi;

Juki, Laki-laki, 55 tahun, Banyuwangi;

Rondi, Laki-laki, 55 tahun, Banyuwangi;

Mamed, Laki-laki, 55 tahun, Banyuwangi;

Firdaus, Perempuan, 24 tahun;

Wafi, Laki-laki, 33 tahun;

Usman, Laki-laki, 25 tahun;

Lukman, Laki-laki, 28 tahun;

Selin, Laki-laki, 34 tahun;

Heri, Laki-laki, 6 tahun;

Ahmad, Laki-laki, 6 tahun;

Saipul, Laki-laki, 35 tahun, Banyuwangi;

Raina, Perempuan, 23 tahun, Banyuwangi;

Wati, Perempuan, 19 tahun, Banyuwangi;

Falah, Laki-laki, 29 tahun, Banyuwangi;

Indah, Perempuan, 35 tahun, Banyuwangi;

Andi, Laki-laki, 29 tahun, Banyuwangi;

Sofi, Perempuan, 34 tahun, Banyuwangi;

Ariz, Laki-laki, 51 tahun, Banyuwangi;

Siti Indah, Perempuan, 32 tahun, Lumajang;

Muhammad Kholil, Laki-laki, 32 tahun, Lumajang.

4 Kru Kantin Kapal Tewas

Sementara itu, empat kru kantin KMP Tunu ditemukan tewas terdampar di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Mereka adalah Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (45).

Empat jenazah telah dibawa ke RSU Negara setelah ditemukan.

"Ada empat jenazah yang sudah tiba di RSU Negara," ujar Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Kamis.

Empat korban tewas itu termasuk 18 korban selamat yang juga ditemukan di pesisir Pantai Pebuahan.

Delapan korban selamat yang kondisinya stabil sudah dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk dan enam lainnya tengah dirawat di Puskesmas Banyubiru.

Sebelumnya, pada Kamis pagi pukul 05.14 WITA, empat korban selamat lainnya telah ditemukan.

Mereka adalah Saroji (47), Mansur (40), Romi Alga Hidayat, dan Sandi (44) yang merupakan awak kapal.

Keempatnya telah berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan.

"Saat ini empat penumpang selamat tersebut berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan," ujar Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang memimpin operasi SAR, Kamis.

Ada Dugaan Mesin Kapal Bocor

Terkait penyebab tenggelamnya KMP Tunu, diduga lantaran mesin kapal mengalami kebocoran.

Informasi dari Pelabuhan Gilimanuk ini tersebar melalui pesan-pesan WhatsApp.

Dugaan kebocoran mesin itu sempat terdengar di channel 17 pada pukul 23.16 WIB atau 00.16 WITA.

"Pada pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal," bunyi informasi tersebut.

Akibat diduga kebocoran mesin itu, KMP Tunu mengalami black out yang menyebabkan kapal terbalik, lalu tenggelam.(*)

Berita Terkini