Lokasinya di depan sebuah kamar depan yang kecil di sebelah ruangan besar di rumah seorang laksamana Jepang.
4. Fatmawati Menjahit Bendera Merah Putih dari Dua Kain Polos
Bendera pusaka pertama dijahit langsung oleh Fatmawati dari dua potong kain polos merah dan putih. Bendera itu dikibarkan oleh Latif Hendraningrat di batang bambu sederhana, diikat dengan tali kasar yang kusut.
5. Sukarno Membacakan Proklamasi dalam Kondisi Sakit Malaria
Sukarno mengalami serangan malaria dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat.
“Badanku menggigil dari kepala sampai ke kaki. Suhu tubuhku naik sampai 40 derajat. Meski sakit parah, aku tak dapat pergi tidur. Aku langsung menulis berjam-jam,” tulisnya.
Sebelum membacakan proklamasi, Sukarno mengurung diri di dalam kamar menahan sakit dan atas perintah Suharto, tak boleh seorang pun masuk ke dalam kamar Sukarno.
6. Rakyat Mendesak dan Hatta Hampir Tak Hadir
Sejak pukul 09.00 pagi, sekitar 500 orang sudah berkumpul di halaman rumah Sukarno, meneriakkan, “Bacakan Proklamasi, Bung!”
Sukarno pun mengatakan, "Hatta belum datang. Aku tidak mau membacakan proklamasi tanpa Hatta.”
Setelah Hatta tiba, barulah teks proklamasi dibacakan.
7. Pengeras Suara Hasil Curian dari Jepang
Sukarno membacakan teks proklamasi menggunakan pengeras suara sederhana yang ternyata merupakan hasil “curian” dari tentara Jepang.
Kala itu, Jepang sudah kalah perang dan peralatan mereka banyak ditinggalkan. Para pemuda yang terlibat dalam persiapan proklamasi mengambil salah satu pengeras suara yang tersisa untuk memastikan suara Sukarno bisa terdengar oleh ratusan rakyat yang berkumpul di halaman rumah Pegangsaan Timur No. 56.
8. Segelas Soda Hangat