Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

2 Polisi yang Janjikan Bisa Bantu Masukkan Anak Korban Akpol Diperiksa, Kerugian Rp 2,6 M

Ia mengaku menjadi korban penipuan hingga merugi sebesar Rp 2,6 miliar setelah tergiur iming-iming kelulusan di Akpol.

TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.
MENUNJUKAN FOTO - Dwi Purwanto warga Pekalongan menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (mengenakan baju hitam) dua dari pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol, Dwi juga membawa map berwarna merah muda berisikan kronologi kejadian tersebut. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dua anggota kepolisian di Jawa Tengah tengah diperiksa Polda Jateng terkait dugaan kasus penipuan dan penggelapan bermodus janji bisa meloloskan calon taruna ke Akademi Kepolisian (Akpol).

Dalam kasus ini, total ada empat tersangka yang terlibat, dua di antaranya merupakan polisi aktif, sementara dua lainnya adalah warga sipil.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari laporan seorang warga Pekalongan bernama Dwi Purwanto.

Ia mengaku menjadi korban penipuan hingga merugi sebesar Rp 2,6 miliar setelah tergiur iming-iming kelulusan di Akpol.

Korban dijanjikan, anaknya bisa lolos seleksi Akpol melalui “kuota Kapolri”.

Oknum polisi berinisial Aipda F dan Bripka AUK yang berdinas di Polres Pekalongan itu berperan membujuk korban agar menyerahkan uang dalam beberapa kali transfer.

Keduanya melibatkan pelaku lainnya, yakni A dan J, yang mengaku dapat menjamin kelolosan anak korban.

“Polda Jateng secara tegas telah mengambil langkah terhadap kasus ini dengan penanganan dilakukan secara paralel, baik oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum maupun Bidpropam Polda Jawa Tengah,” tutur Artanto di markasnya, Kamis (23/10/2025).

Baca juga: Menyesal Tapi Saya Puas Pengakuan Windi yang Lukai Alat Vital Suami Orang di Semak-semak

Baca juga: Ridwan Kamil Terbukti Bukan Ayah Biologis Anak Lisa Mariana, Revelino Diminta Tes DNA

Dia menyebut status perkara telah meningkat menjadi penyidikan.

Lalu Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) mulai menyelidiki dugaan pelanggaran dua oknum tersebut.

“Bidpropam Polda Jawa Tengah telah memulai penyelidikan untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik profesi Polri. Kami pastikan penanganan kasus ini dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel,” bebernya.

Artanto menegaskan Polda Jateng tidak menoleransi anggota Polri yang menyalahgunakan jabatan demi kepentingan pribadi dan merusak citra institusi kepolisian.

Sementara pelaku terancam Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan.

“Ancaman hukuman masing-masing empat tahun penjara,” ujar Artanto.

Tak hanya itu, Polda juga akan menggelar sidang etik dengan mempedomani Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri.

Sementara itu, penyidik telah menyita Rp 600 juta uang hasil penipuan terhadap korban.

Kedua oknum polisi akan dikenai tindakan khusus setelah proses penyidikan berjalan.

Kemudian, dua pelaku lain yang merupakan warga sipil telah diketahui identitasnya oleh penyidik, termasuk peran masing-masing dalam meyakinkan korban untuk mentransfer uang.

“Sedang dilakukan pendalaman karena mereka juga bertemu dengan pelaku dan membujuk rayu itu supaya menyerahkan uang dan menjanjikan untuk kelulusan,” kata Artanto.

Lebih lanjut, Polda Jawa Tengah masih membuka peluang bagi masyarakat lain yang merasa menjadi korban untuk melapor.

Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak termakan bujuk rayu janji kelulusan dalam seleksi penerimaan anggota Polri.

“Tentunya akan kita cross-check terhadap masyarakat yang lain. Kalau ada yang laporan, akan kita lakukan pemeriksaan atau penyelidikan. Penerimaan anggota Polri adalah gratis dan dilaksanakan secara BETAH, yaitu bersih, transparan, akuntabel, dan humanis,” tuturnya.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved