Beasiswa Pemali Boarding School, Katalisator Andal dalam Mencetak Generasi Unggul

Kemudian Anjani dkk (2024) dalam artikel bertajuk Pengaruh Lingkungan Boarding School dalam Membentuk Kemandirian Siswa Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua Kab. Bandung Barat yang terbit di jurnal.unpad.ac.id menemukan empat dampak positif terhadap siswa di boarding school. Pertama terkait kemandirian emosional dimana siswa belajar untuk mengendalikan emosi mereka sendiri dan tidak lagi bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosional. Lalu kemandirian ekonomi, artinya siswa dilatih sedini mungking untuk mengelola keuangan pribadi mereka, seperti uang saku dan belajar berhemat.

Ketiga kemandirian intelektual dimana para siswa ini menjadi lebih mandiri dalam menghadapi masalah dan belajar. Kemampuan berpikir kritis dan mencari solusi tanpa selalu mengandalkan bantuan orang lain berkembang cukup baik selama hidup berasarama. Terakhir kemandirian social yang artinya para siswa ini didorong untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain secara mandiri sehingga mereka mampu membangun hubungan sosial tanpa harus bergantung pada orang lain.

Kisah Lizulka dan dr Rosalin tadi barangkali dapat menggambarkan kesuksesan yang dirasakan para alumni Pemali Boarding School lainnya. Sebab, merujuk laporan tahunan PT Timah tahun 2024, alumni beasiswa yang dulu dikenal sebagai Kelas Unggulan SMA 1 Pemali ini sekarang sudah mencapai 886 orang.

Para alumni ini kini menggeluti beragam profesi. Mulai dari guru, dokter, dosen, polisi, karyawan BUMN hingga pekerja di perusahaan swasta. 

PT Timah dalam perjalanannya tidak hanya memberikan beasiswa penuh selama tiga tahun. Akan tetapi juga mendukung para siswa dalam mengembangkan potensi diri. Seperti membantu siswa-siswa dalam mengikuti kompetisi nasional. Teranyar adalah Fiola Febiona yang meraih juara Best Video dalam kompetisi bertajuk ASEAN Geography Smart Competition.

Adapun beasiswa ini sudah menggunakan dana kurang lebih Rp 3,9 Miliar dengan nilai Social Return on Investment (SROI) adalah 1,86. Artinya, program beasiswa PT Timah tersebut memberi dampak sosial yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan; setiap 1 rupiah yang diinvestasikan dalam program beasiswa menghasilkan manfaat sosial senilai 1,86 rupiah bagi masyarakat.

Program beasiswa PT Timah ini sudah seharusnya tetap dilanjutkan atau bahkan dikembangkan. Sebab, pemerintah melalui Kementerian PPN/Bappenas telah menetapkan salah satu target pada tahun 2030 di bidang pendidikan ialah semua anak laki-laki dan perempuan mampu menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara dan berkualitas.

Perlu Perhatian Lebih

Sejumlah wilayah operasional PT Timah masih bergulat dengan keterbatasan ekonomi. Salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, yang merupakan daerah termiskin di Provinsi Riau. 

Melansir data BPS tahun 2024, angka kemiskinan di daerah ini mencapai 23 persen; tiga kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang hanya 8,5 persen.

Oleh sebab itu, Bupati Kepulauan Meranti H. Asmar meminta PT Timah ikut membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka kemiskinan.

"Kepulauan Meranti memiliki berbagai sumber daya alam seperti timah, minyak, gas, dan sagu. Namun semua potensi ini belum mampu secara maksimal memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekomian masyarakat. Hal inilah yang kami minta kepada PT Timah agar turut memberikan kontribusi," ujar Asmar dalam siaran persnya.

Ia pun berharap agar realisasi CSR PT Timah memproritaskan peningkatan akses infrastruktur di wilayah Kepulauan Meranti.

Kepala Unit Produksi PT Timah Unit Kundur, Ari Wibowo, menegaskan komitmen perusahaannya untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui program tanggung jawab sosial (CSR). 

Ia menyebut, sebagai bagian dari perusahaan negara yang beroperasi di wilayah terdampak, kolaborasi dan keharmonisan dengan masyarakat dan pemerintah daerah adalah hal mutlak.