Arti Kata

Arti Kata Tabu dan Arti Tabu dalam Bahasa Gaul dan Hubungan Asmara serta Cerita Pendek tentang Tabu

Penulis: pitos punjadi
Editor: Nolpitos Hendri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI ARTI KATA : Foto olahan kecerdasan buatan atau AI oleh Nolpitos Hendri 15/08/2025. Arti Kata Tabu dan Arti Tabu dalam Bahasa Gaul dan Hubungan Asmara serta Cerita Pendek tentang Tabu. Penjelasan arti kata tabu dan arti tabu dalam Bahasa Gaul serta arti tabu dalam hubungan asmara hingga cerita pendek romantis tentang tabu dan 10 contoh hal tabu di Indonesia serta 10 contoh hal tabu di Jawa dan 10 contoh hal tabu di Minangkabau .

Mereka sadar, hubungan mereka adalah sebuah pelanggaran besar.

Jika sampai ketahuan, Santi bisa dikucilkan dari keluarganya, dan Jaka bisa mendapatkan masalah besar dengan para bangsawan.

Namun, cinta mereka terlalu kuat untuk dipendam.

Mereka berjanji untuk saling menjaga rahasia dan terus bertemu, meskipun dengan risiko yang besar.

Suatu hari, hubungan mereka mulai tercium oleh keluarga Santi.

Ayahnya, seorang bangsawan yang keras dan menjunjung tinggi tradisi, sangat marah dan melarang Santi untuk bertemu dengan Jaka.

Santi merasa putus asa, ia tidak tahu harus berbuat apa.

Ia mencintai Jaka, namun ia juga tidak ingin mengecewakan keluarganya.

Jaka, yang mengetahui masalah Santi, memutuskan untuk menemui ayah Santi.

Ia memberanikan diri untuk berbicara, meskipun ia tahu bahwa ia hanyalah seorang petani biasa di hadapan seorang bangsawan.

Ia menjelaskan betapa ia mencintai Santi, dan berjanji akan selalu menjaganya dan membahagiakannya.

Ayah Santi terdiam mendengar penjelasan Jaka.

Ia melihat ketulusan di mata Jaka, dan menyadari bahwa cinta tidak mengenal kasta.

Ia akhirnya luluh dan memberikan restu kepada Jaka dan Santi.

Namun, ia memberikan satu syarat: Jaka harus bisa membuktikan bahwa ia pantas untuk Santi.

Jaka menerima tantangan tersebut. Ia bekerja keras, belajar dengan giat, dan berusaha untuk meningkatkan derajatnya.

Ia ingin membuktikan kepada ayah Santi dan seluruh masyarakat bahwa cinta sejati bisa mengatasi segala perbedaan.

Dengan dukungan Santi, Jaka berhasil meraih kesuksesan dan membuktikan bahwa ia pantas untuk Santi.

Mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia, membuktikan bahwa cinta bisa mengalahkan tabu dan mengubah dunia.

E. 10 Contoh Hal Tabu di Indonesia

Berikut 10 contoh hal yang dianggap tabu di Indonesia:

1. Berbicara Terus Terang Tentang Seksualitas: Seksualitas masih menjadi topik yang sulit dibicarakan secara terbuka di Indonesia, terutama di depan umum atau dengan orang yang lebih tua. Pendidikan seksualitas yang komprehensif pun masih dianggap tabu.

2. Menampilkan Kemesraan di Depan Umum (PDA): Menunjukkan kemesraan secara fisik di tempat umum dianggap tidak sopan dan melanggar norma kesopanan yang berlaku di Indonesia.

3. Membicarakan Menstruasi: Topik tentang menstruasi masih dianggap tabu, sehingga seringkali perempuan merasa malu atau tidak nyaman ketika membeli pembalut atau membicarakannya.

4. Memanggil Orang Tua dengan Nama: Memanggil orang tua atau orang yang lebih tua dengan nama mereka dianggap tidak sopan dan tidak menghormati. Sebaiknya gunakan sapaan seperti "Bapak", "Ibu", "Mas", atau "Mbak".

5. Menggunakan Tangan Kiri: Menggunakan tangan kiri untuk memberi atau menerima sesuatu, makan, atau melakukan aktivitas lain dianggap tidak sopan. Tangan kiri dianggap "kotor" karena digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air.

6. Kentut atau Sendawa di Depan Umum: Meskipun merupakan hal yang alami, kentut atau sendawa di depan orang lain dianggap tidak sopan dan harus ditahan.

7. Menikah dengan Kerabat Dekat: Menikah dengan saudara dekat dianggap tidak etis dan tabu di Indonesia.

8. Membawa Makanan ke Dalam Masjid: Membawa makanan ke dalam masjid dianggap tidak sopan dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

9. Tidak Membawa Oleh-Oleh Saat Berkunjung: Saat berkunjung ke rumah seseorang, terutama orang yang lebih tua atau dihormati, dianggap tabu jika tidak membawa oleh-oleh.

10. Mengkritik Agama atau Kepercayaan Lain: Mengkritik atau merendahkan agama atau kepercayaan lain dianggap sangat sensitif dan dapat menimbulkan konflik sosial.

F. 10 Contoh Hal Tabu di Jawa

Meskipun tabu dapat bervariasi antar wilayah dan individu, berikut adalah 10 contoh hal yang secara tradisional dianggap tabu di Jawa :

1. Menggunakan Kaki untuk Menunjuk: Menunjuk dengan kaki, terutama ke arah orang yang lebih tua atau dihormati, dianggap sangat tidak sopan. Kaki dianggap sebagai bagian tubuh yang paling rendah dan "kotor".

