Berita Viral

Inilah Fakta Soto Berbahan Daging Mayat Mahasiswi di Wonosobo, Sebut Warga Tak Sadar 2 Bulan

Media sosial digegerkan dengan sebuah video soto berbahan daging mayat mahasiswi di Wonoboso, Jawa Tengah.

Editor: Muhammad Ridho
Tangkapan Layar YouTube Cerita Pendek 365
VIDEO VIRAL - Foto tangkapan layar dari video YouTube yang diunggah akun bernama Cerita Pendek 365. Video tersebut viral bercerita tentang soto berbahan dasar mayat mahasiswi di Wonosobo. Video hoax tersebut membuat resah pedagang soto di Wonosobo. 

Salah satunya adalah Sumini, penjual soto sapi yang berjualan di Taman Ainun Habibie. Ia mengaku kaget saat mendengar kabar viral tersebut.

"Ya kaget ya, apalagi kita, maaf ini soto saya kan masuk roto legendaris ya, saya meneruskan almarhum bapak saya jualan, sampai sekarang. Baru tahu kemarin kabar itu.

Kaget ya, takutnya berimbas kepada pedagang-pedagang soto yang emang asli daging sapi ataupun daging ayam kan, itu pengaruh," ujarnya.

Meskipun belum berdampak secara langsung terhadap penjualan, Sumini tetap merasa khawatir akan persepsi masyarakat.

"Alhamdulillah belum berdampak. Setelah saya tahu kabar itu, terus saya sempat tanya ke pelanggan. 

Salah satu pelanggan yang memang pelanggan setia saya katanya, Alhamdulilah tidak mempercayainya.

Malah bilang ngga usah terlalu terbawa Bu, enggak apa-apa," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa bahan-bahan yang ia gunakan dijamin aman dan halal.

"Daging yang saya beli juga kan sudah dapat sertifikat halal juga," tegasnya.

Soto daging sapi buatan Sumini dijual dengan harga Rp15.000 untuk porsi biasa, dan Rp20.000 untuk porsi full daging. 

Dalam sehari, ia bisa menjual 25 sampai 35 porsi, dan meningkat hingga 100 porsi jika ada event akhir pekan. Ia juga menyebut beberapa pelanggan tetap dari kalangan pejabat.

"Harapannya ya semoga orang-orang nggak langsung percaya gitu aja, kasihan pedagang yang bener-bener jualan jujur," tandasnya.

Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Wonosobo, Astin Meiningsih, menyebut video tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan teknologi AI yang tidak beretika.

"Sebetulnya kalau kita ngomong soal perkembangan teknologi dulu ya, hari ini AI itu menjadi luar biasa. 

Bisa menjadi peluang, tetapi bisa menjadi petaka ya. Petakanya kalau kita belum paham tentang etika," ucapnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved