Dea ditemukan pertama kali oleh pembantunya di kediaman mereka di Komplek PJT II Blok D, Selasa siang.
Pagi harinya, korban sempat meminta pembantunya belanja.
Tetangganya, Salbiah, yang melihat Dea terakhir kali mengatakan korban terlihat normal.
"Tadi sekitar jam 10 pagi, saya mau beli sayur. Bu Dea juga keluar, kayaknya mau belanja. Jam 11 siang, kami pulang hampir bersamaan," ujar Salbiah.
"Saya sempat sapa dia yang lagi makan. Dia bilang buru-buru karena mau hujan dan jemurannya banyak," sambungnya.
Tak lama kemudian, pembantu korban berlari ketakutan sambil berteriak, "Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh."
Salbiah dan warga pun bergegas menuju rumah korban.
"Saya mau masuk, tapi di depan pintu ke dapur sudah ada jejak darah. Saya enggak berani lanjut, takut," katanya.
"Kayak bekas kaki habis menginjak darah," tambahnya.
Sosok Dea di Mata Tetangga
Dea di mata tetangga dikenal sebagai sosok yang ramah.
"Dia baik, suka bergaul sama semua orang. Saya enggak dengar dia punya masalah dengan siapa pun," ungkap tetangga korban, Salbiah.
Di rumahnya, Dea hanya tinggal berdua dengan pembantunya saat siang hari karena suami korban bekerja dan pulang pada malam hari.
Ia menceritakan, tewasnya Dea ini pertama kali diketahui oleh pembantunya.
Kepada TribunJabar.id, pada pukul 13.00 WIB, Dea menyuruh pembantunya untuk beli minuman di warung.