2. Duduk Lebih Tinggi dari Orang yang Lebih Tua: Dalam situasi formal atau saat berada di dekat orang yang lebih tua, dianggap tidak sopan jika duduk dengan posisi yang lebih tinggi dari mereka. Ini menunjukkan kurangnya rasa hormat.

3. Melangkahi Orang yang Sedang Duduk atau Berbaring: Melangkahi orang yang sedang duduk atau berbaring dianggap sangat tidak sopan dan bisa membawa sial. Jika terpaksa harus melewati, sebaiknya meminta izin terlebih dahulu.

4. Mengenakan Pakaian yang Terlalu Terbuka: Meskipun zaman sudah modern, mengenakan pakaian yang terlalu terbuka, terutama di daerah pedesaan atau saat mengunjungi tempat-tempat sakral, masih dianggap tidak pantas dan bisa menyinggung perasaan orang lain.

5. Membicarakan Hal-Hal Pribadi di Tempat Umum: Membicarakan masalah keluarga, keuangan, atau hal-hal pribadi lainnya di tempat umum dianggap tidak sopan dan bisa menimbulkan gosip.

6. Menolak Tawaran Makanan atau Minuman: Menolak tawaran makanan atau minuman, terutama saat bertamu ke rumah seseorang, dianggap tidak sopan. Sebaiknya terima tawaran tersebut meskipun hanya sedikit sebagai bentuk penghargaan.

7. Mengganggu Orang yang Sedang Beribadah: Mengganggu orang yang sedang beribadah, baik di masjid, gereja, pura, atau tempat ibadah lainnya, dianggap sangat tidak sopan dan bisa menimbulkan kemarahan.

8. Bersikap Kasar atau Berbicara dengan Nada Tinggi: Bersikap kasar, marah-marah, atau berbicara dengan nada tinggi di depan umum dianggap tidak sopan dan memalukan. Masyarakat Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan harmoni.

9. Menikah di Bulan Suro: Bagi sebagian masyarakat Jawa, menikah di bulan Suro (bulan pertama dalam kalender Jawa) dianggap tidak baik dan bisa membawa kesialan. Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang sakral dan penuh dengan kegiatan spiritual.

10. Menggunakan Kata-Kata Kasar atau Kotor: Menggunakan kata-kata kasar atau kotor, terutama di depan orang yang lebih tua atau dihormati, dianggap sangat tidak sopan dan menunjukkan kurangnya pendidikan. Beberapa kata juga dianggap tabu karena memiliki makna negatif atau sensitif di daerah tertentu.

G. 10 Contoh Hal Tabu di Minangkabau

Meskipun tabu dapat bervariasi antar nagari (desa) dan keluarga di Minangkabau, berikut adalah 10 contoh hal yang secara tradisional dianggap tabu :

1. Mencampuri Urusan Keluarga Orang Lain: Masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi privasi keluarga. Mencampuri urusan keluarga orang lain, apalagi jika tidak diminta, dianggap tidak sopan dan melanggar adat.

2. Menolak Makanan yang Ditawarkan: Menolak makanan yang ditawarkan oleh tuan rumah dianggap tidak sopan dan bisa menyinggung perasaan mereka. Sebaiknya cicipi sedikit makanan tersebut sebagai bentuk penghargaan.

3. Duduk dengan Kaki Terangkat ke Atas Meja: Duduk dengan kaki terangkat ke atas meja dianggap tidak sopan, terutama di depan orang yang lebih tua atau dihormati.

4. Berbicara Kasar atau dengan Nada Tinggi: Berbicara kasar, menggunakan kata-kata kotor, atau berbicara dengan nada tinggi dianggap tidak sopan dan melanggar norma kesopanan yang berlaku di Minangkabau.

5. Tidak Menghormati Orang yang Lebih Tua: Masyarakat Minangkabau sangat menghormati orang yang lebih tua. Tidak menghormati orang yang lebih tua, misalnya dengan membantah perkataan mereka atau tidak mendengarkan nasihat mereka, dianggap sebagai pelanggaran adat.

6. Menikah dengan Sesuku (Satu Marga): Dalam adat Minangkabau, menikah dengan orang yang berasal dari suku (marga) yang sama dianggap tabu karena dianggap seperti menikah dengan saudara sendiri.

7. Perempuan Melangkahi Laki-laki: Perempuan melangkahi laki-laki, terutama yang lebih tua, dianggap tidak sopan dan bisa membawa sial.

8. Mengambil Hak Orang Lain: Mengambil hak orang lain, baik berupa harta benda maupun jabatan, dianggap sebagai perbuatan yang sangat tercela dan melanggar prinsip keadilan dalam adat Minangkabau.

9. Tidak Menjaga Nama Baik Keluarga: Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik keluarga. Melakukan perbuatan yang memalukan atau melanggar hukum dianggap sebagai tindakan yang mencoreng nama baik keluarga dan bisa mendapatkan sanksi sosial.

10. Melupakan Asal Usul: Masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Melupakan asal usul, misalnya dengan tidak lagi berbahasa Minang atau tidak mengikuti kegiatan adat, dianggap sebagai tindakan yang tidak menghargai warisan leluhur.

Demikian penjelasan arti kata tabu dan arti tabu dalam Bahasa Gaul serta arti tabu dalam hubungan asmara hingga cerita pendek romantis tentang tabu dan 10 contoh hal tabu di Indonesia serta 10 contoh hal tabu di Jawa dan 10 contoh hal tabu di Minangkabau .

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Berita Terkini