Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Mapolda Jateng Digeruduk, Polisi Didesak Usut Tuntas Kasus Tewasnya Dosen Untag Semarang

Buntut tewasnya sang dosen, ratusan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945  (Untag) Semarang menggeruduk Markas Polda Jawa Tengah.

Editor: Muhammad Ridho
(TIKTOK/dididwi6)
DOSEN TEWAS DI HOTEL- Tangkap layar ucapan belasungkawa DLL (35), seorang dosen Universitas 17 Agustus Semarang (Untag) ditemukan tewas di sebuah hotel, dikenal pendiam dan merantau usai orang tua meninggal 

Kejanggalan berikutnya, kata Frans, berupa dugaan ada sejumlah barang pribadi korban yang hilang. Mahasiswa takut barang bukti tersebut sengaja dihilangkan dari kasus ini.

Terlebih, ada jeda waktu sangat lama saat korban ditemukan meninggal hingga proses pelaporan ke pihak kampus dan keluarga korban.

"Kejanggalan-kejanggalan itulah yang coba kami tanyakan ke polisi, kami harap ada titik temu dari proses penyelidikan yang sedang dilakukan polisi," paparnya.

Ia menyebut, mahasiswa akan memantau polisi dalam penanganan kasus kematian dosennya. "Misal polisi abai, nanti kami akan melakukan aksi kembali," terangnya.

Kasus Diambil Alih Polda

Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, penyelidikan kasus kematian dosen Untag ditarik ke  Polda Jateng.

Sejauh ini, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk penjaga hotel. 

"Kalau keluarga belum ya, masih diagendakan," katanya selepas audiensi dengan mahasiswa Untag.

Ia menyebut, kasus ini diambil alih supaya cepat terkuak kasus Kematian dosen Untag terdapat tindakan pidana atau sebaliknya.

"Kasus sedang penyelidikan dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk mengetahui kasus ini ada unsur pidana atau tidak," bebernya.

AKBP B yang merupakan perwira menengah yang menjabat sebagai kepala Subdirektorat di Direktorat Samapta Polda Jateng ini juga masih dilakukan pemeriksaan.

Menurut Dwi, AKBP B sempat mengakui ada beberapa kali kesempatan bersama dengan korban. "Kami masih mendalami sebenarnya hubungan mereka seperti apa," ujarnya.

Di sisi lain, terkait kejanggalan-kejanggalan yang disampaikan mahasiswa seperti korban meninggal dunia dalam kondisi telanjang, barang pribadi korban seperti handphone dikabarkan hilang, dan jeda waktu pelaporan peristiwa kematian korban, hal itu masih didalami oleh penyidik.

"Ya kami sedang bekerja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Namun, untuk penyebab kematian korban kami tidak bisa berspekulasi, nanti menunggu hasil autopsi," ujarnya.

Terkait fakta korban dan AKBP B masuk dalam satu kartu keluarga (KK), Dwi mengaku baru mengetahuinya. "Kami baru tahu dari mahasiswa, nanti kami dalami," jelasnya.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, AKBP B saat ini masih menjalani pemeriksaan di Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved