Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wakapolri Blak-Blakan: Bongkar Kenapa Banyak Polisi Berkinerja Buruk

ada 36 dari 440 Kapolres yang juga terindikasi under performance, dan hal ini menjadi catatan penting bagi Polri untuk segera melakukan perbaikan.

Dokumentasi Polri
SANTRI DAN HAFIZ AL QURAN: Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo menjelaskan penerimaan anggota Polisi akan diprioritaskan dari kalangan santri dan hafiz al quran. 
Ringkasan Berita:
  • Ia pun menegaskan bahwa terdapat satu faktor utama yang menjadi akar persoalan menurunnya performa para Kapolsek tersebut.
  • Komjen Dedi mengindikasikan bahwa perwira lulusan jalur ini menjadi faktor dominan dalam rendahnya performa di tingkat Kapolsek.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI.

Dalam forum tersebut, ia mengungkap fakta yang tak disangka: sebagian besar Kapolsek di Indonesia dinilai memiliki kinerja yang tidak memuaskan.

Apa yang memicu hal ini? Mengapa kebutuhan akan reformasi internal Polri semakin mendesak?

Pada RDP yang digelar Selasa (18/11/2025), Komjen Dedi menyampaikan hasil evaluasi internal Polri yang menunjukkan bahwa mayoritas Kapolsek berada pada kategori kinerja rendah (underperform).

Ia pun menegaskan bahwa terdapat satu faktor utama yang menjadi akar persoalan menurunnya performa para Kapolsek tersebut.

Penyebab Utama Kinerja Kapolsek Menurun

Komjen Dedi Prasetyo secara spesifik menyoroti tingkat Kapolsek, di mana 67?ri 4.340 Kapolsek dinilai under performance.

Menurutnya, penyebab utama di balik angka yang mengkhawatirkan ini adalah latar belakang pendidikan mayoritas perwira yang mengisi jabatan tersebut.

"Kenapa under performance? Hampir 50 persen Kapolsek kami itu diisi oleh perwira-perwira lulusan PAG," sambung Dedi.

Baca juga: Jemput Saya, Tolong Saya Sudah Tidak Kuat Lagi Jatuh di Gunung Misteri Status WA Pencari Burung

Baca juga: AKBP B Bukan Keluarga Dosen Untag yang Tewas di Hotel, Tapi Satu KK, Keluarga: Dwi Masih Lajang

PAG yang dimaksud adalah singkatan dari Pendidikan Alih Golongan program yang digunakan untuk kenaikan pangkat anggota Polri dari Bintara ke Perwira.

Komjen Dedi mengindikasikan bahwa perwira lulusan jalur ini menjadi faktor dominan dalam rendahnya performa di tingkat Kapolsek.

Selain Kapolsek, Komjen Dedi juga mencatat bahwa ada 36 dari 440 Kapolres yang juga terindikasi under performance, dan hal ini menjadi catatan penting bagi Polri untuk segera melakukan perbaikan.

Tujuan Utama Reformasi Polri

  • Tujuan reformasi Polri adalah untuk menciptakan institusi kepolisian yang profesional, modern, dan terpercaya, serta melayani masyarakat dengan adil dan humanis. 
  • Reformasi ini mencakup pembenahan budaya, penegakan hukum yang profesional tanpa pandang bulu, penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta memastikan Polri tidak menjadi alat kekuasaan.

Profesionalitas dan independensi:

  • Mewujudkan kepolisian yang profesional, modern, dan terpercaya.
  • Memastikan penegakan hukum yang adil dan tidak diskriminatif, serta menempatkan semua orang setara di hadapan hukum (equality before the law).
  • Mengurangi pengaruh politik dalam tugas kepolisian agar tidak menjadi alat kekuasaan.

Pelayanan dan perlindungan masyarakat:

  • Mengembalikan peran Polri sebagai pengayom dan pelayan masyarakat sejati.
  • Menekankan pendekatan humanis dan profesional dalam setiap tugas, serta mengakhiri budaya kekerasan dalam penanganan masyarakat.
  • Menjamin rasa aman bagi warga negara melalui tindakan yang profesional dan bertanggung jawab.

Akuntabilitas dan reformasi internal:

  • Meningkatkan akuntabilitas setiap tindakan anggota kepolisian.
  • Mengkaji ulang kedudukan, ruang lingkup tugas, dan kewenangan Polri.
  • Memperbaiki proses pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai yang lebih baik pada anggota Polri. 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved