Berita Viral
Inilah Fakta Soto Berbahan Daging Mayat Mahasiswi di Wonosobo, Sebut Warga Tak Sadar 2 Bulan
Media sosial digegerkan dengan sebuah video soto berbahan daging mayat mahasiswi di Wonoboso, Jawa Tengah.
Ia menyayangkan bahwa motivasi di balik video tersebut hanya untuk meraup keuntungan dari tayangan (adsense), tanpa mempertimbangkan dampaknya ke masyarakat.
Astin juga mengungkapkan bahwa upaya pelaporan dari Mafindo ke YouTube belum langsung mendapat tanggapan.
Mafindo telah melakukan koordinasi dengan pihak Diskominfo Wonosobo dan memanfaatkan jaringan nasional mereka untuk mempercepat penanganan konten tersebut.
Langkah selanjutnya, menurut Astin, adalah edukasi dan klarifikasi publik.
Astin juga menekankan pentingnya peran media dan warganet untuk membantu menyebarkan edukasi literasi digital agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks.
Untuk masyarakat yang ingin melaporkan konten hoaks, Mafindo menyediakan kanal untuk mencari arsip periksa fakta di turnbackhoax.id.
"Jangan percaya pada informasi apapun dulu, endapkan dulu, cooling down dulu, setelah itu tanya-tanya ini bener gak ya, dan bisa periksa fakta di kanal kita," tandasnya.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Wonosobo menegaskan bahwa video viral di YouTube yang bercerita tentang warung soto di Wonosobo yang menggunakan mayat mahasiswi sebagai bahan masakan adalah Hoax. Konten cerita fiksi yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) ini telah ditonton lebih dari 845 ribu kali dan menimbulkan keresahan luas di tengah masyarakat.
Kepala Diskominfo Wonosobo, Khristiana Dhewi, menyatakan pihaknya telah menerima banyak laporan terkait video meresahkan tersebut, termasuk dari para pedagang soto yang merasa dirugikan.
Khristiana Dhewi menegaskan bahwa konten semacam ini sangat berbahaya karena tidak semua masyarakat paham dan bisa membedakan antara fiksi AI dan realita.
"Ini meresahkan pedagang Soto. Kalau ini ditelan mentah, pasti akan membuat mereka (wisatawan) nggak mau berkunjung ke Wonosobo. Perasaan ngeri juga cerita di video itu," tegasnya, Kamis (4/9/2025).
Pihak Diskominfo telah mengambil sejumlah langkah, termasuk berkoordinasi dengan Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), melapor ke Kementerian Kominfo, dan berencana menyurati pihak YouTube secara resmi untuk menurunkan konten tersebut.
Sebagai langkah pencegahan ke depan, Diskominfo akan menggelar pelatihan literasi digital untuk aparat desa dan komunitas agar lebih tanggap dalam mendeteksi hoaks. "Harapan saya masyarakat bijak bermedia sosial, tidak langsung telan mentah informasi apapun," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Bpost )
NASIB Polisi yang Viral Menolak Membantu Penjual Kopi yang Kehilangan Hape, Begini Kronologinya |
![]() |
---|
Kelakuan Bejat Kakek di Batam, Rudapaksa Gadis Disabilitas 12 kali, Korban Hamil dan Melahirkan |
![]() |
---|
7 Anak Korban Pelecehan Oknum Ustadz di Pangandaran, Modusnya Transfer Ilmu dengan Cara yang Aneh |
![]() |
---|
NASIB Abigail Limuria usai Bicarakan Gejolak Indonesia di Media Internasional |
![]() |
---|
Detik-detik Penyelamatan Moci, Kucing Anggora yang Hendak Disembelih, Pengakuan Pelaku bikin Geger |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.