Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Viral, Kakak Beradik di Kendal 28 Hari Tak Makan, Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibunya

Mereka terbaring lemas saat dikunjungi Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari di Rumah Sakit Muhammadiyah Boja

Editor: Muhammad Ridho
KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN
KAKAK BERADIK KELAPARAN - Putri Setya Gita Pratiwi, dirawat di RS Muhammadiyah Boja Kendal. Putri dan saudaranya ditemukan lemas di samping jenazah ibunya setelah tak makan 28 hari. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Warga Kendal Jawa Tengah digemparkan oleh penemuan kakak beradik dalam kondisi lemas, sudah 28 hari tak makan.

Mereka tak berdaya di samping jenazah ibunya.

Keduanya adalah Putri Setya Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (19).

Mereka terbaring lemas saat dikunjungi Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari di Rumah Sakit Muhammadiyah Boja, Senin (3/11/2025).

Intan hanya memandang sayu tanpa mampu berkomunikasi, sementara Putri sesekali menjawab pelan pertanyaan bupati.

Melansir dari Kompas.com, keduanya merupakan warga Dusun Songopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah yang ditemukan setelah berhari-hari menunggui jenazah ibu mereka, Setyaningsih (51), tanpa memberi tahu tetangga dan tanpa makan, hanya bertahan dengan minum air putih.

Baca juga: Foto di Pinterest Viral, Ini Profil Sabrina Alatas, Wanita yang Dikaitkan dengan Hamish Daud

Putri mengaku mulai tidak makan sejak 4 Oktober 2025 ketika ibunya jatuh sakit.

Setyaningsih lantas meninggal pada 13 Oktober 2025 dan sempat berpesan agar tidak merepotkan tetangga.

“Ibu tidak ingin merepotkan tetangga. Pesan itu, kami pegang. Saya dan adik, tidak memberi tahu tetangga,” kata Putri.

Setelah ibunya meninggal, Putri menutup rapat rumah.

Ia dan adiknya tidak keluar membeli makanan dan hanya minum air sumur yang direbus.

Pada Sabtu (1/11/2025), tetangga mendobrak pintu rumah setelah mencium bau tidak sedap.

Pada hari itu, sudah 28 hari kakak beradik tersebut tidak makan apapun dan hanya mengonsumsi air putih.

“Setelah itu, kami dibawa ke rumah sakit. Saya tidak tahu selanjutnya,” ujar Putri.

Putri bercerita, keluarga pindah dari Semarang ke Boja pada 2019 setelah ayahnya meninggal pada 2017.

Mereka hidup dari uang pesangon ayah yang dulu bekerja di perkebunan sawit di Kalimantan.

Dokter RS Muhammadiyah Boja, Arfa Bima F, mengatakan kondisi Putri dan Intan perlahan membaik setelah masuk dalam keadaan sangat lemah.

“Kedua pasien lemas. Tapi hasil dari pemeriksaan, untuk gula normal. Namun kondisinya lemes, dehidrasi,” ujar Arfa.

Secara psikis, keduanya masih menunjukkan gangguan dan jawaban yang berubah-ubah.

Karena tidak tersedia psikiater di RS tersebut, keduanya akan dikonsultasikan ke psikiater RS Muhammadiyah lainnya.

“Perkembangan sudah ada perbaikan… Psikisnya masih diawasi,” lanjutnya.

Kepala Desa Bebengan, Wastoni, menyebut keluarga tersebut tergolong mampu dan dikenal aktif di masyarakat.

Tetangga mulai curiga setelah mencium bau menyengat dan melihat banyak lalat di jendela rumah.

“Pintunya dikunci dan diganjal dengan kursi,” ujar Wastoni.

Tetangga kemudian memandikan jenazah, mengurus pemakaman, sementara kedua anak dibawa ke rumah sakit.

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari (Mbak Tika), menyebut Putri dan Intan sebagai anak berbakti yang memegang pesan ibunya hingga akhir.

“Sampai ibunya meninggal, mereka tungguin karena tidak mau merepotkan tetangga,” ujarnya.

Ia telah memerintahkan Dinas Sosial Kendal untuk menangani keduanya, termasuk memberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri.

“Nanti akan dititipkan ke Panti Margi Utomo… Di situ akan diberi keterampilan kerja,” kata Mbak Tika.

Setelah pelatihan, Pemkab akan memberi peralatan kerja agar mereka bisa bekerja dari rumah.

Mbak Tika juga berpesan agar setelah pulih, keduanya mau berinteraksi dan meminta bantuan tetangga jika mengalami kesulitan. Biaya perawatan keduanya ditanggung BPJS yang kini telah diaktifkan kembali.

“Semoga nanti bisa lebih baik,” ujarnya.

Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Kelaparan

Melansir pada laman HaloDoc, pada delapan jam pertama, tubuh akan masih mencerna makanan terakhir.

Tubuh akan terus mencerna seolah-olah akan mendapatkan asupan makan lagi dengan menggunakan karbohidrat yang tersimpan sebagai energi.

Otak pun akan menggunakan sekitar 25 persen glukosa yang berada dalam tubuh untuk otot dan sel darah merah.

Kemudian, glukosa akan habis setelah delapan jam tanpa makanan.

Untuk menggantikannya, tubuh akan menggunakan lemak dengan memecahnya dalam bentuk asam lemak untuk menjadi energi.

Tubuh akan membuat keton sebagai produk sampingan dari metabolisme lemak saat menggunakan lemak untuk energi.

Para ahli menyebut proses ini sebagai ketosis.

Tubuh akan terus menggunakan lemak yang tersimpan untuk menghasilkan energi sepanjang 24 jam tanpa makan.

Jika tubuh tidak juga mendapatkan makanan lebih dari 24 jam, tubuh akan mulai mengubah protein menjadi energi.

Sayangnya, beberapa organ tidak dapat bekerja dengan baik meskipun menerima energi dari asam lemak maupun protein.

Organ seperti otak hanya bisa menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Akibatnya, fungsi otak akan mengalami gangguan. 

Dampak Negatif pada Tubuh saat Kelaparan Panjang

Banyak orang yang masih menyepelekan kondisi lapar dengan menunda makan dan menahan lapar.

Tidak sedikit juga, orang yang menyalahgunakan diet dengan tidak makan sama sekali sehingga malah berdampak negatif pada kesehatan tubuh.

Padahal, rasa lapar adalah cara tubuh memberitahu bahwa tubuh membutuhkan energi agar dapat berfungsi dengan baik.

Berikut beberapa dampak negatif tubuh saat kelaparan:

1. Malnutrisi

Efek paling nyata yang muncul adalah tubuh akan mengidap malnutrisi atau kekurangan gizi. Selain membuat tubuh tampak kurus, hal ini juga mengakibatkan sejumlah masalah kesehatan tambahan. Salah satunya adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dan masalah imunologis akibat kekurangan vitamin C.

2. Masalah Metabolisme

Kelaparan juga dapat memengaruhi masalah metabolisme tubuh. Jika kamu memiliki jadwal makan yang tidak menentu, ini bisa memengaruhi ritme sirkadian yang menyebabkan berbagai masalah pada metabolisme tubuh. Masalah ini termasuk kenaikan berat badan, masalah imunologi, dan masalah kesehatan lainnya.

3. Risiko Terkena Penyakit Kronis

Terdapat hubungan antara kelaparan dan penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Potensi risiko penyakit ini bisa meningkat jika kamu juga menjalani gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi kafein dan alkohol secara berlebihan, merokok, begadang, dan tidak berolahraga. Hidup sehat ini berarti memiliki pola makan yang teratur dan menjalani gaya hidup yang sehat.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved