Berita Internasional

HEBOH Prancis Bersiap Hadapi Perang Besar Eropa 2026, Dokumen Bocor Ungkap Rencana Darurat Militer

Sebuah dokumen internal Kementerian Kesehatan Prancis yang bocor ke media lokal mengungkap langkah mengejutkan.

SHUTTERSTOCK/ CREATIVE LAB
Islamofobia dan rasis menggema di Prancis 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Eropa kembali berada di bawah bayang-bayang konflik besar.

Dalam hal ini Prancis tampaknya tidak ingin lengah.

Sebuah dokumen internal Kementerian Kesehatan Prancis yang bocor ke media lokal mengungkap langkah mengejutkan.

Pemerintah tengah mempersiapkan skenario keterlibatan dalam perang besar pada tahun 2026.

Dalam surat tertanggal 18 Juli 2025, rumah sakit di seluruh Prancis diminta bersiap memberikan dukungan medis untuk “keterlibatan militer besar-besaran” paling lambat Maret 2026.

Tak tanggung-tanggung, estimasi korban mencapai 10.000 hingga 50.000 tentara yang diperkirakan akan memerlukan perawatan intensif selama 10 hingga 180 hari.

Menteri Kesehatan Catherine Vautrin tidak membantah isi surat tersebut. Namun, ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari kesiapsiagaan nasional, serupa dengan persiapan menghadapi pandemi.

Sebelumnya, pemerintah Prancis juga merilis buku panduan bertahan hidup berisi instruksi menghadapi bencana alam, krisis kesehatan, dan perang.

Situasi keamanan Eropa terus memanas akibat perang Rusia–Ukraina dan pelanggaran wilayah udara oleh drone Rusia di Polandia dan Rumania.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Soroti Tambang Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Singgung Nama Prabowo

Baca juga: TEKA-TEKI Kematian Brigadir Esco: 50 Saksi Sudah Diperiksa, Termasuk Istrinya yang Juga Polwan

Beberapa negara, termasuk Prancis dan Belanda, telah mengirimkan jet tempur untuk menjaga wilayah udara Eropa.

Sementara itu, krisis politik di Prancis semakin dalam. Perdana Menteri Francois Bayrou resmi lengser setelah kalah dalam pemungutan suara mosi tidak percaya.

Presiden Emmanuel Macron kini dihadapkan pada tekanan untuk menunjuk PM baru di tengah ketegangan geopolitik dan ekonomi.

Di Inggris, demonstrasi besar-besaran menolak imigran asing berujung bentrok dengan aparat. Sebanyak 26 petugas terluka dan 26 pedemo ditangkap.

Di sisi lain, analisis dari peneliti Rusia Dmitry Trenin menyebut dunia telah memasuki fase perang global tersembunyi sejak 2014.

Ia menilai konflik saat ini mencakup sabotase ekonomi, agitasi sosial, dan destabilisasi internal, serta menyerukan mobilisasi nasional dan konsolidasi strategis Rusia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved